Part ini full ttng keluarga Aslan.
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
Aslan berjalan disebuah lorong rumah sakit dengan meneteng sebuah plastik. Setelah memutuskan tadi, Aslan langsung menuju ke tempat Aurora masih dirawat. Berbicara tentang Aurora, setelah Leon pergi malam itu tanpa memberi tahunya apa yang terjadi pada Aurora, Leon jarang menghubunginya, ia jadi penasaran, sebenarnya apa yang membuat Aurora masih terbaring dirumah sakit hingga kini?
Kebetulan sekali, Aslan mengetahui Aurora dirumah sakit lewat Felisha. Walau ia sudah jarang bertemu dengan Omanya, tetapi komunikasi yang mereka lakukan melalui ponsel masih berjalan lancar.
Tak perlu mencari ruangan Aurora dengan lama, karena ia sudah melihat dari kejauhan dua orang berbadan besar yang berdiri di samping pintu ruangan. Itu pasti ruangan Aurora.
Dengan langkah cepat, Aslan menuju ke sana. Ketika dua orang itu menyadari kehadirannya, mereka langsung membuka jalan.
"Ada papa di dalam?"
"Tidak ada, tuan Leon sedang ada urusan yang tak kami ketahui."
Aslan mengangguk kecil sebagai jawaban. Perlahan, jemarinya bergerak membuka knop pintu. Ketika pintu terbuka, Aslan langsung dihadapkan dengan ruangan yang begitu luas. Dibrankar sana, Aurora terbaring menutup mata.
Langkah Aslan terhenti seketika. Ia merasa blank. Matanya memanas, cairan bening sudah siap tumpah namun sebisa mungkin Aslan menahannya. Ia bergerak mendekati ranjang tersebut.
Lalu, meletakkan plastik dimeja dan duduk di kursi.
Keheningan terjadi cukup lama.
Aslan memperhatikan wajah ibunya yang pucat. Dengan hati-hati, jemarinya bergerak mencapai tangan Aurora. Ketika bersentuhan, Aslan merasakan kulit dingin itu seakan menyengatnya.
Aslan mengecup punggung tangan Aurora dengan lama dan berhati-hati.
"Ma, Aslan disini."
Hening.
"Maafin Aslan udah egois sama kalian, maaf sikap Aslan masih childish, seharusnya Aslan senang kalian kembali tapi.. Aslan bingung waktu itu, Aslan juga takut, takut kalian cuma sementara disini."
"Aslan nggak akan mampu ngeliat kalo kalian pergi tinggalin Aslan lagi. Bertahun-tahun tanpa kepastian sakit tau, mah.. Aslan terus mikir, kenapa kalian pergi, apa mungkin Aslan punya salah yaa?"
"Terus, kenapa Aslan nggak boleh tau urusan kalian? Apa mungkin pekerjaan sesibuk itu? Bertahun-tahun disana.. apa kalian nggak kangen Aslan?"
Matanya sendu. Aslan menggenggam erat tangan Aurora. Ia berusaha kembali menahan tangisannya.
"Sepenting apa sih pekerjaan kalian? Kenapa sampe harus tinggalin Aslan pas masih kecil?"
"Padahal Aslan butuh kalian."
Tes.
Aslan segera menyeka air mata sialan yang jatuh membasahi pipinya. Tidak, ia harus tegar, ia tak boleh menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN
Genç Kurgu‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️ Ini kisah Aslan, sosok kejam yang ditakuti murid-murid. Awal pertemuan mereka, Aslan itu cuek, aneh dan tertutup. Namun, dibalik itu semua Aslan adalah pria yang berbahaya. Semua murid menjulukinya SI PENGUASA KEJAM...