Mau up malem tapi ntar malem harus anu.. Jadi skrg aja y.
***
Not My Dad ! - The Night.
Setelah selesai menghadiri acara itu, Zac dan Dann kembali ke kamar hotel mereka masing-masing.
Dann duduk didepan meja rias dan menatap dirinya dicermin. Pipinya bersemu merah muda dan itu disebabkan oleh Zac. Tatapannya, senyumannya, penampilannya, semuanya membuat Dann merinding, merinding karna ia menyadari jantungnya benar-benar berdegup kencang untuk lelaki itu.
Sementara itu, dipundaknya masih tersangkut Jas milik Zac. Tadi Zac sempat memberikannya pada Dann untuk ia kenakan karna disana cukup dingin.
Lalu Dann melepasnya, ia memandangi Jas itu. Harum khas tubuh Zac yang menempel disana, membuat Dann ingin lebih dekat menghirup aroma pria itu dari Jasnya.
Dann memejamkan matanya lalu menghirup aroma di jas Zac itu. Aroma parfum oriental dengan manisnya Vanilla dan Tobacco yang sangat memikat.
Beberapa detik kemudian, Dann tersadar.
"Apa yang kulakukan?" Ia malu padahal tidak ada orang, lalu ia menertawakan dirinya sendiri.
"Aku harus mengembalikan Jas ini." Dann bangkit dari duduknya dan keluar dari kamarnya untuk mengembalikan Jas milik Zac.
Saat Dann hendak mengetuk pintunya, Zac sudah lebih dulu membuka pintu kamarnya. Membuat Dann sedikit terkejut.
"Aku mau mengembalikan jasmu,"
"Terimakasih," Zac mengambil Jasnya. "tapi bisa kau bantu aku sebentar..?" Wajah Zac nampak pucat.
Kini Dann sudah berada didalam kamar hotel Zac.
Dann tidak bisa menahan tawanya. Zac takut tikus yang ada dikamar mandi hotelnya. Sementara Dann dengan mudahnya menangkap buntut tikus itu dengan tangannya.
"Ah, kau sangat menggemaskan," ucap Dann pada Tikus putih yang ditangkapnya itu.
"Apanya yang menggemaskan? Menjijikkan."
Dengan jahilnya, Dann sengaja menyodorkan tikus itu pada Zac.
"Apa yang kau lakukan?! Singkirkan dia!" Tentu saja Zac langsung berlari menjauh naik keatas sofa.
"Hahaha," Dann menertawakan Zac. "Kau lucu sekali Zac," masih terus menertawakan Zac yang tengah ketakutan itu.
Tiba-tiba tikus itu terlepas, Dan lucunya Dann juga terkejut, ia berteriak dan ikut naik berdiri keatas sofa bersama Zac, ia spontan memeluk Zac.
Tikus itu mencari jalan keluar, ia memutar disekitar bawah sofa lalu berjalan kearah jendela dan keluar dari sana.
Zac melihat tikus itu sudah keluar dari jendela. Dan Dann masih memeluknya erat.
"Sudah pergi. Dia sudah keluar lewat jendela."
"Yang benar?!" Ucap Dann masih memeluk Zac.
"Iya benar."
Dann pun melepaskan pelukannya.
"Kenapa kau ikutan takut?"
"Kalau dia diam saja aku berani. Tapi tadi dia lompat dan berlarian,"
Sekarang giliran Zac yang menertawakan Dann.
"Sama saja."
Lalu Dann dan Zac turun dari sofa. Tapi tiba-tiba Zac menahan tangan Dann saat wanita itu hendak melangkah. Zac menatap kedua mata Dann. Zac mendekat, mengikis jarak diantara mereka dengan menarik pinggang langsing Dann. Dann bingung, seharusnya ia menjauh dan pergi dari sana. Tetapi, kenapa kakinya terasa terpaku dan tidak mau bergerak?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kemana Dann? Apa dia sudah tidur?" Jeff memandangi layar ponselnya. Sejak tadi panggilannya tidak diangkat oleh Dann. Entah mengapa perasaannya tidak enak, ia takut terjadi sesuatu pada Dann.
![](https://img.wattpad.com/cover/247021370-288-k832972.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY (Vsoo Stories)
RomanceKumpulan cerita Vsoo. Random Place. Gudangnya typo, ngaco dan jauh dari kaedah tata bahasa indonesia yang baik dan benar. #vsoo Cover edit by me. Start 20/08/21