71

1.6K 89 10
                                    

Pagi-pagi sekali Ayu sudah siap untuk lari pagi seperti rencananya kemarin. Ayu memakai celana training hitam, kaos polos berwarna putih, topi putih, dan sepatu putih. Simpel saja menurut Ayu.

"Ayo kak, udah belum?" Tanya Ayu, ia sedang menunggu Alvino dan Farel yang tengah mengikat tali sepatutnya. Farel ternyata ikut juga, ia hanya iseng saat menolak permintaan Ayu, dan ketika mengetahui itu tentu saja Ayu senang tak karuan.

"Udah, yok!" Ucap Vino dan Farel bersamaan.

Hari ini adalah hari Minggu, yang mana nanti sore mereka harus kembali ke rumah orang tua mereka, karena besok waktunya sekolah. Sedangkan kedua orang tua mereka masih menginap di rumah kakek.

Mereka bertiga sudah berlari selama setengah jam, dan memilih untuk istirahat di sebuah taman yang lumayan banyak pengunjung.

"Wah, capek banget." Keluh Vino sambil menyeka keringat di dahinya.

"Iya, capek juga ternyata." Timpal Ayu.

"Yu kakinya dilurusin jangan ditekuk!" Ingat Farel pada Ayu yang langsung duduk bersila.

"Eh, iya-iya lupa kak, hehe." Ucapnya kemudian meluruskan kakinya.

"Gue beli minum dulu ya." Ujar Alvino sambil berdiri bersiap untuk pergi.

"Yang dingin ya kak." Pinta Ayu.

"Sip." Alvino kemudian pergi membeli minuman untuk kedua adiknya itu.

"Rame juga ternyata, kemarin gak serame ini padahal." Celetuk Farel mengawali pembicaraan.

"Mungkin karena hari Minggu kali ya, kemarin Lo kesini juga kak?" Balas Ayu sambil mengipasi wajahnya dengan topi yang ia bawa.

Farel menggelengkan kepalanya. "Enggak sih, cuman lewat doang. Ya kali gue kesini sendirian terus ngeliatin orang-orang pacaran."

"Kenapa? Pengen pacaran juga?" Tanya Ayu iseng.

"Enggak lah Yu, gue malah kasian sama mereka." Farel menatap sekelilingnya sambil menghela napas.

"Kasian kenapa?" Tanya Ayu heran.

"Ya pacaran itu ujung-ujungnya pasti zina. Gampang buat kita ngomong 'gak akan kejauhan kalo pacaran' tapi kenyataannya gak semudah itu.

bilangnya 'kita pacaran sehat kok'  awal-awalnya emang cuman chat an, terus telponan, Videocall an, habis itu kurang lega, minta ketemuan, gandengan tangan, pelukan, ciuman dan seterusnya." Farel kembali menghela napasnya.

"Makanya, agama Islam ngelarang kita buat pacaran." Celetuk Alvino tiba-tiba.

"Astaghfirullah, Lo buat gue kaget tiba-tiba dateng." Farel mengelus dadanya pelan sambil beristighfar.

"Tumben banget nyebut." Balas Vino sambil tertawa.

"Kak Farel tadi lagi ngasih kajian," Ucap Ayu sambil merogoh minuman dari kantong plastik yang dibawa Alvino.

Alvino meneguk air putih "Masalah pacaran kan, gue denger dikit tadi."

"Iya, Lo setuju kan kalo pacaran emang ujung-ujungnya pasti bakal ngerugiin diri sendiri." Celetuk Farel.

"Emang, makanya di Al Qur'an kan ada ayat yang artinya 'Dan janganlah kamu mendekati zina' dan pacaran itu cara mudah buat mendekati zina. Makanya adik gue gak boleh ada yang pacaran, awas aja!" Alvino yang duduk diantara Ayu dan Farel mengacak rambut keduanya sambil tertawa.

"Iya-iya, gak akan." Sahut Farel.

"Ayu, makanya waktu Lo gak kejar-kejar Kevin lagi, gue lega banget." Ujar Alvino sambil menatap Ayu.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang