part-21[Lambe turah]

1.4K 167 11
                                    

💗

Jangan lupa vote n coment.





Desi sibuk mengunyah makanannya, ia memesan nasi goreng dan minuman es Boba ditambah beberapa cemilan lainnya, sedangkan Ariz ikut memesan nasi goreng dengan minuman es jeruk.

Makanan remaja itu sama sekali tidak berkurang, ia sibuk menatap wanita didepannya, sedangkan si wanita yang ditatap begitu peka(:

Tidak menyadari tatapan tajam milik seorang Ariz.

Drttt drttt

Handphone milik Desi yang diatas meja berdering beberapa kali. Ia segera menghentikan acara makannya, alisnya menyatu menatap nomor tidak ia kenal terpampang dilayar Handphonenya.

"Angkat aja." Putusnya, Siapa tau penting.

"Halo?"

"............"

"Ah Pak Lika hehehe." Desi tersenyum gugup tapi terlihat sangat bahagia.

Sedangkan Ariz bingung siapa yang menelpon Desi? Secara wanita itu tidak membesarkan volumenya jadi ia tidak tau.

"..............."

"Eh itu... Gimana yah jawabnya hahaha." Desi berusaha berpikir jawaban apa yang akan ia berikan untuk Pak Lika.

".............."

"Baik Pak! Siap." Desi segera menutup teleponnya dengan raut wajah sumingrah.

"Siapa?" Tanya Ariz penasaran.

"Owh Pak Lika, Bosnya mbak." Ujarnya sambil melanjutkan acara makannya.

Ariz mengangguk, "aku lupa nanya, kenapa cepat banget pulangnya? Emang jam pulangnya memang gini?" Nada remaja itu sedikit berbinar, jika memang jam kerja Desi seperti ini, Ariz akan menjadikan ini kesempatan.

Desi menyengir mengisyaratkan untuk mendengarnya.
"Jangan bilang sama orang rumah ya?"

"Kenapa?"

"Hehehe sebenarnya mbak udah dipecat." Desi meringis berbicara.

"Apa? Kok bisa?" Raut wajah Ariz sedikit kaget.

"Tapi tenang aja kok, tadi Sekretaris dari kantor nyuruh kesana lagi besok." Ucapnya dengan nada ceria, Senangnya punya orang dalam.

Ariz terdiam tidak menjawab, remaja itu memikirkan sesuatu.

_____$_$$_

Sudah 3 minggu ini Desi kembali bekerja menjadi cleaning servis di Pradipta Group, ia sama sekali belum bertemu dengan Ryan, lebih tepatnya ia selalu menghindari laki-laki itu.

Untuk kesalahan pahaman itu Pak Lika menjelaskan, bahwa Desi merupakan anak dari pembantunya dirumah, cukup cerdik penjelasannya, pada awalnya Desi ketar ketir melihat tatapan para karyawan tapi mendengar ucapan Pak Lika ia akhirnya bisa menarik nafas lega.

"Kayaknya yah, Pak Ryan itu kekantor sekali dalam seminggu buktinya jarang banget dia keliatan." Ujar Melysa disampingnya.

Kali ini keduanya tengah membersihkan kaca dilantai empat, capek sebenarnya tapi apa boleh buat inilah pekerjaan mereka.

Sebenarnya Desi menyetujui ucapan temannya, tapi ia tetap bertanya.
"Kenapa yah? Atau mungkin dia ada bisnis lain selain dari ini." Melirik Melysa dari samping.

"Kalau itu jangan tanya lagi! Katanya dulu itu dia nggak segalak kayak yang sekarang."

"Owh iya?! Tapi emang Pak Ryan galak yah?" Desi kembali mengingat saat diresto waktu itu.

Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang