BRAKKK.....
Tiba-tiba, suara dobrakan pintu berhasil mengambil alih atensi mereka berdua, refleks, Pedro menoleh ke belakang dengan tangan yang masih menjambak Laura.
"Prince?"
Helaan nafas lega keluar dari bibir Laura, matanya yang semula berusaha tetap terjaga, berubah terpejam sebentar, meloloskan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata, merasa lega dan aman saat manik indahnya menangkap sosok cowok yang selama ini Ia tunggu.
Berbeda dengan Pedro, Ia membulatkan kedua matanya terkejut, otomatis tangan nya yang menjambak rambut Laura terlepas, Ia melirik ke arah jam tangan di tangan kirinya, ini masih pukul 8 malam, tapi Prince sudah datang.
Pedro menelan saliva nya susah payah, Ia terlalu menganggap remeh seorang Prince. Seharusnya Ia tau, jika Prince tak akan mengindahkan ancaman nya. Padahal Ia sudah mengirim pesan, jika Prince datang sebelum jam 12 malam, Ia akan menyakiti Laura.
"Lepasin Laura!" desis Prince.
Di ambang pintu yang sudah mulai keropos, Prince berdiri dengan rahang mengeras, mata merah melotot tajam, kedua tangan mengepal, bahkan giginya bergemelatuk menahan amarah, melihat Laura yang sedang di ikat di sebuah kursi.
Rasa marah dan menyesal menyatu jadi satu, dilain sisi Ia marah akan Pedro dan antek-antek nya yang sudah berbuat kelewatan, tapi di sisi lain, Prince menyesal karena akibat dirinya Laura jadi incaran musuh nya.
Pedro berdehem kecil, menetralkan rasa terkejut nya, Refleks Ia menegakkan punggung nya yang sempat bungkuk, lalu menaikkan dagu angkuh, seolah menantang Prince. Tentu saja Pedro tak ingin terlihat takut.
Hal itu pun berhasil membuat amarah Prince semakin meningkat. Ia muak melihat wajah so Pedro.
Tak membuang waktu lagi, Prince melangkahkan kedua kakinya mendekati Pedro dan Laura, tapi sayang, baru tiga langkah Pedro langsung melayangkan ancaman, membuat Prince berhenti.
"Kalau lo maju satu langkah lagi, gue bakal tusuk dia."
Hening.
Suasana semakin tegang saat Pedro mengeluarkan pisau lipat yang Ia simpan di saku celana nya.
Sorot tajam milik Prince berubah haluan pada pisau tersebut, rahang nya semakin mengeras dengan kedua tangan terkepal kuat, berani-berani nya Pedro mengancam akan menyakiti Laura.
Sekejap Prince melirik ke arah Laura yang terkejut akan ancaman Pedro, Ia menatap Laura seolah menyuruh Laura agar percaya kepada, gadis itu pun hanya menelan ludah nya susah payah.
"Gue gak peduli," kekeh Prince berusaha tenang.
Tanpa rasa takut, Prince kembali melangkah maju, tapi dengan langkah yang terkesan hati-hati, membuat Pedro sedikit menciut, karena ternyata ancaman nya tak membuahkan hasil.
"Gue bilang, gue bakal lukain Lau-"
"Jangan sebut nama cewek gue, gue gak sudi namanya keluar dari mulut busuk lo!" potong Prince cepat dengan dengusan kasar di akhir.
Pedro mengeraskan rahang nya, Ia merasa tak terima dengan ucapan Prince. Tangan nya yang memegang pisau sontak berubah haluan dari Laura ke arah Prince, membuat senyum kecut hadir di wajah Prince.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince [END]
Teen FictionSeluruh Cerita Tersedia [CERITA SUDAH TAMAT] Prince Baskara, cowok yang terkenal dingin dan kasar terpesona oleh Laura Abraham, si anak baru. Dengan pergerakan cepat Prince mendekati Laura, mengklaim gadis itu sebagai milik nya. "Hello, Laura." "Lo...