AUTHOR POV
Jennie mengusap tangannya yang menggigil karena kedinginan, hawa dingin terasa semakin menusuk. Dia langsung mengeratkan mantel hitam yang menyelimuti tubuhnya, gadis berambut cokelat itu duduk di depan sebuah pusara. Tidak ada ekspresi apa pun yang Jennie tunjukkan, hanya ada tatapan kosong di matanya. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, hanya dia dan Tuhan yang tahu.
"Aku memiliki mimpi ini.. Di mana aku berteriak di dalam kegelapan. Mencoba memanggil namanya untuk kembali padaku."
"Tapi dia terus menjauh, tidak sedikit pun menoleh ke belakang. Aku melihat wajahnya ketika menutup mata dan aku tidak perlu memberi tahu apa artinya itu."
Jennie tersentak saat sebuah tangan menyentuh pundaknya. Jisoo tersenyum simpul lalu mengajak Jennie untuk pulang, gadis bermata kucing itu hanya mengangguk sebagai balasan. Dia menghela napas panjang dan menguatkan dirinya untuk berdiri. Sebelum kepergiannya, Jennie mengusap kembali batu nisan itu lalu mengucapkan selamat tinggal.
"Baby?"
Sudut bibir Jennie melengkung saat melihat gadis berambut pirang yang tengah duduk di atas kursi roda. Jennie berjalan menghampiri gadis yang lebih muda, Jennie sedikit menunduk dan menangkup wajah kekasihnya. Jennie tersenyum dan menyatukan kening mereka sebelum akhirnya mendaratkan sebuah ciuman mesra.
"Sudah selesai berbicara dengan Daddy?"
Jennie mengangguk.
"Apa kau sudah siap?" Tanya gadis itu lagi.
"Ne, Honey." Jennie tersenyum manis.
"Sudah selesai dan aku akan pulang duluan." Jisoo mengusap kepala gadis pirang itu.
"Chipmunk sudah menungguku untuk makan malam. Sampai jumpa, Jendeukie. Bye, Monkey!"
"Bye, Eonnie." Jennie mengangguk.
"Sampaikan salamku untuk, Chipmunk." Lisa tersenyum lebar.
"Okay, Monkey!" Jisoo memberi kedua jempolnya.
- -
"HONEY!"
Jennie menoleh ke jendela atas, dia tidak kuasa menahan tangisnya.
"LISA!"
Sebagian besar gedung sudah terbakar, asap hitam terus keluar hingga membumbung tinggi di atas gedung. Beberapa orang berlarian keluar dari tempat itu, T.O.P berhasil keluar dengan wajah merah yang melepuh akibat hawa panas dari dalam gedung. Dia segera menghampiri Jennie yang tengah menangis histeris.
"Agassi? Ada apa, Agassi?"
Jennie menoleh. "Oppa! Lisa, Oppa! Dia masih berada di dalam gedung" Air mata Jennie tidak bisa berhenti.
"Tolong selamatkan dia.." Lirihnya.
"Di mana dia?"
"Di dekat tangga darurat di lantai 2." Jennie menunjuk ke arah jendela gedung yang mengeluarkan kepulan asap hitam.
"Tunggu di sini, Agassi. Tolong jauhi gedung ini. Aku akan menyelamatkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [ JENLISA ] ✔
Fanfiction[ AREA 🔞 G!P ] Satu hal yang tidak akan kau pertanyakan. Aku gila. Aku gila untukmu. Yang ingin kukatakan adalah.. Aku tergila-gila padamu.