JENNIE POV
Saat mendekati area altar pernikahan, aku melihat dua sosok yang kami kenal. Bukankah itu Seulgi Eonnie dan Bambam? Aku memberitahu Lisa ketika aku melihat kedua temannya. Gadisku terlihat senang melihat kedua orang tersebut, Lisa kemudian mengajakku untuk menemui mereka.
"Bear! Bammy!" Teriak Lisa.
"Omo! Monkey!" Seulgi Eonnie terkejut melihat kami.
"Kalian mengisi acara di sini?" Sudut bibir Lisa terangkat.
"Ya, kami harus menggantikan band sebelumnya yang berhalangan hadir. So, here we are." Seulgi Eonnie menggosok tengkuknya.
"Woah, Pokpak. Apakah kau dan Jennie bersama?" Bambam memainkan alisnya.
Lisa mengangguk sambil menggigit bibirnya karena tersipu malu.
"OMO! Congrats, Monkey!" Seulgi Eonnie sedikit histeris.
"Congratulations, Pokpak! Jennie! Selamat untuk kalian berdua!" Bambam menepuk pundak Lisa.
"Finally, Jennie. Ternyata tidak sia-sia usahamu dan Jackson." Seulgi Eonnie terkekeh.
"YAAA! Tidak perlu mengingatnya lagi, Eonnie." Aku tersipu malu.
"Aku tidak menyangka seorang Jennie Kim bekerja sama dengan Jackson untuk membuatku cemburu." Lisa melipat tangan di depan dada.
"Jangan terlalu percaya diri, Manoban." Aku memutar bola mata.
Kedua orang lainnya menertawakan Lisa.
Aku melirik jam di ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul 13.45 pm. Setelah acara pernikahan selesai, kami memutuskan untuk kembali ke apartment. Sementara Jisoo Eonnie dan Chaeyoung pulang ke rumah bersama Appa dan Eomma. Setelah kami keluar dari Lee Mansion, Lisa tiba-tiba memutar mobil ke arah berlawanan. Entah ke mana dia membawaku pergi.
Lisa hanya diam sepanjang perjalanan kami. Aku mencoba untuk mengajaknya berbicara, namun dia terlihat tidak terlalu bersemangat. Sepertinya dia berada dalam suasana hati yang tidak baik, pandanganku terus terpaku ke arah luar jendela. Mobil kami memasuki sebuah area pemakaman, Lisa kemudian menepi dan menghentikan mobil.
Lisa turun dan berkeliling untuk membuka pintu mobil untukku. "Kita sudah sampai, Baby."
Lisa tersenyum lalu mengulurkan tangannya. Aku hanya mengangguk dan meraih tangan ini, segala pertanyaanku tidak ada satu pun yang berhasil keluar. Dia mengajakku berjalan menyusuri beberapa jalan setapak, kami berhenti di depan sebuah batu nisan dengan tulisan 'Beloved husband and father'.
Lisa menghela napas panjang, dia masih mematung memandangi batu nisan. Dia menggenggam tanganku lebih erat. Aku menoleh ke arahnya, air mata tampak menggenangi kedua mata hazelnya. Tidak berapa lama, setetes air mata lolos di pipinya.
"Honey.." Aku mengusap air matanya.
Lisa hanya tersenyum kepadaku.
Dia kemudian berlutut.
"Hello, Daddy. Bagaimana kabarmu?" Lisa mengusap nisan ini dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [ JENLISA ] ✔
Fanfikce[ AREA 🔞 G!P ] Satu hal yang tidak akan kau pertanyakan. Aku gila. Aku gila untukmu. Yang ingin kukatakan adalah.. Aku tergila-gila padamu.