43

2.4K 124 6
                                    

"Lo tahu siapa yang nyelakain Al?" Tanya Arhan, wakil ketua Redox.

"Gue gak tahu pasti orangnya siapa, tapi gue kenal jaket yang dia pakek."


"Jaket geng motor?" Tanya Bima dan diangguki oleh Dimas.

"Siapa?" Kini Kevin ikut bersura.

"Dia pakek jaket Earth" Jelas Dimas.

Galang mengernyitkan dahinya bingung. "Bukannya kita gak pernah ada masalah sama Earth ya."

"Apa mungkin karna Alvino yang turun buat balapan malem ini?" Terka Bima.

"Dia tau dari mana, gak ada yang tau Alvino turun malem ini selain anggota kita sendiri." Ujar Arhan.

"Ada." Sahut Kevin.

"Tadi pagi gue ketemu Ayu, gue kasih tau dia kalo Alvino yang turun ngewakilin Redox malem ini." Lanjutnya.

Farel yang mendengar itu seakan tak terima. Menurutnya, Kevin terdengar seperti menuduh Ayu. "Maksut Lo apa, Lo nuduh Ayu yang nyelakain Al?"

"Bukan gitu Rel."

"Ayu emang lagi ada masalah sama Alvino, tapi gak mungkin buat dia untuk nyelakain kakaknya sendiri." Ucap Farel dengan menahan emosinya.

"Gue gak bermaksut kayak gitu." Tekan Kevin.

Kevin mengatakan itu hanya untuk menepis fakta bahwa yang mengetahui Alvino turun malam ini bukan hanya para anggota Redox saja.

Besar kemungkinan jika info itu sudah tersebar luas. Dan Kevin yakin bukan hanya Ayu yang mengetahui fakta itu.

"Udah dong udah, kenapa kalian yang jadi berantem sih." Sela Bima.

Galang kemudian menuntun Farel untuk duduk agar emosinya reda.

Galang tahu jika Farel sudah khawatir seperti ini maka ia akan sangat sensitif dan mudah marah. Tapi tentu tak separah Alvino yang tak dapat mengontrol sama sekali emosinya.

Pelajaran buat kita, jika sudah emosi maka berusahalah kendalikan diri kita. Karena ketika marah, semua perkataan dan perbuatan yang keluar hanya akan menyakiti orang lain dan berakhir penyesalan.

Seperti penyesalan Alvino pada Ayu karena perkataan dan perbuatannya ketika amarah menguasai dirinya.

lihat betapa pentingnya menahan amarah lewat salah satu hadist ini,

“Ya Rasulullah, berikan aku pesan!” Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu marah!”

Orang itu mengulang pertanyaannya, namun Rasulullah tetap saja berpesan, “Janganlah kamu marah!” (HR Bukhari)

***

Kini Ayu tengah memakan sarapan yang ia beli di warung pecel pinggir jalan, dan ia masih duduk di taman tentunya.

Ketika asik menikmati makanannya, ponsel Ayu bergetar tanda ada panggilan telvon.

Drrt..

Drrt..

Drrt..

"Halo, Assalamualaikum." Sapa Ayu.

"Waalaikumsalam."

"Ada apa Jen?" Tanya Ayu.

"Pulang." Singkat Jeno dan kemudian langsung menutup pangggilannya.

Ayu benar-benar tak habis pikir dengan manusia yang satu ini.

"Anak-anak Spider udah pada pulang kali ya." Monolog Ayu, kemudian Ayu melanjutkan makannya. Setelah makan ia baru akan pulang.

Tiba-tiba terlintas ide di otak Ayu. Ayu kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Bastian.

"Setelah Lo tadi matiin telvon gue gitu aja. Lo berani ya telvon gue sekarang" Sinis Bastian.

"Bisa kita ketemu sekarang?" Ucap Ayu to the point.

"Posisi." Singkatnya menyetujui.

"Taman Luhur." Jawab Ayu kemudian panggilan dimatikan sepihak oleh Bastian.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang