part-19[Asya]

1.4K 183 56
                                    

💗

KALAU JUDULNYA NGGAK ADA BERARTI AKU LUPA NULISNYA 😊😊








Desi menarik nafas sembari menatap miris gedung didepannya, saat ini ia benar-benar dipecat tanpa pembelaan bahkan Melina mengusirnya keluar dari kantor tanpa Manajer tau.

Ia mengaruk kepalanya dengan frustasi, bagaimana dengan rencananya! Desi tidak akan membiarkan mereka bahagia diatas penderitaan Desi asli!

Rahmi yakin 100 persen! Bahwa Ryan tau dimana keluarga kandung Desi! Hanya laki-laki itu yang tau.
"Sial! Sial! Sial!!" Menyentuh pelipisnya yang sakit akibat pusing.

Ia merogoh tasnya lalu mengambil handphonenya. Desi berdecak kesal melihat handphone ditangannya.
"Cik. Kalau nelpon supir pasti bakal dilaporin sama Alam." Ia ingin pulang, tapi jika ia pulang sudah pasti Aruni juga akan melaporkan jika dirinya sudah dipecat.

Dan jika Alam tau, laki-laki itu akan menyuruhnya untuk berhenti dengan alasan merepotkannya, lalu membiarkan Alam turun tangan untuk menbalaskan dendamnya.

Desi tidak mau itu! Ia ingin tangannya sendiri yang membuat mereka semua menyesal!

Oke anggap saja ia memang mau merepotkan, masalahnya ia tidak akan puas jika orang lain ikut campur!
"Apa gue jalan-jalan sebentar dulu aja yah? Biar orang rumah ngira gue kerja beneran." Baiklah ia memutuskan untuk melihat-lihat kota ini sebentar. Sekalian melihat seluruh perubahan yang ada disini.

Sebelum melangkah Desi berpikir sebentar. Dia tidak tau arah jalan disini? Bagaimana kalau dirinya tersesat?
"Ini nih kalau jadi orang buta jalan, pasti begini." Ia mengaruk telinganya bingung.

Ia berpikir sebentar lalu matanya kembali berbinar begitu mengingat sesuatu.
"Ini udah jam berapa yah?" Menatap jam di pergelangan tangannya.
"Jam 2 siang, berarti Ariz udah pulang dari sekolah!" Ia tersenyum lebar sembari mendial nomor adik iparnya.

Disisi lain.

Sepasang kekasih berjalan menuju parkiran, seluruh siswa-siswi berbisik dengan penuh iri menatap Asya. Kekasih dari Ariz.

Jika dilihat-lihat Ariz merupakan tipe laki-laki posesif, cenderung mengekang. Terbukti saat ia memeluk erat pinggang Asya sembari menatap tajam laki-laki yang berani menatap kekasihnya.

Sedangkan Asya sudah terbiasa diperlakukan seperti itu, dan tentang posesifnya seorang Ariz memang benar.

Bahkan ia dilarang berteman kecuali sepupu perempuannya yang bersekolah juga disini, jadi Asya hanya berteman dengan satu orang saja. Dilarang berteman atau menatap laki-laki lain selain keluarga dan Ariz sendiri, dilarang memakan makanan yang Ariz larang, dilarang keluar malam dan masih banyak lagi!!

Jika Asya ketahuan melanggar larangan itu, Ariz tidak akan segan-segan bermain fisik atau mengatai dirinya dengan kata-kata kasar.

Toxic relationship? Bisa dikatakan seperti itu hubungan mereka berdua.

Hubungan keduanya memang dibangun atas dasar konflik, mulanya saat Asya baru menginjakan bangku SMA. Saat itu Ariz ditantang oleh seseorang siswa untuk berenang disekolah.

Entah apa alasan siswa itu menantang Ariz, Ariz juga tidak tau. Dan siswa itu juga merupakan kekasih dari Asya sejak SMP. Ariz tertarik menerima tantangan itu, tapi taruhannya adalah Asya.

Bagas sebagai Kakak Asya tentu saja marah! Siapa yang tidak akan marah adiknya dijadikan taruhan! Tapi kemarahan itu hanya bisa ia telan bulat-bulat saat tau dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi jika Ariz sudah bertitah.

Ariz menang? Tentu saja! Pada akhirnya Asya dan pacarnya kandas akibat kesalahan sendiri.

Pada awal semester 1 kelas 2, hubungan keduanya sungguh tidak jelas! Ariz tidak pernah menganggap Asya pacar, sebaliknya Asya pun tidak peduli.

Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang