Kalau gw nggak up cerita ini, berarti gw lagi up cerita sebelah yah🐨
"AKHHHH DESI JANGAN PUKUL!" Selvi terus meracau tidak jelas.
"Selvi! Kamu kenapa!" Ryan berteriak dari luar toilet.
"Mas.. Tolongin aku.." Suara Selvi terdengar lirih, hanya saja suara dan ekspresi wajahnya sangat jauh berbeda.
Playing victim kah?
Wanita itu menatap menyeringai kearah Desi, ia melirik pintu yang digedor.
Sedangkan Desi? Ia sedang bersandar dengan santai di wastafel."BUKA AJA! NGGAK DIKUNCI KOK." Desi berteriak, berisik sekali, padahal tinggal dibuka aja.
Ryan segera membuka pintu setelah mendengar suara yang tidak asing lagi di telinganya.
"De-si.." Ryan tertegun menatap wanita yang berdiri santai didepan wastafel.Desi menatap laki-laki didepannya bingung, ini pasti Ryan kan? "suaminya?" Menunjuk wanita yang masih terduduk tidak berdaya, alias pura-pura.
"Ambil, berisik!" Desi mengapai tasnya dan keluar dari toilet.
Seakan tersadar setelah pintu ditutup, Ryan menatap Selvi yang masih menangis, amarahnya seketika memuncak, Ryan kemudian berlari keluar menghampiri Desi yang berjalan santai.
Ryan tanpa aba-aba menampar pipi Desi, ia menatap tajam wanita itu.
"DESI!!" Ryan berteriak marah."Apa yang ada di otak mu itu! Dengan kamu menyakiti Selvi, itu tidak pernah bisa membuat Mas kembali sama kamu. Dengar, kamu itu cuma wanita mandul yang tidak akan pernah bisa punya anak! Kamu ngerti posisi kamu sekarang!" Ryan menekan setiap kalimatnya, bahkan ia tak segan-segan membentak Desi. Tdak ada rasa penyesalan setelah beberapa tahun tidak bertemu.
Sedangkan Desi sendiri sedari tadi memegang pipinya yang sakit, ia melirik marah laki-laki didepannya.
"LO NGAPAIN ANJIRR!NAMPAR-NAMPAR GUE!"
Ryan sedikit kaget mendengar ucapan Desi. Tapi setelah itu ia kembali menatap tajam.
"Kamu menyakiti istriku, Desi berapa kali harus Mas bilang? Selvi adalah wanita yang Mas cintai dan itu bukan kamu! Jadi berhenti mengganggu Selvi kalau kamu masih mencintai Mas. Kamu yang bersikap seperti ini malah terlihat menjijikkan!" Ryan menunjuk-nunjuk wanita didepannya."Dih, siapa juga yang nyakitin, gue cuma berdiri dibilang nyakitin, gimana ceritanya ha!"
"Kalau bukan menyakiti, tidak mungkin Selvi menyakiti dirinya sendiri!" Ryan terus menyudutkan Desi seperti dulu.
"Emang gitu kok faktanya!" Desi tidak terima difitnah-fitnah seperti ini.
"Mas tidak akan pernah percaya lagi sama kamu! Terakhir kamu bohongin Mas waktu Selvi hampir keguguran!"
"Wanita mandul seperti kamu yang sifatnya seperti ini tidak akan bisa bahagia, Mas yakin kamu sengsara selamanya!""Oke oke gue yang pukul dia! Puas lo!" Lama-lama Desi emosi sendiri.
Ryan terdiam mendengarnya, dulu Desi tidak akan pernah mau mengakui kesalahannya kepada Selvi, biasanya Desi hanya akan menangis menerima caci makian dari mulutnya.
"Tapi setelah ini." Desi berjalan kembali ke toilet tadi meninggalkan Ryan yang berusaha mencerna ucapannya barusan.
Desi membuka kasar pintu toilet, ia kemudian menghampiri Selvi yang asik berdiri diwastafel membaiki tatanan rambutnya yang ia kacaukan sendiri.
"DASAR WANITA NURJANA!" Desi tanpa keraguan menjambak rambut Selvi dengan sekuat tenaga, menariknya hingga wanita itu tersungkur dilantai.
Desi kembali menjambaknya, sampai wajah Selvi menoleh menatapnya penuh kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]
Roman d'amourCHAPTER SUDAH LENGKAP. Pembalasan dibalik layar #1-revenge #1-adikipar #1-kiss Heppy Reading📖