48. ☺️

30.6K 2.1K 52
                                    

Selepas Brama dan Sheva pulang, Prince tetap berada di kamar Laura dengan alasan menemani gadis tersebut agar tidak kesepian, dikarenakan hari ini libur sekolah, padahal hanya alasan Prince saja agar tetap berdekatan dengan Laura.

Laura berjalan keluar dari kamar mandi menggunakan baju santai, Ia terlihat segar sehabis mandi, rambutnya pun masih basah karena keramas. Laura melirik ke arah Prince yang sedang berdiri di depan jendela seraya menatap taman di bawah, sepertinya karena bosan menunggu Laura mandi.

Perlahan Laura berjalan mendekati Prince, lalu memeluk Prince dari belakang tanpa aba-aba, membuat Prince terlonjak kaget.

"Aku denger kamu kesini semalem?" tanya Laura.

Prince menghela nafas pelan seraya mengelus dada menetralkan rasa kaget nya. Tapi tak lama dari itu, seutas senyum hadir di wajah Prince menyadari ada sepasang tangan melingkar di perut.

"Tumben peluk," salting Prince.

Tak biasanya Laura memeluk dirinya duluan, biasahya Prince lah yang akan membujuk Laura agar gadis itu mau memeluk dirinya.

"Aku nanya lohh," ujar Laura karena Prince tak membalas.

Prince melepaskan tangan Laura yang memeluk perut nya, lalu memutar tubuh menghadap Laura, tak lupa kembali melingkarkan kedua tangan Laura ke tubuh nya.

Sorot mata Prince menatap Laura kesenangan, bahkan saat ini kedua matanya sudah membentuk bulan sabit, dengan pipi yang menonjol tersenyum cerah, membuat Laura gemas.

Karen tidak di jawab, alhasil Laura menengadahkan wajahnya menatap Prince yang tinggi, perlahan Laura memajukan bibirnya sedikit.

"Kiss," titah Laura.

"Hah?" kaget Prince.

"Kiss Prince," ulang Laura penuh penekanan.

Bibir Laura semakin maju, Ia ingin Prince mencium nya, entah setan apa yang merasuki Laura, yang pasti Laura sekarang ingin berdekatan dengan Prince, tapi Prince malah bengong dengan mulut sedikit terbuka.

"Yaudah kalau gak mau," rajuk Laura.

Tak melihat pergerakan Prince, alhasil Laura membiasakan lagi bibirnya, lalu melepaskan pelukan tangannya dari perut Prince.

Laura memutar tubuh membelakangi Prince, lalu berjalan menjauh, tapi belum juga dua langkah, Prince mencekal tangan Laura, menarik gadis itu sampai Laura kembali menghadap Prince.

Perlahan, Prince kembali melingkarkan tangan Laura ke pinggang nya, lalu Ia memeluk pinggang Laura membawa gadis itu mendekat.

"Coba bilang lagi mau apa," desak Prince dengan wajah serius.

"Apa?"

"Lau cepet bilang lagi."

"Apa sih?"

Diam-diam Laura tersenyum dalam hati melihat wajah serius sekaligus kesal Prince, lihatlah kedua alis Prince mengerung lucu, seperti anak kecil yang kehilangan mainan nya.

"Lau ihhh," rengek Prince.

Sungguh, Prince ingin mendengar perkataan Laura lagi, Ia sangat senang menyadari jika Laura ingin dicium olehnya, bahkan tadi Prince sempat melongo saking terkejut.

Saat ini keadaan jantung Prince sedang tidak baik-baik saja, jantung nya berdetak 3 kali lebih cepat dari biasanya, bahkan Prince sampai merasa lemas.

Cup. Tanpa bicara, Laura meremas baju yang dikenakan Prince sebagai pegangan, lalu berjinjit berusaha menyesuaikan tingginya dengan Prince yang memiliki tubuh panjang, kemudian Laura menempelkan bibirnya pada bibir Prince seperkian detik, sangat singkat.

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang