57

2K 135 25
                                    

Kini Ayu berada di kamarnya, memutuskan untuk mengemasi barang-barangnya dan berencana untuk kembali ke rumah.

Ayu tak bisa berlama-lama disini, dan Ayu tak mau membuat orangtuanya khawatir, sebelumnya ia akan berterimakasih terlebih dahulu pada anak-anak Spider yang sudah mengizinkannya tinggal di markas mereka.

Semua inti spider ada di bawah, seperti biasa saat jam sore sepulang sekolah mereka akan berkumpul.

Ayu keluar dari kamarnya, ketika hendak turun, tak sengaja matanya menatap pintu kamar yang berada di samping kamarnya tengah terbuka. Kamar itu adalah kamar yang oleh Jeno dilarang untuk dimasuki.

"Tumben pintunya kebuka." Gumam Ayu, kemudian ia mendekat ke arah pintu tersebut berniat untuk menutupnya, tentu saja Ayu tak membuang kesempatan untuk mengintip sedikit kedalam ruangan itu, sungguh ia sangat penasaran kenapa Jeno melarangnya untuk masuk kesana.

Ayu diam membeku seketika ketika melihat barang-barang apa yang berada dalam ruangan itu.

Perlahan ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamar tersebut, matanya memandangi semua barang-barang yang sangat familiar untuknya, iya, barang-barang itu adalah miliknya, milik Putri.

Dengan tangan gemetar Ayu meraih jaket yang tergantung pada dinding kamar itu, jaket dengan logo spider itu dipeluknya dengan erat, tak sadar air matanya luruh seketika. Perasaan rindu itu mungkin sudah pada puncaknya.

Rindu akan perannya sebagai wakil Spider, rindu akan dirinya sebagai adik dari Raka, rindu dengan orang yang memanggilnya sebagai Putri, dan rindu akan tubuhnya sendiri. Ia benar-benar merindukan identitas diri yang sebenarnya.

Ayu meraih sebuah figura dengan foto dirinya bersama para anggota Spider lainnya. Senyum terukir di wajah cantiknya, dengan air mata yang masih menetes.

"Lancang banget Lo." Suara itu mengagetkan Ayu, dan tanpa sengaja ia menjatuhkan figura yang berada ditangannya dan mengakibatkan figura tersebut pecah.

Ayu menoleh ke arah sumber suara tersebut, terdapat Jeno dengan raut wajah yang tak bersahabat tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ma-maaf Jeno, gue gak sengaja." Ucap Ayu lirih sambil menatap figura yang ia pecahkan.

"Gue udah peringatin buat jangan masuk ke kamar ini, dan sekarang Lo malah nyentuh barang-barang disini tanpa izin bahkan ngerusak." Jeno berucap dengan nada tinggi. Ia benar-benar berusaha untuk menahan amarahnya sekarang.

Ayu mengusap air matanya dengan kasar. "Maaf, gue minta maaf." Hanya itu yang bisa Ayu ucapkan saat ini.

"Lo udah lancang Yu, gue kecewa sama Lo, kayak gini balesan diizinin tinggal disini?" Jeno mengambil dengan kasar jaket yang Ayu pegang.

"Kenapa Lo ngomong kayak gitu." Lirih Ayu terdengar bahwa ia merasa bersalah.

"Keluar." Tegas Jeno.

Ayu berjongkok berinisiatif untuk membersihkan pecahan figura. "Gu-gue bersihin ini dulu." Gugupnya.

"Gak perlu, keluar." Suruhnya lagi dengan nada yang lebih tinggi.

"Tapi, Jen."

"Keluar, gue harap gue gak liat Lo lagi di markas ini besok." Iya, Jeno mengusir Ayu. Ia sangat kecewa.

Ayu tentu terkejut dengan ucapan Jeno. Entah kenapa Ayu sedikit tak terima disalahkan seperti ini karena menyentuh barang-barangnya sendiri.

Jeno sungguh tak mengerti apa yang dirasakan Ayu sekarang, Ayu juga tak bisa menyalahkan Jeno, tapi ia juga harus apa. Sangat ingin rasanya berteriak kalau barang-barang ini semua miliknya.

"Kenapa Jen, kenapa Lo larang gue nyentuh barang-barang ini. Gue emang bakal pergi dari sini sebelum Lo nyuruh gue pergi. Terimakasih udah izinin gue tinggal disini. Dan asal Lo tau ini semua adalah barang-barang gue. Sekali lagi terimakasih."

Entah apa yang dipikirkan oleh Jeno ketika Ayu mengatakan itu, mungkin ia akan menganggap Ayu gila, Ayu tak peduli.

Ayu pergi menuju kamarnya untuk mengambil barang-barang yang sudah ia kemasi tadi di tasnya, kemudian ia turun, di bawah ia bertemu dengan anak-anak Spider yang tengah berkumpul.

"Yu mau kemana?" Tanya Raka ketika melihat Ayu yang buru-buru sambil membawa tas yang terlihat padat.

"Temen-temen, gue berterimakasih sama kalian udah izinin gue tinggal disini, gue pergi."

"Kenapa Yu." Sahut Renald.

"Maafin gue, Jeno marah, gue udah lancang masuk ke kamar yang isinya barang-barangnya Putri, gue bener bener minta maaf. Gue udah bikin kalian kecewa." Mereka terdiam mendengar perkataan itu, setelah itu Ayu pergi.

Sambil mengendarai motornya Ayu berpikir ulang setelah kejadian dimana Jeno mengusirnya. Ayu dulu diusir oleh kakaknya sendiri, dan sekarang Jeno, sahabatnya yang mengusirnya. Jika sudah seperti ini Ayu merasa bahwa memang masalahnya ada pada dirinya, bukan orang lain.

Ayu jadi ragu untuk kembali ke rumahnya, sepertinya dirinya memang pembuat masalah sehingga orang-orang tak menyukai nya.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang