Sudah satu minggu ini Desi pergi dari Mansion Ryan, sejak itu pula Lastri mulai menerornya melalui panggilan telepon atau sms.
Entah kenapa, tapi yang pasti terjadi sesuatu disana.
Desi tidak habis pikir, untuk apa Lastri bersikeras untuk mempersatukan hubungan yang sudah tidak memiliki harapan lagi?
Apakah Andelson belum memberi tau adik kesayangannya, bahwa ia sudah memiliki suami lain? Sudahlah, untuk apa memikirkannya.
Lebih baik ia bermain dengan baby Alwi yang gemesin ini, Desi mengigit pipi gembul milik Alwi yang sedang tertidur di pangkuannya. Membuat bayi yang tertidur nyenyak itu mulai terusik dan menangis.
"Ucup ucup maafin Mama sayang, bobo lagi." Bukannya tertidur bayi itu malah semakin kencang nangisnya.
Desi yang tidak mau Aruni mendengarnya, segera membawa tubuh kecil itu keluar dari Mansion.
"Alwi Alwi, apa tuh? Wah semut!" Menunjuk sekelompok semua yang sedang bekerja.
Alwi tidak mau menatap semut itu, tatapannya justru mengarah kearah kursi taman samping Mansion.
Desi juga ikut menatap kesana, tatapan bingung seketika terpampang diwajahnya begitu melihat anak kecil duduk disana sendirian."Anak siapa itu?"
Karena penasaran, Desi melangkah mendekati anak itu.
"Nak." Panggil Desi begitu ia sampai.
Alaska yang sedang melamun tersentak kaget begitu melihat Desi berada disampingnya.
Desi tersenyum menatap Alaska, eh? Tapi tunggu. Kenapa wajah anak ini terlihat familiar!
"Kamu yang waktu itu kan?" Mata Desi melotot begitu mengingat kejadian beberapa waktu lalu.
"Itu..." Alaska menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah.
"Kamu nggak papakan?" Desi ikut mendudukkan pantatnya disamping Alaska sembari meneliti wajah anak itu.
"Nggak papa." Cicitnya.
Desi mengangguk, lagi pula kecelakaan itu sudah lama berlalu.
"Oh iya, kenapa kamu manggil aku Mama?" Ia masih mengingat, waktu itu anak laki-laki didepannya ini memanggilnya Mama sebelum ia berlari ketengah jalan."Karena Mama, Mamanya Alaska."
Desi termangu mendengarnya.
"Apa? Tadi Tante nggak dengar.""Mama." Menunjuk Desi.
"Mamanya Alaska." Dan beralih menunjuk dirinya sendiri.
Terdiam, Desi benar-benar tidak mengerti. Apa maksud anak ini?
Sedangkan disisi lain Alaska menatap sendu wanita didepannya, ia sudah tau, sudah pasti Desi tidak akan pernah mau menerima dirinya sebagai anak. Apalagi ia anak dari laki-laki brensek yang sudah menyakitinya.
Alaska mengalihkan tatapannya kearah Alwi yang berada dipangkuan Mamanya, bolehkah Alaska memanggil Desi Mama? Ia kan tidak tidak salah.
Desi tersentak begitu mendengar tawa Alwi, rupanya anak itu sedang menatap berbinar kearah Alaska.
"Kalau Mama tidak percaya, coba tanya Alwi." Alaska menarik tangannya dari genggaman tangan kecil milik Alwi.Alwi mendongkrak dan menatap polos kearah Desi, mata bulat itu mengerjap-ngerjap seakan ingin ditanya.
"Yang benar saja, masa aku tanya bayi?"
Alaska tersenyum mendengar ucapan Desi barusan, tentu saja tidak masuk akal.
"Nyonya."
Saat ketiganya asik bercengkrama, seorang pelayan datang memanggil Desi.
"Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]
RomansaCHAPTER SUDAH LENGKAP. Pembalasan dibalik layar #1-revenge #1-adikipar #1-kiss Heppy Reading📖