Aslan | 15

4.1K 277 26
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

   Pagi ini sekolah dihebohkan dengan berita Aslan berada rumah sakit namun belum ada satupun yang mengetahui bahwa Aslan dikeroyok. Mereka hanya masih menerka-nerka kali ini yang membuat pria itu masuk rumah sakit. Kejadian seperti ini bukan terjadi satu atau dua kali, cukup sering menjadi berita sehari-hari mereka. Namun karena kematian Reanno, mereka pun mulai berasumsi bahwa Aslan sengaja masuk rumah sakit agar terhindar dari polisi.

   Selain itu Darissa termasuk jajaran orang-orang yang mengetahui berita itu pagi ini—Ia baru mengetahui kejadiannya tepat setelah artikel itu rilis di situs sekolah.

   Darissa panik bukan main dan langsung menghubungi Aslan, tetapi pria itu tak aktif. Berkali-kali ia menghubungi, mengirim pesan, bahkan sampai ke grup kelasnya tapi sama sekali tak ada balasan.

   Darissa semakin khawatir dan mencoba menghubungi teman-teman Aslan yang lain tetapi tetap saja, hasilnya nihil. Satupun tak ada yang mengangkat atau membalasnya. Entah ini sengaja atau tidak, tapi Darissa sangat membutuhkan kabar Aslan.

   "Udah lah, Dar. Nanti juga mereka pasti bakal ngasih tau kita kok. Lo nggak perlu sekhawatir ini kali, Aslan kan juga udah biasa kayak gini." Ucap Ghea mencoba menenangkan sahabatnya.

   "Ya gimana nggak khawatir, Ghe.. Aslan biasanya aktif, mereka juga, tapi kenapa gue telpon daritadi nggak di angkat coba!" Darissa berdecak sembari mondar-mandir.

   "Kenapa pada nggak ngangkat sih.." Darissa menggigit bibir bawahnya, dan tiba-tiba berhenti melangkah. Tanpa sepatah katapun, gadis itu langsung mengambil tas dan berjalan keluar kelas.

    "Eh, eh! Mau kemana lo?!"

    "Cabut, gue nggak bisa kalo nggak liat kondisi Aslan sekarang."

    "Astaga, tu anak.." gumam Ghea. Ia berdecak dan mengambil ponselnya, mengetikkan sesuatu di sana. Sebenarnya, ia sudah mengetahui bahwa Aslan masuk rumah sakit.

   Malam tadi, saat Gafra pulang ke apartemennya, Gafra sudah menceritakan semuanya, dari Aslan yang dikeroyok, masuk rumah sakit dan semuanya. Namun entah kenapa tadi pagi Gafra sudah menghilang dan hanya menitip pesan untuk tak mencarinya atau ke rumah sakit, juga menyuruhnya untuk tak memberi tahu siapapun tentang hal itu. Terutama pada Darissa.

   Ghea pun menurut, tak banyak bicara, ia lakukan saja perintah kembarannya itu.

   "Ck, nyusahin banget si." Gerutu Ghea dan segera menyusul Darissa.

    Sementara di tempat lain, Marvell, Gafra, Raul dan para anggota Rezgart tengah berada di depan gerbang SMA Cakrawala. Mereka tengah melakukan aksi membalas dendam. Ya, mereka memang benar-benar akan menyerang Rama dan anggotanya. Di depan sana sudah ada satpam dan guru-guru yang berusaha menghentikan.

    Tetapi, Marvell dan anggotanya tak menggubris. Mereka terus membuat keributan.

    "WOI ANJING! KELUAR LO RAMA!" Marvell menatap tajam pagar yang menghalangi.

   "Haduh.. Kalian itu masih SMA, jangan tawuran terus. Inget nyawa dong!" Bujuk satpam yang menahan pagar.

   "Buka, pak! Kalo nggak, kita yang buka paksa nih pagar!" Ancam Marvell.

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang