Aslan | 39

1.8K 105 17
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

           Tibalah hari ujian untuk kelulusan, seantero Ganesha mulai membicarakan berbagai acara setelah kelulusan, mereka ingin mengadakan acara promnight. Acara tersebut akan digelar setelah ujian selesai sebagai pengingat mereka bahwa mereka akan melepaskan masa sekolah-sekolah mereka. Seantero sangat menunggu hari itu.

"Ujian mah belum mulai tapi pada ngomongin dress aja orang-orang." celetuk Raja— Teman sekelas Shean.

Shean mengedikkan bahu acuh. Mereka berjalan di koridor sambil mencari ruang ujian mereka. Raja hanya terus merocos yang hanya di angguki oleh Shean.

Gosip mengenai hubungan Aslan dan Shean mulai menyebar, mereka dikabarkan sudah tak memilikki hubungan spesial dilihat dari Aslan yang sudah tak lagi mengapeli Shean di sekolah. Bahkan seminggu sebelumnya Aslan tak pernah terlihat disekolah. Karena itu, beberapa murid di dalam kelas Shean mulai menemani gadis tersebut. Mereka sudah tak begitu gelisah jika berdekatan dengan Shean.

"Jauh bet elah ni kelas."

"Kayaknya yang ini," Shean menghentikan langkah sambil membaca sejenak kertas yang ditempel di pintu.

"Cariin nama gue dong, She." pinta Raja dan langsung melengos masuk meninggalkan Shean.

Shean memutar bola mata. Padahal belum tentu nama mereka ada.

Senyum Shean perlahan luntur ketika melihat nama seseorang yang ia kenali, Aslan. Mereka satu ruangan. Keringat mulai membasahi pelipis Shean, ia melirik sekitarnya dan menggigit bibir bawahnya.

Ya tuhan, ia berharap pria itu tak masuk saja. Shean tak sanggup jika harus melihatnya.

Setelah kejadian tempo lalu dimana Aslan membawanya paksa ke markas, Shean mengatakan sesuatu hingga perlahan Aslan mulai menjauhinya, ia meninggalkan gadis itu sendiri di markas tanpa berniat memulangkannya kembali.

              Hari berikutnya Shean tak mendapati sediktpun pesan dari Aslan, tidak ada yang mengganggunya sampai hari ini pun, batang hidung pria itu tak terlihat, Aslan bagai hilang ditelan bumi. Tak ada satupun yang kepo, justru seantero sedikit lega dengan tidak adanya kehadiran Aslan disekolah walaupun teman-temannya masih sering berada di Ganesha.

                 "She! Bel woi!" Lamunan Shean buyar, ia mengerjap dan menatap Raja yang berdiri dihadapannya. "Kenapa dah pagi-pagi udah ngelamun aja." timpalnya.

                  "Nggak, ayo masuk." ajak Shean sambil tersenyum tipis guna meyakinkan Raja.

***

                   Ujian tengah berlangsung selama 10 menit, kelas hanya diisi dengan keheningan, dua pengawas yang berstatus guru tengah berkeliling, memastikan tak ada yang saling mencontek. Sepanjang ujian dimulai Shean gagal fokus dan merasa gelisah, ada satu bangku yang masih belum terduduki dan bangku itu berada di belakang Shean. Ia tak menyangka bangku pria itu akan berada di belakangnya.

                    "Sudah dihubungi, pak?" Samar-samar Shean mendengar dua pengawas itu tengah berbisik.

                    "Masih belum ada jawaban."

                    Shean melirik sekitarnya dan berdehem, ia kembali membaca soal sambil memainkan pulpennya, rasanya gugup, ia merasakan kegeselihan yang kentara hingga pengawas tersebut menyadarinya.

ASLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang