part-17[Hari Pertama Bekerja]

1.8K 199 11
                                    

HEPPY READING.

Mata Desi terbuka begitu malam berganti menjadi pagi, ia bisa melihat melalui celah-celah gorden bahwa matahari sudah menampakkan sinarnya. Mengucek matanya yang masih agak berat ia melirik suaminya yang matanya masih tertutup.

Tiba-tiba rasa ingin mencekik Alam hinggap di otaknya, tangannya terulur ingin menyentuh leher Alam tapi seketika Desi mengelengkan kepalanya cepat. Sebenarnya itu pikiran apa sih? Dirumah sakit ia juga seperti ini. Kembali ia menarik tangannya sembari menghela nafas.

Dengan perlahan ia melepaskan pelukan Alam, mencoba melepaskan kuncian Kaki yang ikut melilitnya. Setelah benar-benar terlepas Desi mengantikannya dengan bantal guling. Ia terkekeh begitu melihat Suaminya mengecup bantal itu beberapa kali.

Sebelum kekamar mandi ia sempat melirik jam didinding.
"Astaga hampir aja lupa, guekan kerja hari ini!" Mengetok kepalanya frustasi.

Owh bukan kerja, lebih tepatnya membalas dendam muhehehe.

___________$

Dimeja makan semuanya melirik Desi yang dengan antengnya menyuap makanan, sedangkan Ariz menatap tidak percaya baju yang Desi kenakan.
"Kak Desi kerja jadi Cleaning Servis?" Tanyanya terkejut, didepan keluarganya ia memang memanggil Kak Desi tapi dibelakang aku kamuan.

"Iya! Bagus nggak seragamnya?" Kedua alis Desi naik turun, ia seperti bangga menjadi cleaning servis.

Ariz mengaruk tengkuknya, "bukannya Kak Alam masih bisa nafkahin Kak Desi? Kenapa mesti harus kerja lagi." Tanyanya sedikit emosi, kenapa Kakaknya ini membiarkan Desi bekerja! Tukang Cleaning servis lagi. Ia tidak terima.

Disini Ariz belum tahu menahu rencana Desi, hanya Alam dan kedua orang tuanya yang masih tau.

Mendengar itu Desi memasang mimik sedih.
"Riz kamu taukan Kak Desi itu bosan dimansion ini, terus tidak tau mau lakuin apa. Mau ngerawat anak.... Kak Desikan udah mandul." Ucapnya dengan nada sedih, ia reflek memuji-muji aktingnya dalam hati.

Reflek Aruni didepannya tersedak, sedangkan Alam disampingnya menegang mendengar kalimat terakhir istrinya.

"Apa?" Apakah Ariz tidak salah dengar.

"Mandul?" Aruni ikut bertanya bingung.
"Bukannya..." Ia ingin lanjut berucap tapi melihat tatapan Alam ia tidak jadi melanjutkan ucapannya.

"Bukannya apa?" Sumpah Desi emosi mendengar ucapan mengantung Mama Mertuanya. Tapi tunggu dulu, ia seakan teringat sesuatu. Desi reflek mengumankan bodoh untuk mulutnya.

Harusnyakan Desi belum tau tentang dirinya yang mandul. Iya nggak sih? Desi jadi bingungkan, ia dirumah sakit waktu itu sebenarnya kenapa? Mengaruk kepalanya frustasi begitu tanda tanya hinggap di otaknya.

'Desi lo kemana anji** gue jadi gila karena nggak tau apa-apa disini!'

Batinnya berteriak frustasi, ia melirik Alam yang terdiam disampingnya dan juga tangannya ikut terkepal seperti memikirkan sesuatu.
"Emm Mas, waktu Desi dirumah sakit sebenarnya aku kenapa?" Tanyanya penasaran, sepertinya otak Desi sedang ko sleting.

Alam menatap heran istrinya, apakah Desi lupa? Kalau memang benar lupa itu bagus.
"Kamu keguguran sayang." Mengelus kepalanya Desi sayang.

Aruni dan Aris kompak melotot kaget, kenapa Alam berbohong.
"Apa? Keguguran?" Berarti benar donk Desi belum tau menahu mandul itu. Tapi sepertinya ada yang janggal.

Alam mengangguk ia lalu melirik Mamanya dan menatapnya seolah menberi peringatan.
"Lebih baik kamu lanjut makan, lihat ini sudah jam berapa." Menatap arloji ditangannya.

Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang