Aslan | 33

5.3K 341 95
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

   Semenjak pertemuan Ghea dan Shean di taman malam itu, keduanya sering kali bertemu untuk sekedar berbagi keluh kesah, hanya pada malam hari dan tanpa sepengetahuan Aslan. Sering berada di luar pada malam hari membuat Shean selalu berdebat bersama Aslan, Shean takkan mengalah dalam perihal ini, karena dia risih setiap malam berada dalam pengawasan Aslan— Hidupnya terkekang oleh pria itu sampai Shean muak berada di rumahnya sendiri. Namun, Aslan selalu bisa mengalahkan Shean, berbagai cara yang tak luput dari ancaman, dia selalu menggunakannya agar Shean menurut.

   Seperti saat ini, pukul 9 malam Shean ditahan oleh Aslan ingin keluar dari rumah— Pria itu sudah menangkring di depan rumahnya dengan wajah kesal.

    "Ya udah, kan bisa gue temenin, lagian ditaman mulu nggak bosen apa?"

    Shean menghembuskan nafas lelah, dia melirik tajam Aslan. "Lo juga nggak bosen apa mantau gue mulu? Setiap detik di kamar, gue berasa uji nyali tau nggak?!"

   Aslan mengedikkan bahu lalu memainkan rambut Shean yang tergerai, "Nggak, gue demen liatin lo tidur."

    Shean menggigit bibir guna menahan kekesalan. Dia membuang muka dengan helaan nafas kasar. Semenjak kejadian tempo lalu, Nero juga tak pernah menghubunginya lagi, dia menghilang dalam sekejap, tetapi Shean mengerti, Nero pasti kecewa karena Shean memutuskan pertemanan begitu saja tanpa alasan yang jelas. Shean ingin bertemu Nero, tetapi dia bingung, dimana dan bagaimana cara mengelabui pria sinting di sampingnya ini.

    Maka itu, Shean memilih menyimpannya sendiri, dia harus menahan diri agar tak mencari Nero.

   "Mikirin Nero terus gue belah otak lo." Shean tersentak dan menoleh pada Aslan. Menggerutu kecil dan menyikut dada pria itu. Aslan mengaduh kesakitan penuh drama. "Besok gue jemput, awas aja pergi duluan!"

   "Ya."

   "Yang ikhlas."

    "Bawel deh, iyaaaa..!"

    Aslan tersenyum lebar dan mengacak rambut Shean, "Salamin ke nyokap, gue pulang dulu, jangan kemana-mana, tetap di kamar, kalo sampe gue nggak liat lo disana, abis lo sama gue! Ngerti, kan?"

   Shean memutar bola mata jengah, "Hm, sana pergi." ujarnya sebelum bangkit sambil mendorong-dorong kecil pria itu.

   Aslan mengecup kening Shean sekilas sebelum beranjak untuk pergi. Melihatnya, Shean lantas segera masuk dan menutup pintu rumahnya. Memejamkan matanya, Shean tengah memikirkan cara keluar dari rumah, dia ingin bertemu Ghea, karena gadis itu berkata ingin mengatakan sesuatu kepadanya.

    Shean melangkah pelan ke jendela, mengintip dari celah-celah, ia menghela nafas berat, lalu membuka ponselnya, keningnya mengerut melihat nama Ghea tertera di notifikasi, segera mungkin Shean membuka isi chat yang terkirim.

    Shean melangkah pelan ke jendela, mengintip dari celah-celah, ia menghela nafas berat, lalu membuka ponselnya, keningnya mengerut melihat nama Ghea tertera di notifikasi, segera mungkin Shean membuka isi chat yang terkirim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang