𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
Semilir angin, menerpa permukaan kulit Aslan, rasanya sudah lama sekali Aslan tak menikmati angin dan pemandangan di sore hari ini, langit yang berwarna jingga, matahari yang akan segera terbenam, dan sekawanan burung yang berlalu lalang.
Aslan duduk di tepi pantai, tepat disebuah bebatuan, di genggamannya terdapat bebatuan kerikil, pria itu melemparnya sejauh yang ia bisa, melakukannya berulang kali, seraya memikirkan rentetan kejadian yang ia alami.
Rasanya aneh. Aslan bisa merasakan desiran aneh ketika nama itu kembali disebut. Mengingatkan Aslan pada peristiwa dua tahun yang lalu. Bagaimana bisa? Nama itu sudah terkubur seperti Reanno, tapi..
Apa yang menyebabkan nama itu muncul? Apa sebabnya? Dan, apa yang dilakukan Aslan hingga harus menerima fakta bahwa ia kembali.
Aslan memaksa Shean menjadi kekasihnya, ancaman yang datang pada Darissa dan munculnya nama yang telah terkubur lama—Masalah ini, memicu banyak pengaruh pada pikiran Aslan.
Satu-satunya tempat yang ia butuhkan, tak ada. Aslan tak tahu siapa tempat itu. Aurora kah? Darissa? Sahabatnya? Atau mungkin, Shean?Aslan tak tahu.
Yang ia bisa, hanya diam dan memendam segalanya.
Buyar. Aslan merogoh saku celananya saat merasakan ponselnya bergetar. Lalu tertampang nama Darissa disana. Aslan menelisik panggilan itu dengan seksama, sebenarnya ia malas sekali menanggapi orang lain untuk saat ini, tapi ketika omongan Darissa kembali muncul dibenaknya, dengan terpaksa, Aslan mengangkat panggilan tersebut.
"Halo? Lan? Lo dimana? Gue takutt.."
Nada suara gadis itu tampak bergetar. Dan, Aslan menyadari bahwa gadis itu sedang menangis.
"Tunggu, gue otw." Aslan mematikan sambungan.
Pria itu beranjak dan segera pergi dari sana dengan motornya. Dengan terpaksa lagi, Aslan harus meluangkan waktunya yang berharga ini untuk Darissa.. Lagi.
***
"Makasih ya, Chik. Maaf ngerepotin.." ujar Shean dengan tulus. Ia tersenyum.
Chiko mengangguk singkat dan membalas senyuman itu juga sekilas. Perlahan, motor Chiko mulai menjauh dari pandangan Shean. Gadis itu memperhatikan dengan seksama sebelum akhirnya berbalik.
Kali ini, Shean tak melihat mobil di pekarangan rumahnya. Itu berarti, Jenna tak dirumah. Shean melangkahkan kakinya, untuk beberapa saat, gadis itu diam, jemarinya mulai bergerak membuka ponsel, ia menelusuri nama Raja, dan ketika menemukannya, gadis itu segera mengetikkan sesuatu disana.
From Shean : Ja, gmn kbr lo? gue minta maaf bgt soal tadii, kabarin gue ya klo lo butuh sesuatu.
Shean bergulir mengecek pesan-pesan lainnya dari Violet. Hanya ada beberapa lalu gadis itu bergerak mematikan ponselnya, namun sebelum itu, ia menghentikannya. Shean meremas ponselnya, dengan ragu, gadis itu membuka ruangan chat dengan Aslan.
Tak ada pesan seperti biasanya.
Shean memejamkan mata sekilas dan menggeleng. Ia segera mematikan ponselnya dan melangkah masuk ke dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN
Teen Fiction‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️ Ini kisah Aslan, sosok kejam yang ditakuti murid-murid. Awal pertemuan mereka, Aslan itu cuek, aneh dan tertutup. Namun, dibalik itu semua Aslan adalah pria yang berbahaya. Semua murid menjulukinya SI PENGUASA KEJAM...