"Masih marah?" tanya Prince.
"Sayang ihhh, jangan cuekin aku."
Telinga Laura terasa panas, sepanjang koridor menuju kelas nya, Prince terus saja merengek, bahkan Prince menggoyang-goyang kan tangan Laura seperti anak kecil, karena gadis itu mengabaikan nya.
"Aku kan udah minta maaf, kemarin aku kesel, Si monster jelek itu udah rebut kamu dari aku."
"Prince!"
Langkah Laura terhenti, masih pagi begini, mood nya sudah memburuk akibat segala rengekan Prince. Tapi, bukan karena itu saja alasan Laura berhenti, tapi karena para siswi yang memandang Prince dengan tatapan memuja, saat Prince berperilaku seperti anak kecil, tak seperti biasa nya.
Entah kenapa Laura sedikit tidak suka.
"Apa?" tanya Prince.
"Aku udah maafin, jadi jangan ngerengek lagi,' ujar Laura pelan.
Bibir Prince maju sedikit, Ia menampilkan raut cemberut, sembari menatap Laura kesal.
"Udah di maafin, tapi tetap aja dicuekin," sindir Prince.
Laura menghela nafas pelan, lalu Ia tersenyum manis kepada Prince. Tangan Laura tiba-tiba terangkat, menepuk pelan bibir Prince yang maju.
"Bisa kan gak usah so imut, nanti aku tabok bibir nya pake sepatu, baru tau rasa," kesal Laura.
"Pake bibir kamu aja, boleh gak?" goda Prince.
"Astaga!" pekik Laura tertahan.
Gadis itu mengangkat kedua tangan nya ke udara, berusaha melampiaskan rasa kesal nya, padahal ini masih pagi, tapi Prince sudah berhasil membuat Laura kesal.
Apalagi saat Prince menjemput nya tadi pagi untuk pergi sekolah bersama, Prince sempat-sempat nya menampar pantat Luca, kucing kesayangan Laura. Meskipun pelan, tapi tetap saja itu merupakan pelecehan, Laura sebagai Mommy nya tidak terima.
"Udah sana masuk kelas," titah Laura.
Saat ini, mereka sudah sampai di depan kelas Laura yang sudah lumayan ramai, karena jam sudah menunjukkan pukul 7.
Laura berdiri di depan kelas nya berhadapan dengan Prince yang masih setia berdiri di depan kelas.
"Beneran, udah gak marah?" tanya Prince memastikan.
"Bener."
"Serius?"
"Iya."
"Ahh bohong, jawab nya aja singkat-singkat gitu," ucap Prince tak percaya.
Kedua mata Prince menyipit, menatap Laura tak percaya, biasa nya menurut teman-teman nya, jika cewek menjawab singkat, maka ada makna tersembunyi.
"Terserah deh," kesal Laura.
Laura membalikkan tubuh nya, berniat masuk ke dalam kelas, tapi belum juga Ia melewati pintu masuk, Prince sudah mencekal tangan nya, membuat Laura kembali menatap cowok itu.
"Tuh, apalagi ngomong terserah, pasti kamu masih marah," rajuk Prince.
Diam-diam, Laura menggigit pipi bagian dalam nya, Ia merasa kesal sekaligus gemas. Kesal karena Prince yang terus mengungkit-ngungkit masalah Luca, dan gemas karena tingkah Prince yang terus memastikan jika Laura tidak marah.
Laura jadi bingung, apakah harus menendang Prince atau mencubit pipi nya.
"Pwinci, yang paling ganteng sedunia, Lau gak marah kok, kan Pwinci udah minta maaf, jadi sekarang, kita gak ada masalah, jelas sayang?" ujar Laura lembut tapi penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince [END]
Teen FictionSeluruh Cerita Tersedia [CERITA SUDAH TAMAT] Prince Baskara, cowok yang terkenal dingin dan kasar terpesona oleh Laura Abraham, si anak baru. Dengan pergerakan cepat Prince mendekati Laura, mengklaim gadis itu sebagai milik nya. "Hello, Laura." "Lo...