76 (extra part)

1K 39 5
                                    

Perempuan bertudung Dan bermasker hitam itu menatap sebuah rumah Dari kejauhan, ia berdiri dengan tenang dan begitu lama.

Ingin rasanya ia melangkahkan kaki, membuka gerbang, mengetuk rumah tersebut, namun kakinya terasa begitu berat, ia cemas dengan apa yang ia lakukan sekarang.

Apakah yang ia perbuat kali ini benar, ataukah malah akan berimbas pada orang-orang yang ia sayang, ia begitu cemas dan resah.

Perempuan ini memiliki status sebagai buronan sekarang, ia hanya dituduh atas hal yang tidak ia perbuat. Iya, perempuan itu adalah Ayu, perempuan yang selama 6 bulan ini tak diketahui keberadaanya, Bastian mengurung Ayu dengan kegilaannya.

Seseorang datang dengan motornya dan langsung dibukakan gerbang oleh petugas keamanan di rumah tersebut, gerbang itu terbuka dan tak kembali tertutup.

Ayu resah, tubuhnya ingin sekali pergi dan memasuki area rumahnya, hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk menuruti egonya.

Lontaran kekhawatiran berkecamuk di dalam otaknya.

Apakah mereka akan menerimaku?

Apakah mereka memaafkanku?

Mereka pasti kecewa denganku.

Apa mereka akan melaporkanku ke pihak berwajib setelah melihat keberadaanku?

Ataukah.....
mereka mengkhawatirkanku?

Ayu berjalan menuju pintu gerbang dan melewatinya, ia terus berjalan hingga seseorang yang baru turun Dari motornya menatap Ayu dengan begitu terkejut, untuk beberapa detik mulutnya tak bisa mengatakan apapun, tubuhnya terasa begitu kaku, dan jantungnya berdebar dengan kencang.

Air mata pemuda itu lolos begitu saja, begitupun Ayu yang melihatnya. "Ayu.." ucapnya gemetar, kemudian ia berlari dan langsung nemeluk Ayu dengan erat, sangat erat. Seolah jika ia melepaskan pelukan itu, seseorang akan menyakiti tubuh kurus ini lagi, ia tak ingin itu terjadi.

Iya, pemuda tersebut ialah Alvino, kakak pertama Ayu. Walaupun Ayu memakai tudung dari jaket, topi, dan juga masker. Alvino Masih dengan mudah mengenali adiknya tersebut, mata teduh adiknya itu, ia tak akan pernah melupakannya.

Alvino mengucapkan rasa syukurnya kepada sang pencipta berulang kali, selama 6 bulan ini, ia selalu bersabar, berusaha untuk mencari keberadaan Ayu yang tak ada hasil, ia hanya bisa berdoa agar adiknya ini baik-baik saja.

Mereka berdua menangis haru sambil berpelukan begitu lama, menyalurkan rasa rindu dan khawatir yang begitu dalam.

Alvino melonggarkan pelukannya, ia melepas topi dan masker yang dipakai Ayu, cantik, adiknya selalu cantik, ia menghapus air mata Ayu dengan Ibu jarinya kemudian mengecup kening Ayu dengan begitu lembut. "Maaf, gue kakak yang buruk, gue ga bisa jagain lo dek."

Alvino Masih merangkul Ayu Dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah itu tak ada siapapun, semenjak Ayu menghilang, kedua orang tua mereka semakin jarang pulang ke rumah, Farel setiap hari pulang malam, ia meghabiskan waktu dengan anak anak motor lain, semenjak kejadian itu, Redox, Spider, dan Merpati berhubungan sangat baik. Tapi... tidak dengan Earth, anggota Earth hanya tersisa Bara saja, sang ketua.

Semenjak kejadian itu, Bara benar-benar menjadi pendiam, lekukan senyum tak pernah terbentang di wajak indahnya. Ia hanya menjalani kehidupannya dengan normal, lebih tepatnya bersikap seperti normal.

Bara kerap kali berpikir untuk mengakhiri hidupnya, menyusul teman temannya tapi ia selalu mengingat Ayu yang mengorbankan diri demi dirinya, Bara tak bisa lepas dari ingatan itu. Bara ingin menhetahui keadaan Ayu untuk sebentar saja, apakah ia begitu serakah.

Bagaimana dengan Jeno, laki-laki itu setiap hari tidur di markas, di tempat Ayu pernah menginap disana, berharap keajaiban terjadi pada Ayu, dambaan hatinya. Sekeras apapun ia mencari keberadaan Ayu, tak ada tanda apapun yang ia temui.

Tak ada yang tahu, Bastian secerdik itu menyembunyikan perempuan yang sialnya dibutuhkan semua orang akan kehadirannya.

Semua orang telah menantinya, dan ia telah kembali.





***


Alvino segera menghubungi Farel untuk memberitahu kedatangan Ayu.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, kenapa Vin?"

"Pulang Rel, Ayu pulang."

"..."

Begitu mendengar Ayu pulang, Farel langsung bergegas untuk kembali ke rumah, ia bahkan tak menjawab satu katapun untuk Vino, ia yakin Alvino tak akan bercanda dengan hal ini, dan Farel mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Kak." Ayu memandang Alvino yang hanya mendekap lengan Ayu Dari tadi, tak ingin melepasnya walau sedetik saja tanpa mengatakan apapun. Ayu tahu Vino pasti punya banyak hal yang ingin ditanyakan, ia hanya tak mau membuat Ayu tak nyaman, Alvino hanya ingin Ayu saja yang menjelaskan apa yang terjadi padanya selama 6 bulan ini.

"Iya?" Tanya balik Alvino sambil mengelus kepala Ayu yang bersandar di pundaknya.

"Mama papa kemana?" Ayu begitu merindukan semua orang yang dekat dengannya, rumah ini sekarang begitu sepi.

"Mereka di Singapura, kakak kasih Tau mereka ya dek kalo kamu udah pulang." Ayu menggeleng lemah, sepertinya bukan ide yang bagus.

"Aku takut mereka kecewa kak, anaknya jadi buronan sekarang, anaknya ini pembunuh."

"Kita semua tahu lo bukan pembunuh dek. " Suara Farel yang baru datang terdengar begitu lantang. Ayu langsung berdiri dan memeluk kakaknya.

Tangis haru pun tak terbendung dari keduanya.

Farel lega kini adiknya berdiri di hadapannya.


Ayu, Alvino, dan Farel berada di meja makan, sudahh begitu lama mereka makan bersama lagi.

Ketika Alvino dan Farel sudahh menyuapkan beberapa sendok makanan ke mulut mereka, berbeda dengan Ayu yang masih memegang sendoknya sambil memandangi makanannya.

Tak terasa air matanya menetes. Sontak hal tersebut membuat kedua kakaknya terkejut.

"Dek ada apa, ada yang salah sama makanannya?" Tanya Alvino.

"Ayu, kenapa dek?" Farel menimpali.

Tentu saja mereka khawatir, pikiran-pikiran buruk langsung saja terlintas di otak mereka, apakah adiknya tak diberi makan mengingat Ayu yang memang begitu kurus, ataukah Ayu tak memakan makanan yang layak sebelumnya?

Ayu menggeleng "Gapapa kak, gue cuman kangen suasana ini, makan bareng sama kalian." Lalu ia tersenyum.









Hari ini khusus buat kakak-kakak Ayuu...


🎉 Kamu telah selesai membaca Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan Putri 🎉
Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang