Hangat adalah hal pertama yang Mew rasakan ketika ia membuka mata dan ada sosok Gulf yang terlelap di sampingnya. Ditengah-tengah mereka, jemari saling erat menggenggam satu sama lain.
Mew tersenyum tipis, mengusap punggung tangan Gulf. Wajah polos itu, Mew teringat bagaimana Gulf berusaha menghindarinya, Gulf begitu takut.
"Maaf, Gulf." lirih Mew dengan suara parau. Jika mengingat bagaimana Gulf meminta maaf pada Mew karena tidak ingin melukai perasaan Mew, Mew tak bisa menghilangkan raut wajah Gulf yang penuh permohonan. Dulu Mew tak pernah mengampuni Gulf, seberapa besar pun usaha Gulf untuk meyakinkan Mew atas kejujuran yang ia ungkapan, Mew tidak pernah perduli dan tetap menghakimi Gulf.
Di sisi lain, Namtarn yang sudah sangat tidak sabar untuk kejutan Hera telah siap dengan perlengkapan hebohnya, ulang tahun Mama-nya kali ini harus meriah!
Semangat membara itu Namtarn bawa hingga kedepan pintu kamar kakaknya, Namtarn siap membuka pintu dan menyalurkan energi positif.
"Eits!" Namtarn batal menyentuh gagang.
"Namtarn! Kakakmu sudah tidak lajang lagi, kau mungkin akan mengganggu jika langsung masuk."
"Ekhem!"
Tok tok tok
"Phi Gulf, Phi sudah bangun belum? Ayo sarapan!"
Mew tersenyum hambar, bahkan Namtarn tidak mengijinkannya untuk menikmati hangatnya Gulf yang mengalahkan mentari.
Tok tok tok
Gulf mulai menggeliat, ketukan pintu itu mengusiknya.
Tok tok tok
"Phi Gulf?" panggil Namtarn lagi.
"Ck! Namtarn sangat berisik, dia pasti mengganggu tidurmu, kan?" ucap Mew pada Gulf yang mulai mengerjapkan mata.
"Tidak, Phi."
"Gulf." Mew menyusul Gulf yang akan segera bangun. Ia menangkup wajah Gulf dengan kedua tangannya dan memberikan ciuman hangat di kening pria manis yang nyawanya belum terkumpul penuh.
"Maafkan aku untuk yang tadi malam, aku tidak bermaksud untuk-"
"Phi." ucap Gulf pelan menyela kalimat yang akan Mew ucapkan. Gulf mulai memegang lengan Mew yang masih betah menangkup wajahnya, dan mengusapnya dengan lembut.
"Tidak apa, Gulf juga minta maaf." sambung Gulf tak berani menatap mata Mew setelah pria itu memberinya kecupan.
Tok tok tok
"Phi Mew! Namtarn tau Phi Gulf sudah bangun! Jangan menahannya!"
"Ck! Kenapa anak itu sangat berisik?!" protes Mew pada Namtarn yang tak berhenti menggedor pintu. Beberapa saat saja, apa Namtarn sungguh tak bisa memberikan ketenangan untuk mereka?
"PHI MEW!!!"
"IYA! TUNGGU SEBENTAR, DASAR CEREWET!!!" maki Mew tak kalah nyaring.
Gulf tersenyum melihat Mew yang bersungut-sungut. "Phi, jangan marah-marah!"
"Apa aku bicara terlalu nyaring? Maaf, Gulf." ucap Mew ya memeluk Gulf manja.
••• • •••
"Huwa! Mama jahat sekali! Namtarn sudah mempersiapkan semuanya, bagaimana bisa Mama dan Papa justru tidak pulang?! Hiks."
Mew memasang wajah jengah sementara Gulf terus berusaha untuk menenangkan adik iparnya. Iya, Namtarn sedang tersedu-sedu, protes dan mengadu pada layar smartphone yang menampilkan wajah orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAET
Fanfiction"Tidak berdasar, itu kita." -Mew. Gulf dijodohkan oleh ayahnya, demi menyelamatkan perusahaan yang hampir bangkrut karena kesalahan kakaknya. Namun paksaan bukanlah alasan Gulf menerima perjodohannya, Gulf menyukai Mew -- tulus. Pernikahan yang Gul...