56

2.1K 117 2
                                    

Revan sudah menunggu kedatangan Ayu sejak 10 menit yang lalu.

Begitu melihat Ayu datang bersama Dimas, Revan menghela nafasnya pelan. Bersiap untuk mengatakan hal yang sebenarnya.

Ayu melihat ke arah Revan sekilas, setelahnya ia mematikan mesin motor dan melepas helm yang melekat di kepalanya. Begitupun dengan Dimas.

"Jadi mau bicara apa?" Tanya Ayu tanpa basa-basi setelah ia berdiri tepat di depan Revan.

Dengan gusar Revan melirik ke arah Dimas, Dimas mengangguk menunjukkan upaya dukungan emosional pada Revan agar berani mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.

Revan menelan ludahnya sebelum meyakinkan diri untuk jujur pada Ayu.  "Sebenernya gue yang nabrak Alvino, dan gue sengaja." Akunya perlahan dengan pandangan yang menghindari tatapan mata Ayu.

Keterdiaman Ayu membuat Revan memberanikan diri untuk menatap ekspresi apa yang ditunjukkan Ayu ketika mengetahui fakta ini. Revan tak menduga jika respon Ayu yang terkesan tak terkejut dengan pernyataannya. Revan menduga jika Ayu sudah mengetahuinya, tapi bagaimana bisa.

"Ada alasannya?" Sahut Ayu begitu Revan menatapnya dengan raut wajah yang nampak merasa bersalah. Tak begitu kaget ketika Revan mengakui perbuatannya, tapi juga masih tak menampik kekecewaannya jika dugaan Kevin ternyata memang benar.

Sedikit lega dengan respon Ayu yang menanyakan tentang alasannya melakukan hal buruk itu, dugaan jika Ayu akan marah dan memakinya saat tahu jika ia adalah pelaku ternyata tidaklah benar. Ayu bukan orang yang seperti itu, Ayu yang sekarang lebih dewasa menurutnya. "Gue diancem Yu, dia bakal ngelukain orang yang gue sayang. Maafin gue, gue terpaksa walau gue tau yang gue lakuin ini salah."

"Bastian?" Ucap Ayu memastikan prasangkanya.

Dengan cepat Revan menatap Ayu dengan wajah terkejutnya, "Lo tau?"

"Cuma nebak, dari awal gue udah curiga sama dia, ternyata dia emang suka ngancem orang buat dapetin kemauannya, gue ngerti keadaan Lo, tapi bukan berarti gue setuju sama keputusan Lo buat nyelakain kakak gue." Jelasnya.

"Apa Bastian juga ngancem Lo Yu?" Saut Revan.

Ayu mengangguk, "iya, dia ngancem bakal ngelukain kakak kakak gue kalo gue gak mau nurutin kemauan dia, salah satunya buat bakar markas earth."

Dimas yang dari tadi diam seketika matanya terbelalak mendengar ucapan Ayu. "Jadi Lo yang bakar markasnya Earth Yu, wah Lo gila ya. Revan nuduh anggota gue tau gak, anak-anak Redox yang gak bersalah jadi dituduh."

Ayu menatap Dimas sedikit terkejut. "Jadi markas Earth beneran dibakar, astaga, gue emang disuruh, tapi gue mutusin buat gak ngelakuin apa yang dia minta." Ayu menjeda kalimatnya sejenak, ia memandangi Revan dan Dimas bergantian.

"Sekarang kita tahu kan dalang dibalik semua ini adalah Bastian, kita gak boleh gegabah, tetep hati-hati dalam bertindak. Dia mau kalo hubungan Earth sama Redox yang selama ini baik-baik aja jadi rusak karena kesalahpahaman." Jelas Ayu diakhiri dengan helaan nafas frustasi.

"Siapapun yang bakar markas Earth gue jamin otaknya pasti Bastian." Sahut Dimas.

Revan mengangguk kemudian ia menatap Ayu. "Yu, kenapa Bastian jadi kayak gini, dia bukan Bastian yang gue kenal."

Ayu kemudian memilih duduk di trotoar yang teduh karena dekat dengan pohon, disana sepi karena arena itu dikhususkan untuk balap motor. Sehingga hanya akan ramai saat malam hari. Revan menyusul untuk duduk disamping Ayu begitupun Dimas.

"Bastian dendam sama kita karena kejadian dulu." Ayu mengingat kembali dimana Bastian menceritakan kekecewaannya pada Earth.

"Masalah soal kalian ngeluarin dia dari Earth ya?" Tebak Dimas. Ia ingat dirinya dan anak-anak Redox pernah membahas masalah ini.

Revan menghela nafasnya panjang memikirkan kejadian lampau itu. "Jadi karena itu ya."

"Van kenapa Lo berani bilang ke gue tentang ini, gue yakin Bastian gak akan tinggal diem kalo sampe dia tahu Lo cerita ke gue." Tanya Ayu yang juga khawatir dengan apa yang mungkin akan Bastian lakukan pada Revan.

"Gue gak tenang Yu, semalem Kak Bara Dateng kerumah, dia tahu kalo gue bohong tentang gue yang gak sengaja nabrak Alvino. Entah gimana ceritanya, akhirnya kak Bara buat gue yakin untuk cerita Bastian ke dia. Lo tau kan gimana pekanya dia. Dan dia yakinin gue kalo kita bersama dan saling melindungi satu sama lain maka semua masalahnya gak akan berat." Jelas Revan.

Seketika ingatan tentang perlakuan Bara pada pemilik tubuh yang ditempati Putri ini terlintas di kepalanya. Bagaimana sikap tegasnya ketika menyikapi setiap hal, kata-kata yang keluar dari mulutnya selalu menenangkan, dan sikapnya selalu ramah. Tak heran Bara adalah ketua Earth yang dihormati oleh anggotanya, menurut mereka Bara adalah sahabat sekaligus kakak bagi mereka.

"Gue takut Bastian nekat dan nyelakain kak Bara." Gumam Ayu, tahu betul dendam terbesar Bastian ada pada Bara sang ketua Earth.

"Apa kita lapor polisi aja ya." Dimas ikut menimpali.

"Gak bakal ngaruh Dim, Lo tau sendiri keluarga dia." Sahut Revan.

"Oh iya hubungan kalian gimana?" Tanya Ayu yang mengalihkan pembicaraan, bosan dengan bahasan tentang Bastian.

"Kita sekarang sahabat Yu, kita sadar kalo kita memang saling sayang karena pertemanan ini. Cuma kita yang salah mengartikan menganggap ini adalah cinta sesama jenis." Jelas Dimas.

"Maafin gue Yu, gue sempet benci sama Lo karena ini. Gue sampe ngancem mau nyebarin file yang padahal itu adalah .."

"Gak papa Van, gue udah maafin Lo kok. Sampai saat ini Lo ga pernah nyebarin semua file itu kan, karena gue tau Lo gak akan ngelakuin hal kayak gitu." Potong Ayu.

Isi file itu adalah video dan foto-foto bagaimana Kenan melecehkan Ayu yang asli. Mereka mengabadikan itu karena mereka kira Ayu memang memiliki hubungan dengan Kenan, dan itu akan dilaporkan pada Kevin agar Kevin semakin tegas pada Ayu agar tak mendekatinya lagi.

Tapi ketika menyadari bahwa Ayu dilecehkan saat tak sadarkan diri, Dimas langsung menyelamatkan Ayu ketika Kenan hendak berbuat yang lebih jauh. Bagaimanapun juga Ayu adalah perempuan yang harus dijaga bukan dirusak.

Karena keadaan dimana Ayu mengetahui hubungan Dimas dan Revan yang menjalin kasih, akhirnya mereka terpaksa menggunakan hal itu sebagai ancaman agar Ayu tak menyebarkan hubungan mereka.

Hal tersebut adalah awal mula keretakan hubungan Ayu, Dimas, dan Revan.

"Kemarin gue ketemu Kenan." Celetuk Ayu.

"Dia gak macem-macem kan Yu." Ujar Dimas khawatir.

Ayu menggelengkan kepalanya. "Enggak kok, Kevin ajak gue jemput dia di bandara kemarin."

"Lo gak papa Yu?" Kini giliran Revan yang khawatir.

"Gak papa, tenang aja. Gue gak akan mau nemuin dia lagi setelah ini." Ucapnya yakin.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang