15. Menghilang

60K 4K 35
                                    

"Laura mana?"

"Gak tau Kak, tadi Laura main pergi aja, gak bilang mau kemana."

"Shit!"

Prince menggeram marah, Ia mengepalkan kedua tangan nya, sorot mata nya menajam mendengar penuturan Caca. Sudah terhitung 10 menit, Prince mencari keberadaan Laura, tapi batang hidung gadis itu tak terlihat juga.

Caca meringis pelan, ini sudah kedua kali nya Prince menanyakan Laura hari ini, karena sahabat nya itu tiba-tiba menghilang.

"Telpon lah bos," celetuk Gino.

Dari tadi, Gino dan Cleo memang mengikuti Prince mencari Laura, mereka pun tak tinggal diam, mencari ke seluruh penjuru sekolah.

Ini sudah masuk jam istirahat, makanya Prince mencari Laura.

"Gak diangkat goblok!" sentak Prince kasar.

Tubuh Gino tersentak, Ia yang sedang jongkok di pinggiran koridor menatap Prince dengan kedua mata membola, tak lupa tangan nya mengusap dada nya, terkejut. Padahal Ia sudah terbiasa mendapat perkataan pedas dan kasar dari Prince, tapi tetap saja Ia terkejut, apalagi Ia sedang berjongkok santai, sambil nyemil pilus garuda.

"Santuy atuh bos."

"Lo sih, kalau hp Laura aktif, udah dari tadi kita nemuin Laura," dengus Cleo seraya menyenggol Gino menggunakan kaki nya.

"Apa sih? gue kan cuma menyarankan sesuatu yang bisa mempermudah pencarian Bu bos," ujar Gino kesal.

"Bahasa Lo!" sindir Cleo.

Kedua bola mata Cleo memutar malas, Gino itu sebenarnya anak alay, jika saja mereka tidak di persatu kan dalam sebuah ikatan persahabatan, maka Cleo tidak akan pernah mau berteman dengan Gino.

"Bacot!" sentak Prince.

Tubuh Prince memutar ke arah Cleo dan Gino, Ia menatap mereka berdua sinis, membuat kedua nya terdiam tak berkutik.

Refleks, Cleo ikut berjongkok di sebelah Gino. Nyali nya menciut melihat amarah yang tercetak jelas di wajah Prince.

"Salah kita apa anjir," bisik Gino.

"Eitss, ralat, salah lo apa," sanggah Cleo ikut berbisik.

"Babi ya lo."

Tanpa perasaan Gino menjitak kepala Cleo, karena kesal dengan Cleo yang selalu saja berhasil membuat emosi nya mendidih.

"Mau kemana lo?" tanya Prince dingin.

Saat Prince kembali memusatkan perhatian nya kepada Caca, gadis itu sedang mengendap-ngendap ingin masuk ke dalam kelas kembali, sontak Prince pun menyergit dengan wajah datar.

"Hah? apa Kak?" kaget Caca.

Langkah Caca terhenti, Ia memutar tubuh nya menghadap Prince, menggaruk kepala nya yang tidak terasa gatal sama sekali, lalu menyengir memperlihatkan deretan gigi nya yang rapi.

"Urusan lo sama gue belum selesai."

"Hah? urusan apa?"

Caca kembali di buat terkejut, perasaan Ia sama sekali tidak punya urusan dengan Prince. Selama sekolah di sini pun, Caca selalu sebisa mungkin menghindari Prince.

"Lo temen nya La-"

"Sahabat nya Kak," ralat Caca cepat.

Ucapan Prince terpotong, refleks Ia memelototkan kedua mata nya menatap Caca, membuat gadis itu menepuk bibir nya lumayan keras dengan tangan nya sendiri.

Mampus, batin Caca.

"Hehehe, sorry Kak, silakan lanjutin," cengenges Caca.

"Lo beneran gak tau dimana Laura? lo sahabat nya, mestinya lo tau," ujar Prince mengabaikan keanehan dalam diri Caca karena yang penting sekarang adalah Laura.

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang