33. Badmood

37.1K 2.3K 43
                                    

Seragam tak dikancingkan dan menggunakan kaos hitam sebagai dalaman, rambut tebal yang terkesan acak-acakan, sepatu warna merah, tas hitam dipunggung, dan motor sport hitam pekat, itulah yang sedang Laura lihat sekarang.

Di depan sana, ada Prince yang sudah datang untuk menjemput nya ke sekolah, Laura menatap Prince, lalu menggelengkan kepala nya pelan, Prince sangat mencerminkan visual anak nakal.

"Pagiii," sapa Prince.

"Pagi."

Kening Prince mengerut heran, pagi ini wajah Laura terlihat masam tidak seperti biasanya.

"Kenapa cemberut?" tanya Prince.

"Gapapa," balas Laura singkat.

Dengan wajah masam, Laura mendekati Prince, lalu berdiri di hadapan Prince yang sedang duduk di atas motornya masih menggunakan helm.

"Papah sama Mamah kamu udah berangkat lagi?" tebak Prince.

"Hmm."

Hanya deheman yang didapat Prince, rahang Prince mengeras kesal, jika saja yang sudah membuat wajah cantik Laura cemberut bukan orang tua nya, sudah Prince hajar mereka.

Menyadari perubahan raut wajah Prince, Laura segera tersenyum ceria, Ia lalu meraih helm yang sering Ia pakai saat berkendara dengan Prince, memakai nya.

"Ayo berangkat," seru Laura ceria.

Tanpa meminta persetujuan Prince, Laura langsung naik ke atas motor, tak lupa melingkarkan kedua tangan nya ke perut Prince yang kekar.

Prince berdecak kesal, Ia tidak bodoh dan buta untuk melihat wajah Laura yang pura-pura bahagia, Prince tau betul, jauh di dalam lubuk hati Laura, pasti gadis itu sedang sedih.

"Ayo jalan," titah Laura.

"Prince?"

"Ihhh, kenapa diem aja?"

Tidak mendapat balasan sama sekali, Laura sedikit maju ke depan, membuat helm mereka beberapa kali terantuk.

"Prince, ay-"

"Aku gak suka!"

"Hah?"

Belum juga Laura menyelesaikan ucapan nya, Prince sudah memotong nya, alis Laura menyergit mendengar perkataan Prince, merasa tak mengerti.

"Maksud nya?" tanya Laura.

"Aku gak suka kalau kamu pura-pura seneng kayak gitu, apalagi senyum palsu kamu."

Deg. Entah kenapa, hati Laura seketika merasa terhantam sesuatu yang keras, bibir nya yang awalnya melengkung ke atas membentuk senyuman seketika melengkung ke bawah, sorot mata ceria nya pun berubah jadi sayu, membuat Laura tampak sedih dan tak bersemangat.

"Kita berangkat," ujar Prince.

Laura mengeratkan pelukan nya pada perut Prince saat motor yang dikendarai oleh Prince mulai melaju, membelah jalan raya yang sudah lumayan ramai.

Sekejap, Laura memejamkan kedua mata nya, sepertinya suasana hati dirinya tidak bisa disembunyikan, terbukti dengan Prince yang langsung tau jika Laura sedang sedih.

Prince [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang