Anniversary (1)

595 142 10
                                    

Soonya tengah duduk memandangi sebuah gaun hasil rancangannnya. Lalu ia bangkit dari duduknya mendekati gaun itu. Mengecek setiap detail gaunnya dan memastikan tidak ada yang kurang.

"Sempurna."  Soonya tersenyum, karna ia berhasil membuat gaun seindah itu. Selalu.
Ia tidak pernah gagal dalam menciptakan sebuah rancangan yang bagus dan indah.

Ia kembali ke tempat duduknya dan tidak sengaja menjatuhkan pulpen dari atas mejanya. Lalu Soonya menunduk kebawah untuk mengambil pulpen itu.

Tak lama ponselnya berdering dengan nama Vierro muncul di layarnya.

"Iya Vier?"

"Kau sedang apa?"

"Baru saja mengecek gaun. Ada apa?"

"Aku akan menjemputmu nanti."

"Baiklah,"

"Sudah dulu ya, aku lanjut bekerja. Aku mencintaimu, Soo."

"Aku-" bip..

Kalimat Soonya terhenti karna Vierro sudah lebih dulu memutuskan panggilannya. Salah satu kebiasaan Vierro yang justru membuat Soonya semakin jatuh cinta. Pasalnya, ditengah kesibukannya pria itu selalu menyempatkan untuk menghubunginya walau sebentar saja seperti barusan.

"Aku juga mencintaimu, Vierro." Ucap Soonya melanjutkan kalimatnya dengan menatap layar ponselnya sembari tersenyum.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Soonya sudah keluar dari butiknya. Dan Vierro sudah menunggu diluar. Soonya melangkahkan kakinya kearah dimana Vierro sedang menunggunya. Ia memeluk pria itu.

"Ayo, dingin sekali cuaca hari ini." Ucap Vierro membukakan pintu mobilnya untuk Soonya.

"Mungkin salju atau hujan akan turun malam ini," ucap Soonya lalu menarik seatbelt dan menguncinya. Lalu ia mengeluarkan ponselnya karna ada beberapa notif yang bersangkutan dengan pekerjaannya.

"Mungkin, tapi salju kelihatannya lebih baik" Vierro tersenyum memandang Soonya sesaat sebelum ia beralih memegang setirnya. Soonya tidak menyadari itu, ia tengah fokus pada ponselnya.

Mereka sampai disebuah restauran mewah.

"Vier? Kenapa kita kesini?"

"Makan malam." Vierro tersenyum pada Soonya lalu turun dari mobil untuk membukakan pintu Soonya.

Vierro meminta jemari tangan Soonya untuk ia genggam. Seperti pangeran yang tengah menyambut seorang putri yang turun dari sebuah kereta kencana.

Soonyaa hanya bisa tersenyum, mengulurkan tangan pada Vierro. Vierro pun mengecup lembut punggung tangan Soonya. Lalu Soonya menggandeng lengan pria itu melangkah masuk kedalam restauran.

Kini mereka berdua sudah duduk dimeja yang Vierro pesan.

"Vier?" Soonya terkejut melihat meja yang sudah tertata sedemikian romantis itu.

Mereka pun duduk disana.

"Happy Anniversary 5th, Soo." Ucap Vierro tersenyum mengenggam jemari tangan Soonya diatas meja.

Soonya hampir lupa. Hari ini adalah hari Anniversary hubungan mereka yang ke 5 tahun.

"Maaf Vier, aku hampir lupa. Aku senang sekali kau menyiapkan ini semua."

"Tidak apa-apa, jika kau lupa aku yang ingatkan. Begitulah sebuah hubungan. Saling melengkapi."

"Benar dan hidupku tidak akan pernah lengkap tanpamu, Vier."

"Maka dari itu," Vierro mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Sebuah kotak cincin yang langsung ia buka dihadapan Soonya. "Maukah kau menikah denganku?"

Tentu saja Soonya langsung mengganguk antusias.

Vierro memasangkan cincin itu di jari manis Soonya.

Tak lama makanan mereka datang. Mereka berdua menyantap makanan itu dengan penuh bahagia dan saling memandang seperti saat pertama kali berkencan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Soonya dan Vierro sudah berada didalam mobil menuju apartemen mereka. Soonya terus tersenyum memandangi cincin yang melingkar dijari manisnya itu, lalu memandang kearah Vierro yang tengah menyetir.

Tak lama, senyumnya menghilang saat melihat sebuah truk besar yang mengarah kearah mereka. Truk itu menghantam mobil mereka dari sisi kiri yaitu tepat dimana Vierro duduk. Soonya terpental keluar tapi Vierro terjebak didalam mobil dalam kondisi terhimpit dan bersimbah darah.

Soonya yang terpental itu masih sadar dan berusaha bangkit berdiri menyeret kakinya mendekat kearah mobil untuk menyelamatkan Vierro.

"Vier!" Isaknya melihat mobil yang sudah

Ia masuk kedalam mobil. Ia melihat sang kekasih terjebak didalam sana dengan tubuhnya yang terhimpit. Tangannya masih bergerak. Soonya langsung meraih tangan Vierro dan mengenggamnya erat.

"Pergi.. mobil ini akan meledak," suara Vierro terdengar sangat lemah.

"Tidak, aku akan tetap disini bersamamu."

"Tidak boleh, pergi aku mohon.. "

"Tidak Vierro. Kau juga harus keluar dari sini."

Lalu bantuan datang, Soonya langsung dikeluarkan dari sana. Genggaman tangan mereka pun terlepas.

"Tidak, Vierro!! lepaskan aku!" Petugas membawa Soonya kedalam ambulance. Saat pintu ambulan itu hendak tertutup, Soonya melihat mobil itu meledak.

Tim evakuasi tidak sempat mengeluarkan Vierro dari sana.

Soonya terdiam dalam keterkejutannya. Ia shock. Bahkan rasanya tidak bisa lagi untuk berteriak ataupun menangis.

Beberapa detik setelah itu, Soonya jatuh pingsan.

***

Tbc

LOVE STORY (Vsoo Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang