AUTHOR POV
Beberapa kali Lisa terbangun ketika menerima hantaman di kepalanya, gadis jangkung mendengus dan mengusap wajahnya dengan kasar saat sekali lagi hantaman itu mengenai kepalanya.
"YAAA! Apa ini!" Lisa mencoba duduk namun ada yang berada di atas tubuhnya.
Na Ri tertidur dengan posisi telentang, di mana kakinya menghadap langsung ke wajah Lisa. Sejak semalam balita itu merengek untuk tidur bersama Lisa dan Jennie. Jennie tidak ada pilihan lain selain menerima permintaan kesayangannya.
"Dasar anak gembul! Menyusahkan saja." Dia menggendong Na Ri dan memindahkannya ke pinggir tempat tidur, tidak lupa Lisa menambah bantal untuk menghalangi anak itu agar tidak terjatuh dari tempat tidur.
Lisa terkekeh karena bisa memeluk Jennie dari belakang, dia mendekap tubuh kekasihnya dengan erat. Setelah dua malam tidur berjauhan, akhirnya dia bisa memeluk orang yang dia rindukan.
"Sangat nyaman." Lisa tersenyum dan sesekali mencium tengkuk Jennie, dia mengeratkan pelukannya. "I miss you, Baby."
- -
Jennie terlihat kesulitan ketika harus memakaikan baju untuk Na Ri. Balita itu terlalu aktif, dia terus bergerak dan menangis saat hendak dipakaikan baju. Lisa membantu Jennie dengan memegang tubuh Na Ri, meski Lisa mengeluh karena kekasihnya tetap memberikan silent treatment.
Jennie hanya berbicara seperlunya dan tetap mengacuhkan Lisa. Sepanjang pagi, gadis jangkung itu terus menggerutu karena Na Ri mendapatkan semua perhatian yang dia inginkan.
"Lihat mereka, sudah pantas untuk memulai sebuah keluarga." Chaerin terkikik.
"Aku setuju, Ajumma. Meski masih muda, Lisa terlihat sangat bertanggung jawab." Taeri melambai kepada Na Ri yang tengah duduk di atas meja sambil meminum susu botolnya.
"Daddy.."
"Dad." Na Ri menggerakkan tangannya sebagai tanda ingin dipeluk.
Namun Lisa dengan santai mengacuhkannya, dia masih merasa aman selagi Jennie pergi ke kamar. Lisa tidak harus berpura-pura baik kepada anak bertubuh gempal itu.
"Apa yang kau lihat? Shoo.. Pergi sana." Lisa melototi Na Ri.
Na Ri hanya tersenyum riang tanpa menanggapi kekesalan Lisa, pipi Na Ri semakin mengembang saat dia mengisap susunya.
Lisa mengamati kemontokan pipi Na Ri. "Eh, kenapa mirip mandu? Hm.. Tidak-tidak, ini mochi atau bakpao?"
"Kelihatannya kenyal." Lisa mencoba menyentuh pipi Na Ri dengan telunjuknya.
Na Ri tampak terganggu karena Lisa terus mengganggu dengan mencolek pipinya berulang kali. Balita itu melemparkan botol susu dan menangis.
"Eh! Jangan menangis. Jennie akan membunuhku! Gembul jangan menangis." Lisa menggendong Na Ri dengan kikuk, dia kemudian menepuk-nepuk bokong anak itu.
"Daddy daat, Baby nda tuka!"
"Iya maaf. Apakah gembul ingin uang? Nanti Daddy berikan uang yang banyak." Lisa panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [ JENLISA ] ✔
Fanfiction[ AREA 🔞 G!P ] Satu hal yang tidak akan kau pertanyakan. Aku gila. Aku gila untukmu. Yang ingin kukatakan adalah.. Aku tergila-gila padamu.