𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
Hari pertama Shean sekolah di Bandung dirinya bangun tepat pada jam 07.10, yang dimana 5 menit lagi masuk sekolah. Ya, Shean terlambat. Buru-buru bangun dan membersihkan diri, 10 menit di dalam kamar mandi akhirnya perempuan itu keluar. Ia segera mengambil seragamnya yang di gantung. Memakainya dan mengambil tas ranselnya dan tak lupa ponselnya.
Ia berlari kecil menuruni tangga dengan menenteng sepatu sekolah dan tas ransel miliknya.
"Mahh!" panggil Shean dengan keras. Ia duduk di depan ruang TV seraya mengikat tali sepatunya.
"Shit!" umpat Shean dan kembali berlari ke lantai atas. Ia membuka pintu kamar sang mama. Ia melongo tak percaya saat mendapati Jenna masih bergulung di balik selimut.
Double shit!
Shean segera menutup pintu ruangan tersebut dan kembali berlari ke lantai bawah. Shean membuka pintu rumah seraya menyalakan ponselnya. Shean akan memesan taksi online saja. Ia melirik jam yang tertera di ponselnya, 07.30. Sempatkah ia memesan?
Ia berlari kencang keluar dari perumahan ini. Dalam hati ia terus mengumpat. Perempuan itu terus berlari di trotoar hingga sebuah angkot berhenti di pinggir jalan. Shean mengurungkan niatnya memesan taksi.
Ia segera masuk. Ada satu anak laki-laki yang memakai seragam sekolah yang sama dengannya, satu ibu-ibu yang membawa seorang anak dan satu pria paruh baya.
Shean berdehem.
Ia melirik jam tangan yang melingkar lalu kembali menatap jalanan.
"Nengnya, mau ke SMA Ganesha kan?"
"Eh, i-iya mas." jawab Shean dengan kikuk.
"Jam segini sih udah pasti telat," sahut seorang cowok yang memakai seragam SMA Ganesha juga.
Wajahnya tampan namun pakaiannya urak-urakkan, satu lagi pria itu tampak seperti preman bukan anak sekolah.
Shean tersenyum tipis dan menggangguk saja.
"She... Sheanna Fabriella?" gumam cowok itu yang masih dapat Shean dengar. Cowok itu melirik name tag Shean lalu kembali menatap wajah perempuan itu.
"Kenalin gue Raul." Pria itu mengulurkan tangannya dengan senyum percaya dirinya.
Raul menaikkan sebelah alisnya dan kembali menarik tangannya saat tidak ada respon dari sang empu. "Anak baru ya?"
Shean mengangguk sekilas.
"Masuk IPS atau IPA?"
"IPA."
"Kelas berapa?"
"12."
"Kok lo cantik sih?"
"Nggak ta—" Spontan Shean langsung menoleh, memicingkan matanya menatap pria tersebut yang berada di sebelahnya.
"Gue serius, lo cantik."
Berdehem. Shean menetralkan ekspresinya dan melirik sekitarnya yang kini memandangnya dengan senyuman menggoda.
"Mending diam deh." bisik Shean.
Raul menyengir kecil, memperhatikan gadis di sebelahnya dengan gemas. Ya, ia jujur saat nengatakan jika Shean cantik.
Saat Raul hendak berbicara tiba-tiba saja gadis itu melangkah turun duluan. Memperhatikan sekitar, ternyata sudah sampai. Raul tersenyum miring kala sebuah ide tiba-tiba terlintas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN
Teen Fiction‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️ Ini kisah Aslan, sosok kejam yang ditakuti murid-murid. Awal pertemuan mereka, Aslan itu cuek, aneh dan tertutup. Namun, dibalik itu semua Aslan adalah pria yang berbahaya. Semua murid menjulukinya SI PENGUASA KEJAM...