Dibaca doank, divomet kagak.
Ceklek
"Ada apa?"Alam menbuka pintu.
"Kebawah, makan malam."ucap Ariz.
Setelah mengatakan itu, Ariz turun meninggalkan Alam.
"Kenapa Mas?" Desi menatap bingung.Alam tidak menjawab, ia malah menarik tangan Lia.
"Apasih, nggak jelas." Gerutunya."Kamu nggak boleh ngumpat sama suami," Ucapnya tanpa menatap kearah Desi.
Desi reflek menutup kepalanya, "Mas cenanyan yah!"
Sekali lagi Alam tidak menjawab.
"Ingin kuteriak.. Ingin kumenangis.." Desi bernyanyi yang sebenarnya menyindir.Mereka sampai di ruang makan, Desi berdecak kagum, sumpah nih ruangan kayak tempat nyeblos pilkada aja, tersusun rapi.
"Alam sini makan bareng-bareng." Aruni tersenyum menatap Anak sulungnya."Cuma Alam doank nih yang dipanggil, Desi enggak?" Desi berdiri dramatis.
"Kalau kayak gini, lebih baik Desi meninggoy aja.""Nggak boleh!" Alam mengeleng tegas.
Sedangkan keduanya tidak berkutik, Desi malu sendiri. Ia menatap Aruni.
"He'em Desi.......Sana makan di dapur!" Aruni dengan galak menuju dapur. Persis disinetron."Hahaha Tante bisa aja bercandanya, nggak ngaruh tsayy," Ia menarik Alam duduk.
Ia dengan bar-bar menumpuk makanan banyak dipiring Alam.
"Makan Mas, makan yang banyak-banyak biar cepat besar," Bahkan tanpa memotongnya, Desi meletakkan satu ekor ayam utuh."Eh ngadi-ngadi kamu ngasinya!" Aruni berniat mengangkat ayam itu, tapi Alam menghalanginya.
"Nggak papa Ma, Alam bakal ngabisin kok," Dengan semangat Alam melahapnya. Baru kali ini Desi berenesiatif mengambilkan makanan untuknya.
"Owh iya, bisa nggak sih Tan makan ayam nggak usah sama nasi?" Desi tersenyum manis.
"Terserah."Aruni duduk setelah mengambilkan makanan untuk Ariz.
Desi menatap remaja didepan Alam, " Hehehe hai,"
Ariz hanya memberikan tatapan dingin kearahnya.
Gluk
Desi meneguk ludahnya kasar.
"Tan? Dia siapa?"Tanyanya kearah Aruni."Desi kamu kenapa?"Bukan Aruni yang berbicara, tapi suaminya.
"Ha? Desi kenapa?"Bukannya menjawab ia balik bertanya.
"Kamu lupa? Dia Ariz Adik Ipar kamu, atau Adik aku," Jelasnya.
Lah bukannya Alam anak tunggal, kok bisa punya adikk!
"Kayaknya Istri kesayangan kamu itu otaknya ketempelan permen karet jadi kesumbat," Aruni melirik sebentar wajah bingung Desi lalu lanjut makan.
"Ngadi-ngadi SiTante, bukan ketempelan permen karet tapi karena menbuang sampah sembarangan!"
Oke mereka bertiga bingung.
_______
Ciuw ciuw ciuw
Pagi menjelang setelah malam, ya iyalah malam! Masa siang.
Sedari tadi anak burung menciut-ciut minta makan kepada Ibunya.Terlihat seorang wanita yang masih bergelung didalam selimut, tanpa menyadari seseorang yang terduduk di pinggir ranjang menghalangi sinar matahari untuknya.
Bahkan seseorang itu tertawa saat wanita yang masih menutup matanya meracau tidak jelas.
"Ketela makin kusuka,"" Hum? Mari kita coba!"Wanita itu Desi, sedangkan yang duduk itu siapa lagi kalau bukan suaminya Alam.
Desi mengeliat saat melihat Sisca khol menberikan uang satu miliyar kepadanya dimimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]
RomanceCHAPTER SUDAH LENGKAP. Pembalasan dibalik layar #1-revenge #1-adikipar #1-kiss Heppy Reading📖