part-48[penyesalan Lastri]

1.1K 130 10
                                    

Sebuah Unit mobil berhenti disekitaran perkarangan Mansion, Desi keluar dari mobil begitu seseorang membukakan pintu untuknya.

"Welcome." Ucap Aldelson dengan wajah datarnya.

Desi tidak membalas, tatapannya menyorot kearah bangunan yang sempat Desi asli tinggali dulu.

Menarik nafas sejenak, Desi memang memutuskan untuk menuruti kemauan Aldelson. Jika saja laki-laki tua ini tidak mengangcam dirinya mana mau dia.

Apalagi ini sudah menyangkut Alam dan keluarganya, walaupun ia masih kecewa dengan suaminya, Desi takut jika saja Alam cepu bahwa Istrinya sudah meninggal dan digantikan oleh jiwa lain.

Desi membayangkan ia akan menjadi viral dan akan diburu oleh Profesor gila untuk dijadikan penelitian. Sungguh tinggi halu.

Wanita itu menatap sekeliling perkarangan Mansion, hampa. Satu kata untuk Mansion ini, tidak ada bunga, tidak ada taman ataupun semacamnya, rumah ini terlihat tidak punya kehidupan.

Tatapannya terhenti begitu Pak Satpam membuka pintu besar utama.
"Alam!" Ucap Desi dengan raut wajah terkejut.

Aldelson menatap bingung wanita itu, dan beralih menatap Satpam yang sama-sama bingung.

"Kamu mengenal dia?" Tanya Aldelson.

Desi segera sadar dari keterkejutannya, ia menatap Aldelson dan kemudian beralih menatap Satpam didepannya. Ia ingat!

Laki-laki didepannya ini adalah Alam yang ada disinetron!

Walaupun sudah tua, wajah itu... Desi masih mengingatnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa laki-laki Jahannam ini terlihat tua? Padahal Sintia tidak mengalami perubahan sama sekali.

"Desi kamu datang sayang."

Ketiganya tersentak mendengar suara Lastri yang berlari.

Grap

"Terima kasih sudah datang." Lastri memeluk erat tubuh Desi, ia melepas pelukannya dan menatapnya haru.

Desi sama sekali tidak berbicara ataupun mau menatap wanita didepannya.

"Mama tau dan Mama yakin kamu masih cinta sama Ryan, Desi tolong maafin Ryan ya? Maafin Mama juga yang dulu jahat sama kamu." Wanita paruh baya itu mengusap rambut Desi yang dibiarkan tergerai.

Lastri beralih menatap Aldelson lalu tersenyum lebar.
"Terima kasih kak."

Aldelson hanya membalas tersenyum tipis, melihat senyum adiknya, rasanya ia ikut bahagia walaupun ada sedikit penyesalan karena ia memaksa Desi untuk kembali.

"Ayo sayang, kamu pasti lapar. Mama udah masakin kamu makanan, makan dulu ya? Baru kita temuin Ryan, dia pasti bahagia karena kamu udah mau pulang."

Lastri terus mengoceh sembari menarik tangan Desi, sedangkan Desi sendiri tidak mendengarkan, ia menatap sekali lagi kearah Pak Satpam dan berlalu masuk kedalam Mansion.

Sesuai perkataan Lastri, begitu setelah selesai makan, Keduanya beranjak kekamar Ryan berada. Sedangkan Aldelson memilih kekamar untuk beristirahat.

Sedari tadi Lastri terus berbicara, membicarakan tentang kondisi Ryan yang sempat drop dan kecelakaan begitu pernikahan keduanya dibatalkan.

Lastri bahkan menjelaskan tentang video panas Putranya yang ternyata cuma editan, dikira Desi akan percaya? Tidaklah! Wong dia sendiri yang videoin.

"Ryan mengalami sindrom peter pan, sekarang dia harus lebih diperhatikan karena dia bisa saja tiba-tiba mengamuk, menangis dan bertindak menyakiti dirinya sendiri." Kembali Lastri membahas Ryan.

Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang