36. Pengecut

29.8K 1.9K 42
                                    

"Maafin gue Ra, gue terpaksa lakuin ini."

"Brengsek lo Delon, gue udah percaya sama lo, tapi lo malah bikin gue kayak gini."

Mata Delon menyorot Laura sedih, kedua tangan nya saling meremas menyesal di depan perut nya, saat ini Ia sedang berdiri di hadapan Laura yang terikat di sebuah kursi di tengah ruangan luas di dalam gudang tak terpakai.

Dengan keadaan Laura yang sudah acak-acakan, rambut kusut, wajah masam dengan beberapa luka ringan, dan baju yang lusuh.

"Lo taukan, gue terpaksa lakuin ini, gue sama sekali gak bermaksud khianatin lo atau pun Prince," ucap Delon pelan.

"Bullshit, nyatanya lo udah khianatin gue sama Prince," decih Laura.

Laura meludah ke samping nya, air liur yang hinggap di lantai berdebu itu menyatu dengan darah yang berasal dari sudut bibir nya yang terluka.

Delon menghela nafas pelan, tak ingin semakin merasa bersalah dengan melihat keadaan Laura yang menyedihkan, Delon memutuskan pergi dari sana, meninggalkan Laura dalam kegelapan malam.

"Prince...." lirih Laura.

Kepala Laura menengadah ke atas, menatap bulan penuh yang sangat cerah di balik atap yang berlubang, berharap akan ada seseorang yang membawa nya pergi dari gudang tak berpenghuni tersebut.

Ringisan sesekali keluar dari bibir Laura, merasakan sudut bibir nya yang berdenyut, belum lagi kepala nya yang pening, karena Laura tak makan seharian ini, minum pun tidak sama sekali.

Laura sangat menyesal mempercayai Delon.

Pukul 4 subuh tadi, tiba-tiba Delon datang ke rumah nya, menekan bel dengan tergesa-gesa seakan ada hal yang sangat penting yang harus Laura tau.

Akhirnya Laura pun bangun dan membuka pintu, Delon mengatakan jika Prince kecelakaan, dan sedang di operasi di rumah sakit, saat itu jantung Laura langsung berdetak cepat, bahkan air mata nya turun begitu saja tanpa di minta.

Tanpa pikir panjang dan mencek ponsel nya, Laura memutuskan ikut bersama Delon, karena saat beberapa hari lalu, Laura melihat Delon ada di Basecamp tempat anak-anak Malvoska berkumpul, jadi Ia pikir Delon memang termasuk sahabat Prince, dan Laura bisa mempercayainya.

Laura pun ikut bersama Delon, sebelum nya ada Bi Ijen yang ikut keluar, dan Laura hanya mengatakan jika ada hal penting yang harus Laura urus, membuat Bi Ijen tak dapat melarangnya pergi di pagi buta seperti itu.

"Delon brengsek," gumam Laura penuh benci.

Ceklek.....

Tak lama dari kepergian Delon, tiba-tiba pintu kembali terbuka, menampilkan dua sosok yang mampu membuat kedua mata Laura membulat sempurna.

Bahkan rasa sakit di tubuh nya tiba-tiba tak terasa menyadari siapa yang sekarang berdiri di hadapan nya.

"Rigel? Pedro?" gumam Laura tak percaya.

"Hello cantik," sapa Rigel.

Laura menatap Delon yang kembali masuk ke dalam, dan berdiri di belakang Rigel dan Pedro dengan tatapan tak percaya, ternyata Delon menculik nya atas perintah Rigel dan Pedro. Seharusnya Laura sudah menebaknya dari tadi.

"Sorry," ucap Delon tanpa suara.

Melihat itu, Laura memejamkan kedua mata nya berusaha menahan rasa sakit yang menghantam dada nya, ternyata Delon sudah menyerahkan Laura ke orang yang paling Laura tak sukai.

"Wahh wahhh, lo emang cantik  Laura, bahkan saat wajah lo luka dan kotor kayak gini, pantes aja si Prince tergila-gila," kekeh Pedro.

Pedro duduk di sebuah meja yang ada di depan Laura, menatap Laura dengan tatapan penuh kagum, karena jujur di matanya Laura adalah gadis yang cantik dan menarik.

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang