52

2.3K 137 6
                                    

Tiga jam sebelum pertandingan dimulai Bastian menghubungi Ayu. "Lama banget angkat telvon aja." Kesal Bastian, karena Ayu baru mengangkatnya setelah panggilan ketiga darinya.

"Udah bagus ya gue mau angkat telvon dari Lo. Udah jangan basa-basi." Malas Ayu.

"Ke Rainbow café sekarang." Suruh Bastian

"Ogah, gue gak mau ketemu sama Lo." Tolak Ayu.

"5 menit."

"Udah gue bilang gue gak mau berurusan sama Lo."

"4 menit 50 detik."

"Aishh." Kesal Ayu yang langsung berangkat ke café menuruti Bastian. Katakanlah Ayu pengecut yang masih takut menghadapi Bastian setelah apa yang terjadi pada kakaknya, walau tak ada bukti pasti jika Bastian yang melakukannya, tapi hatinya berkata jika ia tak boleh mencari gara-gara dengan saudara sesama manusianya ini, bisakah kita menyebut Bastian manusia, entahlah.

Sesampainya di Rainbow café, Ayu kemudian mengedarkan pandangannya pada ruangan café tersebut, sampai netranya menangkap sosok Bastian dengan hoodie hitamnya, yang kebetulan pula ia juga mengenakan hoodie yang berwarna sama.

"Gue tau Lo pasti dateng." Ucap Bastian tepat setelah Ayu duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

Ayu merotasikan bola matanya malas. "Apa, cepet kalo mau ngomong."

"Pesen makan dulu ya, gue laper banget." Pintanya melas.

Dengan sedikit gengsi Ayu berkata, "Gue juga laper sih." Ayu lapar karena terakhir kali ia makan bersama Kevin dan Kenan, Ayu hanya makan sedikit, nafsunya hilang ketika ada Kenan di sana.

"Hahaha, Lo lucu banget, yaudah Lo mau pesen apa?"

"Biasanya Lo pesen apa disini?" Tanya Ayu yang bingung dengan pilihan menu yang banyak.

"Nasi goreng ayam biasanya."

"Yaudah itu aja, sama jus alpukat."

"Oke, gue pesen dulu." Bastian langsung meluncur untuk memesan makanan mereka dan segera kembali ke tempat duduknya.

"Ayu."

"Iya?"

"Lo masih ngejar Kevin?" Mendengar itu Ayu kemudian menatap Bastian lekat, sedikit heran kenapa Bastian tiba-tiba menanyakan itu. Dan ingatan dimana Ayu yang dulu selalu bercerita tentang Kevin pada Bastian tiba-tiba muncul lagi.

Ayu menggelengkan kepalanya. "Udah enggak."

"Oh, baguslah."

"Kenapa?" Tanya Ayu.

"Ya karena selama ini dia selalu nyakitin Lo."

Ayu sedikit tertarik dengan pembahasan ini. "Kenapa emang kalo dia nyakitin gue Bas?"

"Ya gue gak suka." Jelasnya. Kemudian makanan pesanan mereka datang. "Makan dulu." Lanjut Bastian dan Ayu mengangguk menyetujuinya. Mereka makan dengan hening sampai selesai.

"Enak nasi gorengnya." Celetuk Ayu jujur, mungkin karena memang ia juga lapar, rasanya jadi lebih enak.

"Iya, makanya gue ajakin Lo kesini." Timpal Bastian.

Orang menyangka, pasti mereka pasangan kekasih yang tengah berkencan, apalagi mereka sama-sama menggunakan hoodie hitam yang membuat keduanya terlihat seperti pasangan-pasangan yang sengaja agar berpakaian sama.

Padahal tadi pagi mereka baku hantam di taman, sekarang malah makan dan ngobrol dengan nyaman seperti pasangan kekasih.

"Yu, nanti malem, sebisa mungkin Lo harus pastiin kalo di markas Earth gak ada orang satupun sebelum Lo bakar." Ujar Bastian setelah menyeruput habis jusnya.

"Ternyata Lo mau ngomongin ini." Ayu kemudian menghela nafasnya frustasi. "Bas, kenapa harus gue?" Tanya Ayu lesu.

"Karena kita sama Yu, mereka udah buang kita, mana yang katanya keluarga. Kalo anggota keluarganya salah itu dirangkul bukan malah dibuang. Gue kecewa sama mereka Yu, dan gue juga tau kalo Lo sebenarnya juga ngerasain hal yang sama." Jelasnya.

"Gue tau Lo kecewa, tapi Lo juga tahu alasannya kenapa Earth buang Lo, kalo waktu itu Lo gak ngilang dan minta maaf semua gak akan kayak gini. Kak Bara gak akan buat peraturan yang akhirnya buat gue juga dikeluarin dari Earth. Tapi kita juga tahu kan kalo curang sampe ngebahayain orang lain itu bukan perbuatain yang baik, itu yang ditekanin Kak Bara." Ungkap Ayu harap-harap Bastian mengerti.

Bastian hanya diam.

"Dan Lo perlu tahu satu hal. Kak Bara waktu itu bersedia buat gantiin Lo di penjara, karena Lo kabur. Sampe pada akhirnya keluarga Lo nyelesain semuanya." Lanjut Ayu.

"Kalian nyudutin gue waktu itu, cuman Lo yang diem-diem nemuin gue dan nenangin gue. Gue selalu inget malam itu Yu. Dan suatu hari saat polisi nyari gue, gue butuh Lo waktu itu, tapi Lo gak ada."

"Gue kemana?" Ayu tak mengingat kejadian yang Bastian katakan itu.

"Lo dirumah sakit." Sontak jawaban itu membuat Ayu mengingat bagaimana ia yang ditemukan pingsan di kamarnya, ingatan tentang bagaimana ia mencoba mengakhiri hidupnya dengan meminum obat dengan dosis berlebihan muncul di kepalanya.

"Maaf." Ucap Ayu tulus, ia tahu pasti jika malam itu adalah masa terberat untuk Bastian, seharusnya ia ada di sampingnya saat itu, bukan melakukan hal bodoh yang berakhir Putri yang mengambil alih tubuh Ayu.

"Kalo Lo ngerasa bersalah, lakuin apa perintah gue."

***

Tepat setelah pertandingan balap motor selesai dengan hasil Ayu yang menjadi pemenangnya, Bara sang ketua Earth itu tahu ini akan terjadi, mengingat pertandingan terakhir Ayu yang mengalahkan Jeno, raja jalanan tak terkalahkan. Ketika ia ingin menghampiri Ayu untuk memberikan ucapan selamat, tiba-tiba dering ponselnya berbunyi, tertera nama Tio di layar ponselnya.

"Markas kita kebakaran." Ucapnya to the point

Mendengar itu Bara mengurungkan niatnya untuk menghampiri Ayu. Bara dan semua anggota Earth yang ada di arena balapan langsung menuju ke markas mereka, termasuk Revan.

"Kenapa bisa kayak gini?" Ujar Bara ketika melihat markas mereka yang terbakar di bagian belakang, tak begitu parah karena seseorang di sekitar sana langsung menghubungi DAMKAR ketika melihat api yang menyulut markas itu.

"Gue yakin ini ulah seseorang." Celetuk Tio.

"Kita gak pernah nyari masalah sama siapapun." Timpal Bara.

"Lo gak pernah tau Bar."

"Maksut Lo apa?"

"Salah satu anggota Lo udah nyari masalah." Ucap Tio sambil melirik ke arah Revan.

"Revan kenapa?" Tanya Bara, karena ia tak tau apa-apa.

Revan meneguk ludahnya dengan kasar, ia tak berani menatap Bara sekarang. "Gu-gue gak sengaja nabrak Alvino Bang." Gugupnya.

"Anak Redox?" Tanya Bara memastikan.

"Iya."

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang