part-47[Ancaman]

1.1K 149 8
                                    

Alam baru saja kembali keMansion tepat pada pukul 10 dini hari, setelah kondisi Alwi bisa dikatakan baik-baik saja. Ia memutuskan untuk pulang.

Jika boleh jujur ia sama sekali tidak membenci Putranya, Ayah siapa didunia ini yang membenci darah dagingnya sendiri? Hanya saja Alam tidak suka jika Alwi ada diantara ia dan Desi.

Katakanlah ia egois seperti apa yang Daddynya ucapkan, karena memang benar, ia hanya ingin  perhatian Desi tidak terbagi. Alam ingin perhatian Istrinya hanya untuknya.

Saat Alwi dilahirkan, Desi yang tidak pernah memberikan perhatian kepadanya, mendadak penuh perhatian dengan Putra mereka. Itu membuatnya cemburu, jadi ia menyembunyikan Putra mereka dengan alasan Alwi sudah mati.

Jahat memang, mendengar itu Istrinya seketika syok dan jatuh pingsan selama berhari-hari, tapi entah kenapa, begitu Desi terbangun wanita itu seakan-akan melupakan semuanya.

Bahkan Istrinya berubah seperti orang lain, Desi yang dulunya lembut, cuek, semena-mena mendadak bar-bar dan tidak punya malu.

Akan tetapi sebulan yang lalu akhirnya ia mengetahui semuanya, ternyata jiwa Istrinya yang berubah, sebelumnya ia tidak percaya tapi melihat perubahan sikap Desi beberapa bulan lalu akhirnya ia percaya.

Rahmi, nama jiwa yang menempati tubuh Istrinya sekarang. Haruskah ia menikah ulang? Tidak-tidak. Jika memang di kehidupan yang akan datang ia bertemu dengan Rahmi. Alam berjanji akan menikahi gadis itu berapapun usianya.

Dan ia pun memutuskan akan memberi tau kebenaran tentang Alwi, karena ia yakin Rahmi tidak sejahat dengan Desi.

Karena terburu-buru tadi, ia sampai tidak memberi kabar kepada Istrinya. Mungkin saja Desi sudah tertidur.

Tangannya membuka pintu kamar dan menemukan kamar kosong.
"Desi." Panggil Alam.

Apakah Istrinya ada dikamar mandi?

Ia melangkah kekamar mandi dan tidak menemukan apa-apa, kemana sebenarnya Desi pergi? Alam keluar dari kamar dan menemui Aruni.
"Mama lihat Desi?" Tanyanya menatap Aruni.

"Tidak, mungkin dia ada dikamar Sintia." Jawab Aruni.

Alam segera menuju kamar ruang tamu, tanpa mengetok terlebih dahulu ia langsung membuka pintu.

Sintia yang akan tertidur tersentak kaget.

Alam menatap datar perempuan itu, matanya beralih menyapu seisi kamar dan tidak menemukan keberadaan Istrinya.

Melihat Alam yang terdiam, Sintia memutuskan untuk menghampiri laki-laki itu.
"Mas cari apa?" Tanyanya dengan suara di lembutkan.

"Desi." Singkat Alam.

"Oh, aku nggak lihat." Sintia mengelengkan kepalanya dengan tatapan tidak pernah lepas menatap Alam.

Alam menghembuskan nafasnya, kemana perginya sebenarnya?
Karena tidak menemukan apa-apa Alam pergi dari sana.

Sintia yang kesal karena tidak mendapatkan perhatian Alam, mengikuti langkah suami Kakak angkatnya yang tidak lama lagi akan menjadi suaminya.

"Bagaimana? Dia ada?" Tanya Aruni yang berdiri diruang tamu.

Alam mengeleng dengan frustasi.

Kepala Pelayan berjalan terburu-buru menghampiri ketiganya.
"Maaf Nyonya besar, tidak ada satupun Pelayan yang melihat kemana Nyonya Desi pergi. Tapi bodyguard yang menjaga pintu gerbang mengatakan jika Nyonya pergi mengendarai motor tepat saat Tuan Alam pergi." Jelasnya dengan kepala menunduk.

Sintia yang mengerti kondisi saat ini menyeringai.
"Mungkin Kak Desi menemui seseorang." Celetuknya dengan wajah polos.

Aruni yang mendengar itu mengaryit bingung.
"Maksud kamu apa?" Ucapnya tajam.

Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang