𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰Sebuah pertikaian antara dua kubu sedang terjadi, tepatnya di markas Rezgart. Suara pukulan dan erangan berbagai anggota Rezgart terdengar keras, mereka sibuk saling menjatuhi sama lain, beberapa mencoba menghindar dan kabur namun gagal.
Aslan berdiri dengan nafas yang memburu, menyaksikan beberapa anggotanya yang mulai jatuh satu-persatu, tak ada yang mampu menahan serangan mendadak ini.
Saat tengah bersantai dan berkumpul, mereka dikejutkan dengan sebuah suara motor yang berbunyi-bunyi diluar, mengklakson dan melempar batu ke markas Rezgart. Aslan tak hanya diam pun langsung bergegas keluar dan menyerang hingga saat ini, mereka kalah karena jumlah dan serangan yang mendadak.Aslan memandang satu titik, seseorang yang baru saja muncul ditengah perkelahian. Pria itu menggunakan masker namun postur tubuhnya, Aslan seperti tak asing.
"Nyerah." Satu kata berhasil menghentikan perkelahian tersebut. Aslan berhasil menarik perhatian mereka, dan saat itu juga mereka menjauh dan berjalan ke arah seorang yang menggunakan masker, bisa Aslan simpulkan pria itu pasti yang berkuasa.
"Cukup, hentiin ini. Kalian siapa? Mau kalian apa?!" sentak Aslan, ia menatap tajam lelaki bermasker tersebut sambil menyeka darah yang keluar dari hidungnya.
Lelaki bermasker itu maju perlahan dengan tatapan yang tak lepas dari Aslan, hingga jarak mereka mulai dekat, Aslan berancang-ancang jika tiba-tiba mendapat serangan namun yang ia dapat bukanlah pukulan, lelaki itu hanya melirik ke sekitar Aslan yang terdapat Marvell, Raul, Gafra, dan Chiko yang tengah mencoba berdiri.
"Berhenti cari tau gue, Lan."
Aslan mengernyit. "Maksud lo?"
Lelaki itu membuka maskernya, seperkian detik Aslan membelakkan matanya, pria itu..
"Nero?"Nero memberikan tatapan peringatan sirat akan ancaman, "Suruh anak bokap lo berhenti ganggu gue atau cari tau gue."
Aslan berdecih.
"Gue nggak berniat ngerebut Shean."
Bugh!
Nero termundur sambil menyentuh pipinya. Ia terkekeh kecil lalu menatap Aslan yang penuh emosi dan bersiap akan menyerangnya. Kali ini, Nero langsung menangkis pukulan Aslan dan balik memukul pria itu.
"Gue nggak mau ngabisin waktu buat ngurus bocah, bubarin Rezgart dan jangan pernah cari tau atau muncul di hadapan gue."
"Orang gila!"
"Anjing! Emang lo siapa nyuruh kita bubar?!" sahut Raul membentak, maju perlahan sambil menatap tajam Nero.
"Sampai kapanpun Rezgart nggak akan bubar!" Marvell ikut menyahuti, ia melangkah diikuti dengan Gafra dan Chiko serta beberapa anggota Rezgart.
"Mau sampai mati pun kita nggak akan pernah biarin Rezgart bubar!" Gafra berdecih.
"Iya kan, Lan?"
Tak ada jawaban yang mereka dapat, sontak mereka langsung mengalihkan pandangan pada Aslan. Aslan hanya diam menatap satu titik di leher Nero, sebuah tato dengan ukiran mawar hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN
Teen Fiction‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️ Ini kisah Aslan, sosok kejam yang ditakuti murid-murid. Awal pertemuan mereka, Aslan itu cuek, aneh dan tertutup. Namun, dibalik itu semua Aslan adalah pria yang berbahaya. Semua murid menjulukinya SI PENGUASA KEJAM...