Desi melangkah turun satu persatu melalui tangga, dan sampailah ia diruang tamu.
Ia bisa melihat dua sosok remaja dengan gender yang berbeda sedang duduk disofa, satunya hanya berwajah datar sedangkan satunya lagi sedari tadi tersenyum-senyum.
Kalian bisa menebak bahwa yang berwajah datar itu tentunya adalah Ariz, sedangkan satunya lagi seorang gadis yang Desi tidak tau.
Suara ala-ala sendal rumah terdengar dikedua telinga mereka, Ariz segera menoleh, seketika senyumnya terbit saat melihat wanita pujaannya.
"Desi," Panggilannya pelan.Sedangkan Asya disampingnya ikut tersenyum, walaupun ia sedikit aneh tidak biasanya Ariz tersenyum lebar seperti itu.
Mereka berdua berdiri saat Desi berhenti didepan mereka.
Ariz yang sepertinya lupa daratan mengenggam tangan kanan milik Desi erat sembari melebarkan senyumannya.Desi yang tidak peka dengan keadaan hanya bertanya, sedangkan Asya yang melihat kelakuan kekasihnya hanya bisa diam.
"Ariz, hayoloh dia siapa?" Tanyanya dengan nada jail, Desi tersenyum menatap keduanya bergantian.Bukannya menjawab Ariz malah tertawa.
"Kenapa? Kamu cemburu ya?"Desi reflek mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.
'Ini anak kenapa sih anj? Ditanya yang lain malah jawab yang lain'"Kamu ngomongnya ngaco, serius! Dia siapa?" Desi tersenyum menatap Asya.
Tanpa perasaan Ariz berucap,
"Desi kenalin, dia Asya teman aku." Ariz tersenyum manis menatap Desi selaku Istri Kakaknya, yang sialnya Ariz juga menyukainya, mungkin bukan suka lagi melainkan cinta.Asya disampingnya sedikit terenyuh mendengar ucapan kekasihnya, teman? Tapi ia tetap tersenyum menatap Kakak Ipar Ariz.
"Salam, nama aku Asya," Ucapnya memperkenalkan diri dengan sopan.
"Owh Asya, kenalin nama aku Desi. Kamu bisa panggil Kak Desi, Kak Desi Istrinya Kakak laki-laki Ariz kamu jangan sungkan-sungkan kayak gini, anggap aja rumah sendiri."
"Iya Kak."
Desi tersenyum menatap gadis didepannya, sepertinya gadis ini terlihat baik-baik. Cocoklah sama Ariz.
Sedangkan Ariz yang masih mengenggam tangannya seketika badmood mendengar ucapan Desi yang memperkenalkan diri sebagai Istri Alam. Kenapa harus mengingatkan dirinya bahwa wanita yang ia cintai takan pernah bisa ia miliki.
Tapi mungkin saja bisa, iyakan?
"Kamu seumuran sama Ariz atau sekelas sama dia di sekolah?" Ketiganya duduk dengan Desi yang berada ditengah, sedangkan Ariz asik memainkan jari-jari tangan milik Desi.
Asya kembali menatap aneh kekasihnya, kenapa kekasihnya terlihat manja sekarang? Sedangkan Desi disisi lain sedikit risih dengan kelakuan Ariz. Akan tetapi ia biarkan, mungkin saja sifat Ariz memang seperti ini.
"Tidak, Ariz Kakak kelas aku disekolah."
Desi mengangguk mengerti, ia kembali bertanya. "Pasti Ariz bohongkan ngomongnya tadi? Jawab jujur, kamu siapanya Ariz? Pacarnya ya?" Godanya, seketika wajah Asya memerah.
Desi tersenyum geli menatap anak muda didepannya, tapikan ia juga anak muda, tapi cuma jiwanya:)
Asya ingin menjawab, tapi melihat tatapan tajam milik Ariz yang terhunus kearahnya, ia urungkan. Tatapan itu benar-benar menakutkan dan mengerikan.
"Abang Alam mana?" Ucap Ariz mengalihkan.
Desi menghela nafas mendengarnya.
"Mas Alam lagi sakit, dia demam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]
RomanceCHAPTER SUDAH LENGKAP. Pembalasan dibalik layar #1-revenge #1-adikipar #1-kiss Heppy Reading📖