Aslan | 34

2.4K 158 36
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

   Flashback On

   Gafra akhirnya berdiri dari duduknya ketika melihat deringan ponsel yang tak hentinya mengganggu, ia mendengus jengkel melihat siapa gerangan sang penelepon. Dengan berat hati, Gafra mengambil ponselnya dan menggeser panggilan, menolak telepon dari adik kembarnya. Gafra kembali duduk dan mengambil stik PS miliknya, asik ria bermain tanpa memperdulikan ponselnya yang kembali berdering.

   Selama satu jam lamanya, Gafra mengabaikan deringan ponsel. Dia hanya  fokus pada game yang tengah ia mainkan.

    Sampai pada akhirnya, Gafra mulai merasakan lelah, dia mematikan televisi yang menyala dalam sekejap lalu melempar stik PS dan membanting diri ke ranjang. Lalu, tangannya bergerak mengambil ponselnya.

    Puluhan panggilan serta ratusan pesan dari Ghea berhasil menarik perhatiannya. Keningnya mengerut, tumben sekali.

    Gafra pun beranjak bangkit sambil mengambil jaketnya. Dia akan pergi ke apartemen, sambil membaca satu persatu pesan Ghea, Gafra berjalan keluar dari kamar. Hingga fokusnya terhenti, langkah kakinya memelan, matanya menajam melihat pesan Ghea yang penuh dengan memohon, lalu, ada sederet kalimat meminta tolong.

   Feeling Gafra mengatakan ada yang tidak beres pada kembarannya. Apa Ghea sedang mengepranknya? Tapi, pesan ini.. Terlihat serius.

   Gafra segera menyimpan ponsel dan berlari turun dari tangga satu persatu.

   "Abang, mau kemana?" teriak Gladys dari arah dapur.

     "Apart, Mah."

    "Bawa Ghea pulang, jangan diajak keluyuran adekmu itu." sahut Genta sambil menyesap rokoknya.

    Gafra menghentikan langkahnya, perasaannya mulai tak karuan, dia panik dan takut.

   "M-mah, abang minta tolong telponin polisi. Bisa, kan?" cicit Gafra.

    Gladys yang tengah meletakkan secangkir kopi untuk sang suami langsung menoleh dengan raut wajah bingung. "Polisi? Buat apa, bang?"

    "Mah, Ghea.. G-ghea—"

    Genta melotot, "Ghea kenapa?!" ujarnya bangkit.

    "Gafra nggak tau, tapi kayaknya ada yang nggak beres, telpon aja polisi ke apart sekarang. Gafra pergi!" ucapnya sebelum berbalik dan berlari kencang.

    "Gafra!"

    "Abang!! Jangan pergi dulu!" Teriak Gladys yang tak dihiraukan Gafra.

    Gladys dan Genta saling bertatapan, dengan wajah panik, Gladys hendak menyusul sang putra namun langsung ditahan oleh Genta.

    "Kamu siap-siap aja sekarang, kita susul Gafra ke apart. Biar aku yang telpon polisi!" titah Genta.

    Gladys mengangguk cepat dan berlari ke atas untuk mengganti pakaiannya.

    Sedang Genta langsung mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.

***

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang