29

4K 217 5
                                    

"Hai Yu, masih inget gue? gue denger-denger Lo diusir juga ya dari earth? hahaha kasian banget." Ujarnya sambil tertawa remeh.

"Lo ..."

"Kaget ya, biasa aja kali ekspresi Lo. Lo apa kabar Yu?"

"Pengecut. Kemana aja sekarang baru muncul."

"Pengecut? gue?"

"Iya, Lo pengecut." Tekan Ayu lagi.

Plakk ....

Laki-laki itu menampar Ayu.

"Gue emang pengecut, tapi siapa yang paling pengecut di sini. Kalian semua tau gue curang, tapi gue gak gak ada niat sedikitpun untuk ngilangin nyawa Rio. Dan apa yang Bara, Revan, Lo dan anak-anak Earth lain lakuin ke gue?  Kalian malah nyudutin gue. " 

Laki-laki itu adalah Bastian, mantan anggota Earth yang pernah curang saat bertanding balap liar yang sampai mengakibatkan seseorang kehilangan nyawanya, Iya, Rio adalah korbannya. Orang tua Bastian telah menyelesaikan baik-baik masalah ini dengan keluarga Rio. Tapi tidak dengan Bastian sendiri.

Bastian mendekat ke arah Ayu sehingga Ayu reflek berjalan mundur. "Sekarang Lo mau apa?" 

Bastian senyum menyeringai "Gue cuma mau ajak kerja sama." 

"Kerja sama apa?" Tanya Ayu gugup karena Bastian terlihat menyeramkan sekarang. Badan Ayu seketika lemas ketika Bastian mulai mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya. 

Ayu dan Putri mempunyai kelemahan yang sama. Ayu dan Putri paling tidak bisa ditodong dengan benda tajam seperti pisau. Dan Bastian mengetahui itu.

Bastian mendorong tubuh Ayu sehingga badan lemas itu terjatuh. Ia menyibakkan rambut-rambut yang menutupi wajah Ayu dengan pisaunya. Tangan Ayu yang sudah berkeringat itu gemetar. Saat ini Ayu hanya ketakutan tanpa bisa melawan.

Bastian mengelus pipi Ayu yang tadi ia tampar "Lo makin cantik kalo ketakutan kayak gini, mana sisi petarung Ayu yang nolongin ketua Merpati itu? Di sodorin pisau aja udah kayak gini. Lemah."

"Tolong jauhin pisau Lo." Lirih Ayu.

"Apa, gue gak denger. Mulut Lo bilang apa?" Bastian menunjuk bibir Ayu dengan pisaunya yang membuat Ayu makin panas dingin.

"Gue mau bales dendam sama Earth, gue ajak Lo karna kita sama. Kita cuma buangan."

"Gue gak mau." Lirih Ayu.

Plakk...

Bastian menampar Ayu.

"Gue bukan penghianat kayak Lo." Tambah Ayu.

Plakk...

Bastian menampar Ayu lagi. Ujung bibir Ayu sudah berdarah.

"Yakin gak mau gabung sama gue? Kalo Lo nolak, gak tau deh apa yang bakal gue lakuin ke mereka." Bastian menunjukkan foto Farel dan Alvino

"Bas jangan kayak gini." Ayu meneteskan air matanya. Dalam ingatan Ayu, Bastian adalah seseorang yang sangat baik pada Ayu, selalu mendengarkan keluh kesah Ayu, dan begitupun sebaliknya. Tapi Bastian yang di hadapannya ini adalah orang yang sangat berbeda.

"Kayak gini gimana Yu, gue bukan Bastian yang Lo kenal dulu, dan Lo tau ini karena siapa. Earth yang buat gue jadi gini."

"Maaf Bas, maaf."

"Udah terlambat, sekarang Lo pilih, mau kerja sama buat hancurin Earth, apa kedua kakak Lo yang hancur di tangan gue."

"Bas..."

"JAWAB." Sentak Bastian.

"I iya gue mau." Ayu terpaksa menuruti Bastian. Tentu Ayu tak ingin kedua kakaknya celaka, tapi ia juga tak mau Earth celaka. Ayu akan mencari cara agar Bastian tak sampai kelewatan.

Bastian tersenyum. "Bagus, nanti gue bakal hubungin Lo buat rencana kita." Bastian memegang lengan Ayu yang terluka. "Ini luka kenapa, udah kering ya. Ah gak asik, gue benerin ya sebagai tanda awal kerja sama kita." Bastian menyayat luka di tangan Ayu yang sudah mengering dengan pisaunya, yang mengakibatkan lukanya kembali berdarah.

"Akhh.." Rintih Ayu menahan sakit.

"Nah, kalo gini kan bagus ada warnanya, yaudah gue pergi dulu ya. Bye Yu." Bastian meninggalkan Ayu, tapi sebelumnya Bastian menepuk kepala Ayu dengan lembut.

Hari sudah malam, Ayu sekarang dalam keadaan yang menyedihkan. Badan Ayu lemas, pisau dan ancaman Bastian membuat tenaga Ayu terkuras habis. Wajah Ayu sekarang terlihat sangat pucat, untuk berdiri saja Ayu tak kuat. 

Ayu membaringkan tubuhnya pada rerumputan lapangan yang ia tempati saat ini, Ayu ingin mengembalikan tenaganya sebentar. Ayu benar-benar sangat lelah sekarang.

Brum.. brum..

Terdengar suara motor berhenti. Kemudian pemilik motor itu turun.

"Gilak Lo beneran tidur di sini Yu." Pekiknya. 

Kemudian ia mendekat ke arah Ayu. " Astaga Ayu."

"Dimas..." Lirih Ayu.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang