part-49[Klarifikasi]

1.1K 148 8
                                    

Alam menatap Mansion didepannya dengan tatapan datar. Setelah memastikan Aldelson tidak ada didalam, Alam segera melangkah mendekati gerbang.

"Cari siapa ya Pak?"

Ia sedikit tersentak mendengar pertanyaan itu, matanya melirik kearah Pak satpam yang sudah terlihat tua.
"Saya mencari Nyonya Lastri, apakah benar ini rumahnya?" Ucapnya sedikit ramah.

Pak Alam menatap penampilan laki-laki didepannya dari atas sampai bawah. Sepertinya tamu penting.
"Ah benar ini rumah beliau, kalau begitu silahkan masuk." Satpam itu membuka gerbang dan membiarkannya masuk.

"Terima kasih."

Langkahnya yang tegas membuat beberapa pelayan yang melihatnya segera menunduk.

"Silahkan duduk, saya akan panggilkan Nyonya." Kepala pelayan segera pergi setelah ia dibiarkan duduk diruang tamu.

Beberapa pelayan datang membawakan minuman dan beberapa cemilan untuknya, dua dari mereka menatap mengoda kearahnya. Membuat Alam berdecak jijik.

Disisi lain Lastri menatap bingung kearah tamu dibawah sana yang katanya ingin bertemu, ia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu. Siapa dia? Lastri dengan perlahan menuruni tangga dan berjalan kearah ruang tamu.
.
"Ada apa mencari saya?" Tanya Lastri datar, bagaimana pun orang didepannya adalah orang asing.

Alam mengalihkan tatapannya kedepan. Ia terkekeh dan sedikit mengeleng.
"Saya datang kemari ingin bertemu dengan Desi, apakah dia ada?"

Tangan Lastri terkepal mendengarnya, siapa orang ini? Apakah dia memiliki hubungan dengan menantunya?
"Anda siapa? Untuk apa bertemu dengan Desi." Lastri meneliti laki-laki didepannya, dengan berbalut jas rapi dan wajah yang tampan. Membuat siapa saja akan langsung terpesona.

"Anda tidak perlu tau siapa saya, tujuan saya kemari hanya untuk bertemu dengan Desi."

Lastri sedikit gelisah dibuatnya.
"Tidak bisa, sekarang dia sibuk."

Alam terdiam mendengarnya.

"Lagi pula dia tidak boleh bertemu siapa-siapa, apalagi sama orang asing." Ucapnya menekan kata orang asing.

Alam sedikit terkekeh mendengarnya, "Orang asing? Bukankah Anda yang seharusnya orang asing?"

"Apa maksud kamu! Saya Mertuanya dan itu sama saja saya  orang tuanya bukan orang asing." Lastri menatap tajam kearah Alam yang terlihat santai.

"Mertua?" Ucapnya dengan tawa geli.
"Mantan lebih tepatnya."

"KAMU!"

"Mas Alam."

Keduanya menoleh kebelakang dan mendapati Desi yang berdiri dianak tangga.

Alam beranjak dari duduknya, tatapan yang semula datar berubah menjadi tatapan yang tersarat akan kerinduan.
"Desi." Panggilnya sembari menghampiri wanita.

"Desi Mas rin-"

"Ngapain Mas disini?" Tanya Desi dengan raut wajah datar, bagaimana pun hatinya masih dilanda kekecewaan. Walaupun sebagian dari hatinya merasa bahagia karena laki-laki didepannya terlihat baik-baik saja.

Alam menghela nafas panjang, hatinya sedikit terluka mendengar pertanyaan itu.
"Desi, Mas ingin berbicara sesuatu sama kamu."

"Bicara apa? Tentang perceraian?"

Kedua tangan Alam terkepal mendengarnya, menghembuskan nafasnya sebentar, jangan sampai ia emosi.
"Bukan, Mas ingin menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang kamu lihat waktu itu."

Desi memalingkan wajahnya kesamping, hatinya benar-benar sakit sekarang. Apakah Alam ingin menjelaskan bahwa kedua anak itu memang beneran anaknya bersama wanita lain?

Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang