𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
Shean melangkah di sepanjang lorong dengan tergesa-gesa. Bahkan sampai menyenggol siapapun tanpa peduli dengan keadaannya. Shean membuka pintu kamar inap Jenna. Bola matanya melebar, Shean langsung berlari, menyerang Jenna dengan sebuah pelukan.
Jenna sadar. Ibunya sudah bangun. Syukurlah.
Jenna tersenyum tipis dan mengurai pelukan. "Sakit, sayang, mama masih lemes." ujarnya lembut.
Shean meringis pelan dan menjauhkan dirinya. Ia menoleh pada sang dokter yang berdiri tak jauh darinya, ia melirik seseorang yang juga hadir disana. Aslan tengah berbicara dengan dokter itu, lalu, mereka keluar bersama dengan seorang suster yang mengikuti.
Kapan pria itu ke sini? Dan kenapa? Apa berniat menjenguk Jenna? Atau mungkin mencarinya?
Shean berpaling pandangan ke arah Jenna, ia tak perlu memikirkan Aslan untuk saat ini, seharusnya Jenna yang ia pikirkan. "Mama gimana keadaannya? Mama udah minum? Makan? Apa masih ada yang sakit?" tanyanya bertubi.
Sontak, Jenna tertawa kecil. Ia mengacak rambut Shean. "Mama baik-baik aja, cuma masih lemes. Kayaknya perlu istirahat lagi."
"Tante Jenna bener, nyokap lo harus istirahat lagi, ini kata dokter. Lo boleh bisa jenguk lagi besok. Tante Jenna bakal dipantau sama suster, lo tenang aja," Aslan menghampiri brankar. Ia memberikan senyuman tipis pada Jenna.
"Makasih ya, Aslan, udah bantu tante. Tante, boleh minta tolong, kamu antarin Shean pulang aja."
"Tapi Ma—"
"Iya, tante. Aslan bakal antar Shean pulang, besok kan juga sekolah." selanya seraya melingkarkan tangan dibahu Shean, menekannya.
"Shean, kamu pulang sekarang aja ya? Besok kesini lagi, oke?" Jenna tersenyum hangat saat mendapati anggukan dari Shean. Ia mengecup kening Shean dan mengacak rambutnya. "Hati-hati ya."
"Aslan, tolong antarin Shean ya, maaf banyak ngerepotin kamu." pinta Jenna.
Aslan menggeleng dan tersenyum. "Santai, tan, Shean pacar Aslan, udah seharusnya Aslan anterin." balasnya.
Shean memutar bola mata jengah. Ia melepaskan rangkulan Aslan dan segera berpamitan dan membereskan barang-barangnya. Tak lupa salim terlebih dahulu.
***
"Darimana aja? Violet udah pulang daritadi, nggak mungkin kan lo sama dia?" cercanya begitu sampai di basement.
Netranya menajam, "She, jawab!"
Shean menoleh dan menghentikan langkah. Mengkerutkan keningnya, "Tau darimana gue sama Violet?"
"Jangan alihin pembicaraan!"
"Lo mata-matain gue, Lan? Really?"
"Shean!" Shean mendengus.
Shean membuang muka dan meremas pakaiannya guna menghilangkan rasa gugup. "Dari rumah—Eum.. Cuma ambil barang yang ketinggalan aja," Ia tersenyum kaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN
Teen Fiction‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️ Ini kisah Aslan, sosok kejam yang ditakuti murid-murid. Awal pertemuan mereka, Aslan itu cuek, aneh dan tertutup. Namun, dibalik itu semua Aslan adalah pria yang berbahaya. Semua murid menjulukinya SI PENGUASA KEJAM...