"Aku diluar."
Desi segera berlari menuju pintu begitu mendengar jawaban dari seberang telepon.
Brak!
"Mas." Panik Desi begitu melihat kondisi suaminya, terdapat luka menganga didahinya dan seluruh tubuh Alam dipenuhi keringat yang bercucuran.
"Kamu kenapa?" Tanya Desi khawatir setelah ia berdiri didepan Alam.
Bukannya menjawab, Alam justru menarik tengkuk Desi dan mencium wanita itu dengan tergesa-gesa terkesan tidak sabar.
Mata Desi terbelalak dan segera mendorong tubuh itu kebelakang.
"Mas!" Teriak Desi saat Alam kembali ingin menciumnya.
Bukannya apa, walaupun sudah tengah malam Desi tidak mau para tetangga melihat perbuatan tidak senonoh Alam yang tiba-tiba nyosor.Suara mobil dari belakang membuat Desi mengalihkan tatapannya, sedangkan Alam memilih memeluk tubuh istrinya dengan ekpresi kesakitan.
"Romi ada apa?" Tanya Desi begitu melihat bawahan suaminya turun dari mobil.
"Itu, Tuan Alam mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang." Ucap Romi ikut khawatir begitu melihat darah didahi Tuannya.
"Lalu kenapa badannya panas?"
Romi menunduk dengan ekspresi gusar, tidak mungkin ia mengatakan bahwa Alam meminum obat perangsang dan segera ingin dituntaskan.
"Lebih baik Nyonya bawa kekamar dulu, baru saya jelaskan."Romi bergidik ngeri melihat keangresifan Tuannya, ia hanya bisa berdoa Semoga Desi baik-baik saja besok harinya.
Sedangkan Desi disisi lain mencoba menjauhkan diri dari Alam, apalagi ia geli dengan nafas suaminya yang terkesan tidak normal.
Dibantu oleh Romi, keduanya segera memapah tubuh besar itu menuju kamar.
"Bawa kedalam dulu Nyonya, saya akan menunggu Anda disini."Desi mengangguk dan masuk kedalam kamar.
Melihat keduanya masuk, Romi segera menutup pintu dan melangkah pergi dari sana. Bukannya Romi tidak mau menunggu Desi, hanya saja ia yakin Nyonya tidak akan keluar lagi sampai besok pagi. Percuma ia menunggu didepan pintu.
Lagian ia juga tidak ingin mendengar suara laknat keduanya, biarkan Tuannya menuntaskan hasratnya kepada pemilik aslinya.
"Sepertinya anggota keluarga Bulton akan bertambah." Gumam Romi melangkah turun menuju lantai 1.
"$$$$
Alam membuka kedua matanya saat dirasakan tubuhnya tidak nyaman, ia menunduk guna melihat tubuh Istrinya yang tertidur lelap, atau mungkin...pingsan.
Tubuhnya tidak panas lagi seperti beberapa jam lalu, senyum tipis tercipta diwajahnya, Alam segera mencium puncak kepala Desi dan mengumankan kata Maaf.
Maaf karena Alam membuat Desi pingsan, sepertinya Istrinya benar-benar pingsan. Karena beberapa kali Alam mencoba membangunkan wanita itu tapi tetap bergeming.
Dibalik selimut tebal merah itu, tubuh keduanya polos tanpa pakaian. Dinginnya Ace membuat Alam semakin merapatkan tubuh keduanya mencari kehangatan.
Tapi seakan tersadar, Alam segera menurungi ranjang, tangannya memungut sebuah celana panjang dan segera memakainya.
Ia menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 4 pagi, lengannya yang kekar terulur mengambil handphone miliknya diatas nakas. Berdering, sembari menunggu seseorang mengangkat teleponnya Alam beralih memperbaiki letak selimut Istrinya.
Agak lama barulah teleponnya diangkat, Alam segera menjauh dan berdiri didepan jendela yang menampilkan langit yang masih gelap.
"Iya." Suara serak diseberang telepon membuat Alam mengaryit, sepertinya Rolan baru saja terbangun dari tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]
RomanceCHAPTER SUDAH LENGKAP. Pembalasan dibalik layar #1-revenge #1-adikipar #1-kiss Heppy Reading📖