10. Pwinci

76.4K 5.2K 110
                                    

"By, Bunda sama Ayah kamu mana, kok gak keliatan dari tadi?"

Sesampai nya di dapur, Ia berdiri di belakang Laura, sesekali celingukan kesana kemari, karena Ia sama sekali tak melihat orang lain selain Laura dan Bi Ijen di rumah ini. Terasa sangat sepi dan hening.

"Mamah sama Papah lagi di luar kota," balas Laura santai.

"Lohh, kamu sendiri di sini?"

"Iya."

"Pulang nya kapan?"

"3 bulan sekali, kalau gak sibuk."

Kening Prince mengerut, Ia tak menyangka jika kedua orang tua Laura ternyata sering berada di luar kota, Ia kira Laura tinggal bersama Mamah nya, ternyata tidak. Sepertinya, orang tua Laura, tipe-tipe yang gila kerja, pikir nya.

"Jadi kamu suka sendiri di sini?"

"Sama Bi Ijen."

Meskipun terkejut mendengar penuturan Laura, tapi tak ayal senyum nakal tersungging di wajah tampan nya, sepertinya Ia memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk berduaan dengan Laura.

"Maaf ya by," Ujar Prince merasa tak enak karena membahas orang tua Laura yang sering melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.

"Stop panggil aku by, emang aku pembantu kamu?" ujar Laura dengan nada tidak santai.

"Ihh aku panggil Baby ya, bukan bibi," elak Prince.

"Sama aja kedengeran nya."

"Jadi panggil apa dong?"

"Biasa aja."

"Oke deh."

Sedang asik membuat nasi goreng, Laura dikejutkan dengan pelukan seseorang di perutnya, ditambah suara bisikan dengan suara berat yang tiba-tiba masuk indra pendengarannya.

Berbeda dengan Prince, Ia malah terkekeh berhasil membuat Laura terkejut.

"Bisa kan gak ngagetin?" ketus Laura.

"Maaf, sayang."

Laura ingin menoleh, tapi tidak bisa, karena Prince menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Laura, tak lupa cowok itu mengeratkan pelukannya pada perut Laura.

Pipi nya tiba-tiba terasa panas, entah karena mendapat pelukan dari Prince, atau karena di panggil sayang. Prince selalu berhasil membuat Laura salah tingkah.

"Prince, aku lagi masak," ujar Laura melembut.

"Aku tau," balas Prince acuh.

"Lepas dulu," titah Laura.

"Gak mau."

Helaan nafas keluar dari bibir tebal Laura. Prince sedang mode manja, dan Laura sudah mulai terbiasa dengan itu, tapi sekarang Ia sedang memasak, merasa terganggu dengan pelukan Prince, yang membuatnya tak bisa bergerak dengan leluasa.

Tapi, Prince adalah Prince. Cowok keras kepala yang selalu melakukan semaunya, dan jangan lupakan sangat manja jika bersama dengan Laura.

Akhirnya, Laura membiarkan Prince memeluknya, membuat Prince ikut bergerak kesana-kemari, saat Laura bergerak.

"Laper gak?" tanya Laura.

"Banget," balas Prince manja.

Prince mendusel-dusel wajahnya ke rambut Laura yang panjang, Ia merasa geli di wajahnya, tapi menyukainya, ada sensasi sendiri saat Ia bermain dengan rambut Laura, yang sudah menjadi favoritnya.

"Yaudah duduk ya, sebentar lagi selesai," bujuk Laura dengan nada sangat lembut.

"Nanti dulu, masih mau main sama rambut kamu," balas Prince.

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang