Kini Ayu sedang melamun memikirkan tentang tugas yang diberikan Bastian padanya. Yang benar saja, Ayu tak akan mungkin membakar markas Earth apapun alasannya.
Tapi bagaimana dengan Kakaknya, Ayu sangat berharap jika ancaman Bastian tadi hanya untuk menakut-nakutinya saja.
Waktu yang diberikan hanya sampai besok malam, Ayu terus saja berpikir apa yang harus ia lakukan, Ayu melamun sampai ia tak sadar jika air yang dari tadi dimasaknya sudah mendidih terlalu lama, dan airnya sudah meluap ke mana-mana.
"GILAKK, LO MAU BAKAR MARKAS INI.." Sentak Jeno yang langsung mematikan kompor di depan Ayu.
Tentu saja suara Jeno membuyarkan lamunan Ayu, dan seketika gadis itu langsung panik dan reflek mengangkat panci yang sangat panas tersebut dengan tangan kosong, dan dengan gilanya, Ayu masih sempat untuk menaruh panci tersebut di lantai.
"Aww.." Rintih Ayu sambil mengibaskan tangannya.
"Bodoh banget." Omel Jeno sambil menarik tangan Ayu lalu membawanya ke wastafel agar lukanya tersiram dengan air mengalir.
"Maaf." Ucap Ayu pelan.
"Lo mikirin apaan sih, sampek air udah mendidih kayak gitu Lo gak sadar. Kalo ngerjain sesuatu itu yang fokus, kalo tadi gue gak ke dapur gak tau deh bakal kejadian apaan. Bisa-bisa markas ini kebakar karna Lo." Omel Jeno lagi sambil terus memegangi tangan Ayu yang terluka.
"Iya-iya maaf gue tadi cu..." Belum sempat Ayu menyelesaikan ucapannya Jeno kembali bersuara.
"Ini juga, udah tau panci panas, malah diangkat pakek tangan. Umur Lo berapa sih, hal kayak gini aja ga ngerti, dasar bocah."
"Jeno gue.."
"Sstt diem dulu gue mau ngomong, kalo lagi gak dalam keadaan baik, jangan maksain diri buat aktivitas yang ngebahayain diri lo, dan bahkan ngebahayain orang lain juga. Tolong jangan anggap sepele hal ini. Gue harap Lo gak ceroboh kayak gini lagi kedepannya dimanapun itu" Ujar Jeno panjang.
Jeno menarik Ayu untuk duduk di kursi, dan ia pergi untuk mengambil salep di laci yang masih berada di dapur tersebut.
Dan sedari tadi Ayu hanya diam dan terus mendengarkan omelan Jeno sambil menatap tingkah Jeno yang terlihat khawatir.
Entah kenapa, mendapat omelan dari Jeno bukan membuat Ayu jengkel tapi malah membuat Ayu senang.
Karena momen ini adalah momen yang sangat ia rindukan. Diomeli Jeno saat dahulu ia berada di tubuhnya yang asli memang sangat menjengkelkan. Tapi sekarang, Ayu merasa ingin merekam omelan Jeno untuk ia putar terus menerus.
Setelah menemukan salep untuk luka bakar, Jeno kembali untuk duduk di sebelah Ayu dan mengobati luka di tangan Ayu.
"Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?" Tanya Jeno saat sadar jika Ayu dari tadi memperhatikannya.
Ayu menggelengkan kepalanya "Gak papa, Jeno gue minta maaf ya, gue emang ceroboh. Tapi kedepannya gue bakal berusaha lebih fokus lagi deh."
"Iya."
"Tapi karena kecerobohan ini, gue jadi denger Lo ngomel. Kapan lagi coba, hehe."
"Ayu, gue gak lagi bercanda ya." Ujar Jeno dengan tatapan serius.
"Iya Jeno iya, sekali lagi maafin gue ya." Mohon Ayu.
"Hm." Dehem Jeno sambil membalut luka Ayu.
"Gue cuma khawatir Yu, gue juga gak tau kenapa gue bersikap kayak gini sama Lo. Sikap Lo selalu ngingetin gue sama orang yang gue sayang. Gue kangen sama Putri." Batin Jeno.
"Lo lagi mikirin apa sih sampe ngelamun gitu."
"Emm, gue juga gak tau. Eh udah selesai ya, makasih ya Jen udah diobatin."
"Olesin ini tiga kali sehari." Perintah Jeno sambil memberikan salep pada Ayu.
"Siap Pak Dokter, terimakasih. Oh iya tumben jam segini Lo udah ke markas."
"Nanti anak-anak Spider pada ngumpul di sini buat bahas pertandingan besok."
"Balapan?" Tanya Ayu antusias.
"Iya."
"Wahh, dimana, jam berapa?"
"Di tempat biasa, jam sepuluh malem. Tadinya gue mau minta tolong Lo buatin makanan buat mereka. Tapi setelah kejadian tadi, kayaknya gaperlu lagi."
"Emangnya berapa orang nanti yang dateng kesini?"
"Tiga puluh kurang lebih."
"Gue bisa kok masakin buat mere.."
"Gaperlu, liat tangan Lo. Gue beli aja makanannya."
"Yaudah terserah Lo. Oh iya terus gue gimana, gue keluar dulu apa gimana nih. Apa kata mereka nanti kalo tahu gue tinggal disini."
"Lo gak mau ngenalin diri lo ke mereka?"
"Pengen, tapi kayaknya gak sekarang. Mereka dateng jam berapa?"
Jeno melihat jam tangannya. "Sepuluh menit lagi."
"Astaga, kalo gitu gue pergi ya." Pamit Ayu sambil berlari ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci motornya.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan Putri
Teen Fiction"Ok kalo gitu kalo gue menang motor Lo buat gue." Pinta Jeno. "Udah itu aja?" Mungkin awalnya akan sama seperti cerita transmigrasi lainnya, tapi lebih baik baca sampai jauh dulu ya. #1Saudara (12-25-2022) #1 Kakakadik (12-06-2022) #1 Se...