Aslan | 29

3.8K 245 19
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

     Dua bulan kemudian.

    Banyak hal yang terjadi selama Shean melewati hari-harinya dua bulan belakangan ini. Setelah kejadian pelecehan yang dialami Shean, Shean mengalami perubahan drastis. Akibat trauma yang Shean milikki, dia sering mengalami mimpi buruk. Dua bulan ia bolak-balik ke psikiater—Selama hari itu, Aslan dan Jenna selalu menemaninya—Ah, berbicara tentang Jenna, dia telah sembuh dan sudah di perbolehkan pulang satu bulan yang lalu.

    Aslan membantunya selama masa pemulihan Jenna, tak hanya itu, Aslan sering meluangkan waktunya bersama mereka. Shean merasa.. Aneh. Tidak hanya Shean yang berubah, Aslan jauh lebih. Dia sering bersikap lembut, walau terkadang berlebihan, tetapi Aslan selalu bisa mengontrol amarah, dia melakukannya senantiasa untuk menebus rasa bersalahnya pada Shean mengenai kejadian itu.

    Karena dia, Shean di sentuh oleh mereka. Dua pria itu sudah di hukum atas perbuatannya. Aslan lah yang melaporkan mereka ke polisi dengan Raul dan Gafra sebagai saksi. Mereka pun di jatuhi hukuman hanya beberapa tahun—Tapi, lewat koneksi Leon, mereka di jatuhi hukuman seumur hidup.

    Shean puas. Walau hal itu, tetap membuatnya takut dan was-was. Dia selalu cemas setiap bertemu dengan sosok pria yang bergaya layaknya preman— Mereka semua menakutkan dan berbahaya bagi Shean.

    Aslan, merubah seluruh tampilannya karena ketakutan Shean. Dia tak lagi menggunakan jaket lapis dengan logo Rezgart, dia selalu menggunakan hoodie dan menutupi tato-tatonya yang tampak di bagian leher. Sering kali, Aslan terpergok membuang rokoknya kala bertemu Shean, dia menghindari semua perbuatan buruknya di depan gadis itu.

    Tapi menurut Shean, Aslan terlalu berlebihan, dia selalu memprioritaskannya dan Jenna dibandingkan teman-temannya. Karena itu, Shean sering mendapati tatapan sinis dan tajam dari Marvell, Raul, Gafra dan bahkan Chiko. Mereka mulai tak menyukai kehadirannya, entah ini perasaan Shean saja atau tidak.

     Pertemanan antara Aslan mulai terbagi. Aslan lebih sering berada di rumah Jenna ketimbang markas. Dia sering bersama Shean di sekolah, lalu pulangnya mengantar gadis itu dan kembali ke rumah, ketika malam, dia akan menongkrong di markas kemudian pergi ke rumah Shean lagi untuk mengantarkan sesuatu atau mengobrol dengan Jenna.

    Aslan melakukannya untuk Shean. Ia lakukan agar Shean terbiasa dengan dirinya.

    Namun, hal itu membuat Aslan tanpa sadar, mulai membatasi jarak antaranya dengan Rezgart.

    "Malam ini gue ke markas. Jangan kemana-mana, dan kabarin gue kalo butuh sesuatu." Aslan berdiri dari sofa setelah mengatakan hal itu. "Kunci pintu, tutup jendela, jangan buka kalo bukan gue atau nyokap lo, ngerti?" Shean tersenyum tipis, kata-kata itu adalah khas Aslan sebelum pergi dari rumahnya.

    Ia bahkan sampai hapal. Sangking seringnya Aslan mengucapkannya.

    "Iyaa, hati-hati, Lan." Untuk saat ini, Shean tak tahu hubungan mereka. Yang pasti, Shean mulai merasa nyaman dan aman secara bersamaan.

    Aslan mengacak rambut gadis itu dan tersenyum, kemudian melangkah pergi. Setelah kepergian Aslan, Shean segera menuruti pria itu. Mengunci pintu, menutup jendela, memastikan rumahnya aman sebelum naik ke atas untuk tidur.

    Shean melangkah ke atas. Sejauh ini, dia memilikki perkembangan pesat, perlahan, Shean mulai biasa saja mengenai kejadian itu, mimpi buruknya mulai jarang, Shean merasakan dirinya telah kembali seperti dulu kala. Tidak cemas atau ketakutan lagi. Ia merasa aman. Terutama setiap bersama Aslan.

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang