Ryan terbangun dengan nafas terengah-engah, tidak pernah ia duga bahwa wanita yang baru saja menolak untuk kembali dengannya tepat ada didepannya sekarang.
Ia terdiam sedangkan wanita itu menatap khawatir dengannya.
"Mas kamu nggak apa-apa?" Tangan lembut itu mengusap peluh keringat didahi Ryan.Otak Ryan mencoba mencerna semuanya, apakah tadi ia hanya bermimpi? Sekali lagi ia menatap Desi, ia tidak salah liat! Desi menatap cemas kearahnya.
"Mas nggak apa-apa, t-adi kita dari mana?"Satu alis Desi terangkat naik, ia bingung.
"Dari mana? Kita nggak kemana-mana. Kamu yang kenapa? Tiba-tiba Sekretaris kamu nelpon terus bilang kamu pingsan dikantor.""A-apa?" Ryan ikut bingung, laki-laki itu menatap baju yang dikenakan Desi, sudah diganti. Apakah benar cuma mimpi?
"Kamu sebenarnya kenapa sih Mas?"
"Kayaknya Mas mimpi buruk," Ryan menghela nafas panjang, cemas, takut, lega dan bahagia yang ia rasakan.
Ia bersyukur karena itu hanya mimpi.
Tapi sebenarnya itu nyata.
Desi ikut menarik nafas, lantas ia berdiri dari duduknya.
"Lebih baik kamu istirahat, aku mau susulin Mama yang lagi cari makan diluar."Ryan mengangguk, ia juga baru sadar bahwa ia dirumah sakit.
Desi mengecup kening Ryan sebentar lalu keluar dari ruangan, sepuluh langkah dari ruang rawat milik Ryan, tiba-tiba Desi berhenti.
Matanya menatap pintu kamar yang didalamnya terdapat laki-laki yang begitu dikenalnya sedang memakan makanannya dengan lahap. Itu Alam, suaminya.
Entah apa yang Rahmi bicarakan dengan laki-laki itu sebelum ia kembali ke tubuhnya, Desi juga tidak mengingat apa yang Rahmi lakukan sehingga Ryan terkapar tidak berdaya dirumah sakit ini.
Desi teringat kembali dengan ucapan Rahmi sebelumnya, gadis itu memberinya kesempatan walaupun ia tidak terima.
Tubuh ini adalah miliknya, tapi kenapa Rahmi memliki hak untuk tubuh ini?
Disisi lain Rahmi kembali ketempat terakhir ia huni sebelumnya, gadis itu juga rupanya mengingat kejadian tadi, entahlah, tadi, kemarin atau beberapa menit yang lalu.
Ia masih dilanda emosi, Desi... Ukhhh, wanita itu benar-benar bodoh!
Flashback.
Dari sekian lamanya ia terkurung diruangan yang lebih mirip bioskop ini, akhirnya Rahmi punya teman, kalian tau siapa? Itu Desi.
Rahmi melirik wanita yang sedari tadi diam, wanita itu duduk persis disebelahnya. Lantas karena sudah mulai bosan akhirnya Rahmi bersuara.
"Nggak usah banyak cincang! Pasti lo taukan siapa gue!?"Desi hanya mengangguk pelan tanpa mau menatapnya.
Rahmi menarik nafas panjang, sebenarnya dia penasaran, kemana jiwa wanita ini pergi saat ia menempati tubuhnya?"Anu, sebenernya jiwa lo kemana beberapa bulan ini?" Tanyanya.
Desi akhirnya menatap Rahmi, sepertinya wanita itu tertarik dengan arah pembicaraan mereka.
"Aku ketubuh kamu."Mata Rahmi terbelalak mendengarnya, "jadi! Gue masih hidup!?"
Desi terdiam, tapi kemudian menjawab.
"Sebelumnya iya, tapi... Meninggal lagi." Wanita itu mengaruk kepalanya, terlihat merasa bersalah."Apa! Jangan bilang... Lo bisa sampai kesini karena tubuh gue udah koid!"
Desi meringis, lantas ia membenarkan ucapan gadis itu.
"Benar, mungkin waktu pertama kali kamu masuk ketubuh aku, kamu ada kesempatan buat balik ketubuh asli kamu dengan cara bunuh diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan : Revenge Behind The Scenes[TAMAT]
RomansaCHAPTER SUDAH LENGKAP. Pembalasan dibalik layar #1-revenge #1-adikipar #1-kiss Heppy Reading📖