part-3[penasaran]

3.4K 306 8
                                    

Cih dua orang itu benar-benar membuat Desi jengkel, bikin badmood saja.
Letak kamarnya dimana lagi ya?

Dengan sembrono ia menbuka pintu yang mana menbuatnya yakin. Desi menutup pintunya sedikit kasar dan berbalik.

Brek

Tas ditangannya jatuh begitu saja.

A-pa apaan ini!

Desi mundur kebelakang setelah melihat seluruh isi kamar.

Kamar yang cukup besar, dan mewah ini terisi oleh foto-foto Desi, apalagi dindingnya!

Rasa takut melingkupi diri Desi, ini kamar siapa sebenarnya! apa milik tubuh ini? Tapi buat apaan coba sampai segini banyaknya! Setiap ia menoleh ia selalu mendapati fotonya dimana-mana, apalagi di plafon atas.

Foto ini takan bisa terlihat jika lampunya lidnya tidak dinyalakan, tapi sayangnya Desi menekan tombolnya jadi terlihat!

Dengan tergesa-gesa ia keluar dari kamar yang auranya dark itu, ia kembali turun kelantai bawah, melemparkan tubuhnya disofa ruang keluarga menurutnya.

Kamar apaan tu tadi, bikin takut aja.
Monolognya.

Tap tap tap

"Sayang kamu masih disini?" Alam turun dari atas tangga dan melangkah kearahnya.
"Kenapa nggak kekamar aja, kamu butuh istirahat, ingat kata dokter" Menbawa tubuh Desi kedekapannnya.

Aduh gimana nih gue ngomongnya! Masa gue bilang dimana kamarnya, bisa curiga nih orang.

"Hmm mas kayaknya Desi pusing, tolong anterin aku kekamar yah?"

Alam tersenyum, laki-laki itu mengangkat tubuh istrinya ala koala.
"Ehh mas, Rah-Desi bisa jalan sendiri kok" Desi meronta minta diturunkan.

"Tidak, istrinya mas lagi sakit, dilarang banyak bergerak sampai sembuh" Alam berjalan naik keatas, mendorong kepala Desi kedepan agar nyaman.

Desi berhenti meronta karna percuma, Alam berjalan dan melewati pintu yang sempat Desi masuki.
"Mas itu kamar siapa?" Menunjuk pintu berwarna abu-abu.

Alam meliriknya sekilas.
"Itu kamar adik aku"

____________________________

Entah sudah berapa kali Desi menarik nafas hari ini, entahlah ia tidak menghitungnya.

Bosan.

Itulah yang mendeskripsikan kondisi Desi hari ini, bukan cuma hari ini tapi beberapa minggu ini.

Lebih dari satu bulan ia terjebak didunia asing menurutnya, tanpa tau apa-apa, biasanya jika Rahmi menbaca novel transmigrasi, sitokoh yang baru saja mati akan diberikan ingatan oleh pemilik tubuh asli, tapi ini tidak.

Rahmi cape menunggu, harapannya ada disetiap ia tertidur tapi Desi asli tidak pernah datang di mimpinya.

Sistem? Rahmi kira akan ada yang seperti itu juga, tapi tidak ada!
"Bunda.. Rahmi mau pulang"wanita berjiwa 17 tahun itu kembali berucap.

Ia menatap pemandangan didepan" Gue mau makan bakwan asing buatan bunda yang wajib dimakan sama nasi"ia kembali mengoceh tidak jelas.

Rasanya yah, kehidupan yang dialami Rahmi ini agak aneh! ada angst-angstnya gitu.
Ini seperti bukan di dalam sinetron!

Ini seperti novel-novel di wattpad yang biasa Rahmi baca, badromance dan darklove, itu vibes yang Rahmi rasakan.

Benar-benar menyesakkan.

Tok tok tok

"Nyonya, saatnya makan siang"

Kan baru juga dibilang, suara itu adalah pelayan dirumah ini.

Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang