Bagian 3

2.5K 269 28
                                    

Universitas ADARUSIA di penuhi oleh wisudawan yang baru keluar dari ruang auditorium, masing-masing dari mereka disambut hangat penuh kebanggaan oleh keluarga dan pasangan mereka yang terkasih. Senyuman penuh kebahagiaan memenuhi halaman universitas, hampir semuanya mendapatkan buket dan mendapatkan pelukan hangat sebelum mengambil foto bersama.

"Phi Gulf," sapa seorang gadis pada pria yang mengenakan toga di sudut halaman. Pria itu duduk sendirian, tetap tersenyum manis meskipun tak ada yang menyambutnya ataupun memberikan selamat atas kelulusannya.

"Nong?" Gulf bangkit dari duduknya dan membalas sapaan dari Namtarn, adik perempuan Mew.

"Kenapa phi sendirian?" tanya Namtarn. Gadis itu tau kalau kakak iparnya bukanlah seseorang yang memiliki banyak teman, tapi dihari spesial seperti ini seharusnya Gulf tidak sendirian.

"Orang tuaku sedang di rumah sakit, kakakku harus dirawat." sahut Gulf yang berusaha mempertahankan senyuman ramahnya.

"Bagaimana dengan phi Mew? Phi sudah memberitahu phi Mew kalau ini hari spesial?"

Gulf mengeratkan genggamannya pada smartphone, pria itu masih mempertahankan senyumannya. "Phi Mew pasti sibuk, aku tidak ingin mengganggunya."

"Em, kalian manis sekali. Lain kali aku akan berkunjung ke tempat kalian. Phi sudah lulus sekarang, segera dapatkan keponakan untukku na?" gurau Namtarn penuh kebahagiaan.

"Phi Mew sangat beruntung karena memiliki phi Gulf, phi sangat pandai dan tampan."

"Tidak sepintar Namtarn," balas Gulf.

"Ck! Seharusnya phi Mew datang kesini! Kenapa dia tega membiarkan phi sendirian dihari kelulusan phi? Phi, sekarang Namtarn tidak membawa buket apapun. Maaf na, kelas Namtarn baru saja selesai."

Gulf menggeleng pelan, "tidak masalah. Phi senang bisa melihat Namtarn disini, terimakasih karena meluangkan waktu."

"Phi jangan seperti itu, Namtarn ingin menjadi adik ipar yang baik, sesibuk apapun Namtarn, Namtarn tetap memikirkan phi. Setelah kelas Namtarn yang selanjutnya selesai, Namtarn ingin mentraktir phi. Ajak phi Mew juga, Namtarn pergi dulu!" ujar Namtarn sebelum pergi meninggalkan Gulf.

Senyum diwajah Gulf memudar, setidaknya ia punya satu hati yang menyayanginya dengan tulus, Namtarn.

Gulf beralih menatap layar smartphone miliknya, sedari pagi Gulf telah mengirimkan pesan pada Ayah dan juga suaminya. Tak ada yang terjadi, sepertinya mendapatkan ucapan selamat adalah mimpi Gulf yang terlampau tinggi. Dengan begitu bayak hal menyebalkan, Gulf masih mampu tersenyum. Ini bukan pertama kali dalam hidupnya saat ia harus sendirian.

Gulf melepaskan toga yang ia kenakan, memilih kembali duduk dan menikmati sisa waktu di universitas tempatnya pernah menuntut ilmu. Setelah ini, Gulf tidak tau kesibukan apa yang akan ia lakukan. Ia tak akan pergi ke Universitas, ia tak bisa beradu argumen dengan keluarganya, suaminya bahkan mengabaikannya.

Ting...

Gulf segera menyalakan smartphone miliknya yang ia yakini baru menerima sebuah pesan, "Ayah?" gumamnya.

Ayah:
|Kau akhirnya lulus? Bagus, jadilah pasangan yang baik untuk Mew. Jangan menentang perkataannya!

Gulf tersenyum kecut, seharusnya ia memperingatkan dirinya lagi sebelum membuka pesan.

Gulf:
Ayah tidak ingin memberikan ucapan selamat? Setangkai bunga matahari mungkin?|

Ayah:
|Seberapa tinggi prestasimu? Dimana aku harus menaruh muka saat menyambut putra terbodoh ku dengan setangkai bunga? Merepotkan!

HIRAETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang