Aslan | 4

7.3K 540 69
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

   Malam ini Aslan menyusuri jalanan yang sepi dengan motor sportnya. Membelah jalanan seraya terus memikirkan hukumannya. Ia di berikan keringanan, skors 3 hari dan membayar semua tanggungan rumah sakit milik Aldo.

   Lalu, kedua orang tuanya juga memberi kompensasi untuk Aldo dan keluarganya untuk menutup mulut agar tidak terdengar sampai ke media.

   Motor sport itu berhenti tepat di sebuah club. Aslan memarkirkan motornya sebelum akhirnya turun seraya melepas helmnya. Ia melangkah menuju club tersebut namun sebelum masuk ia di hadang oleh dua pria berbadan kekar.

   "Aslan."

   Pria berbadan kekar itu langsung memberi akses jalan untuk Aslan, seakan mengerti saat Aslan menyebut namanya. Cahaya yang berkelap-kelip, membuat pandangan Aslan menyipit untuk mencari keberadaan Aksa, pria yang akan ia temui. Bau alkohol serta bau rokok langsung menyengat begitu langkah kakinya masuk ke dalam.

   Aslan mengedarkan pandangan namun belum juga menemukan keberadaan sang kepercayaan di generasi Rezgart kedua tersebut.

   "Mau minum?" tawar seorang perempuan yang berpakaian seksi sembari menyodorkan segelas alkohol.

   Aslan menatapnya sekilas lalu mengeluarkan ponselnya, tidak peduli dengan wanita itu yang kini terkekeh kecil atas penolakan Aslan.

   To Aksa : Dimana, bang?

   Aslan menghentikan pergerakannya saat tangan nakal wanita yang sedang meliuk-liukkan badan itu kini mulai menyentuh dadanya. Senyuman wanita itu terus terpatri, ia semakin mendekatkan tubuhnya pada cowok itu. Namun Aslan langsung menahan kedua tangan wanita itu, sedangkan tangan kirinya menyimpan ponsel milikknya ke dalam saku jaketnya.

   Ia memandangi wanita itu dengan dingin lalu tanpa berkata sepatah katapun ia melangkah meninggalkan wanita itu.

    Aslan mengedarkan pandangannya lagi dan lagi, ia kembali mengambil ponselnya lalu segera menutupnya setelah membaca notifikasi pesan dari Aksa.

   From Aksa : Ruang VVIP.

   Aslan tentu tahu dimana letaknya, ia pernah beberapa kali ke sini bersama anggota Rezgart.

    Ia membuka ruangan itu, tatapannya lurus pada pria yang kini tengah bersandar di sofa. Ada dua wanita yang sibuk bergelayut manja di lengannya.

   Aslan mengabaikannya.

   "Apa kabar?" Aksa berdiri dan menjabat tangan Aslan lalu berpelukan sekilas. Aksa menepuk bahu Aslan dan tersenyum tipis. "Mau minum?"

   "To the point, bang." Aslan duduk di sofa salah satunya seraya memandang Aksa dengan wajah datarnya.

   Aksa melirik dua wanita yang kini berada di sebelahnya lalu mengodenya, untuk keluar.

   Setelah kepergian dua wanita itu, kini hanya tersisa Aslan dan Aksa.

   "Bagaimana dengan Rezgart?" tanya Aksa.

   "Zidan berulah, banyak terjadi tawuran dengan siswa sekolah lain, udah pasti Rezgart lagi nggak aman."

   "Kacau." gumam Aksa. "Lo udah tau maksud gue manggil lo bukan? Sebelumnya gue mau ke markas, tapi lo suruh ke sini, pad—"

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang