"Lo, kenapa gak hapus file itu." Sebenarnya ini adalah pertanyaan yang sangat Dimas ingin tanyakan sejak ia membuka laptop yang telah diperbaiki oleh Ayu.
"file apaan?"
"Gausah pura-pura goblok deh."
Ayu kemudian mencoba mengingat-ingat tentang file yang dimaksud oleh Dimas.
Dan benar dugaan Ayu, yang diingatnya ini adalah ingatan dari Ayu asli.Setelah mengingat tentang itu Ayu sangat kaget. Hal ini menyangkut beberapa orang yang dikenal oleh Ayu termasuk Dimas, Kenan kakaknya Kevin, dan Revan anggota Earth.
"Astaga, kenapa ingatan ini baru muncul." Ujar Ayu dalam hati.
"Kita bicarain itu lain kali aja Dim." Ayu masih syok atas hal ini.
"Kenapa? seenggaknya beri gue alesan."
"Lo boleh kok ngasih file itu ke Kevin, gue gak masalah sama aceman Lo sekarang. Lo sama Revan tau tentang semua kebenarannya. Kak Kenan yang njebak gue, dan itu faktanya."
"Lo pikir Kevin bakal percaya sama Lo?"
"Gue gak masalah dia bakal percaya atau enggak, Kevin gak pernah nganggep gue siapa-siapa di hidupnya. Jadi sekalipun dia benci sama gue, gue gak ada masalah."
"Termasuk kakak Lo?"
Deg...
Ayu langsung diam ketika Dimas bertanya tentang kakaknya, Ayu tengah memikirkan bagaimana kakaknya jika melihat isi file itu. Sekecewa apa kakaknya nanti.
"Kenapa diem? takut?"
"Selama ini gue pikir Lo udah lupain tentang itu, karena Lo gapernah bahas lagi. Gue juga selama ini diem kan. Gue gapernah bahas masalah Lo sama Revan lagi, gue pikir kita udah impas."
"Gue udah gapeduli lo mau sebarin tentang gue sama Revan apa enggak karena gue ...."
"Termasuk orang tua lo?" Potong Ayu.
"Lo pikir mereka bakal percaya sama Lo setelah gue kasih tau orang tua gue tentang file itu."
"Gue gak yakin Lo bakal berani ngelakuin hal itu, buktinya sampe sekarang sejak file itu ada di tangan Lo. Lo masih diem kan."
"Gue gak paham sama jalan pikir Lo Yu, Gue gak sebaik yang Lo kira."
"Terserah Lo."
"Lo ga pengen tau apa reaksi Alvino kalo gue kirim file itu ke dia." Detik itu juga emosi Ayu memuncak.
Ayu mencengkeram kerah seragam Dimas setelah mendengar itu, iya Dimas berhasil memancing emosi Ayu.
"Kenapa? takut kan?" Ucapnya sambil menyingkirkan tangan Ayu dari kerahnya dengan kasar.
"Lo yang paling tau tentang semua ini Dim, sekarang terserah Lo mau kasih tau tentang file itu ke siapun gue gak peduli." Setelah mengucapkan itu, Ayu menaiki motornya dan pergi meninggalkan Dimas.
Dimas pun melakukan hal yang sama dan pergi dari lapangan itu.
Ayu melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata untuk menuju ke markas Spider. Ayu melihat banyak motor yang terparkir depan markas. Motor siapa lagi, pastinya milik para anggota inti Spider.
"Baru pulang?" Tanya Sabrang ketika melihat Ayu yang baru datang.
"Iya" Jawabnya lesu.
"Lo kenapa?"
"Gapapa, gue ke kamar dulu ya." Sabrang hanya mengangguk mengiyakan. Dan anak-anak yang lain hanya diam tak ikut berucap apapun.
Di kamar Ayu tengah diam memandangi langit-langit. Ayu masih berusaha mengingat semua tentang asal-mula terjadinya hal yang Ayu dan dimas perdebatkan tadi.
Dan setelah benar-benar mengingat semuanya Ayu benar- benar tak habis fikir dengan Kenan. "Dasar Kenan Brengsek." Gumamnya dengan mengepalkan tangannya.
Kejadian itu diawali dengan Kenan yang meminta Ayu untuk datang menemuinya. Dan tentu saja Ayu datang, karena Kenan adalah salah satu orang yang selalu ada untuk Ayu, Kenan layaknya kakak bagi Ayu ketika kakaknya sendiri tak pernah menyayangi Ayu, dan Kenan yang memberkan itu.
Ayu tak pernah tahu jika alamat yang dikirim kenan adalah sebuah klub malam, karena bangunan tempat itu terlihat seperti rumah biasa dari luar.
"Ngapain Lo nyuruh gue ke sini kak, Lo gila ya." Pekik Ayu, karena suara dentuman musik yang sangat keras meredam suaranya.
Dan Kenan hanya tertawa tak jelas. "Lo beneran gila ya, gue pulang." Kenan memegang tangan Ayu untuk menghentikannya. Kenan menghentikan tawanya. "Yu di sini aja please, temenin gue, sekarang gue lagi sedih." Setelah mengatakan itu Kenan menangis tersedu-sedu.
"Kak Lo kenapa, kayaknya lo udah mabuk, jangan diterusin minumnya. Lo kenapa kesini sih astaga. Inget Tuhan kak, astaghfirullah." Ayu tak jadi pergi karena tak tega meninggalkan Kenan dengan keadaan seperti itu. Ayu duduk di sebelah Kenan yang masih saja menangis seperti anak kecil.
"Kak kalo Lo sedih cerita aja masalah Lo sama gue, ngapain coba malah ke tempat kayak gini. Udah dong nangisnya." Ayu benar-benar frustasi dengan Kenan yang sekarang malah makin menangis tak karuan. Ayu berpikir bahwa ia harus menyadarkan Kenan secepatnya.
Ayu melihat ke kanan dan ke kiri, dan kemudian ada pelayan yang lewat. "Mas permisi." Panggil Ayu. Pelayan itu mendekat "Iya mbak mau pesan apa?" Tanyanya ramah. "Ada air putih gak mas?" Dan pelayan itu melihat ke arah Kenan lalu mengangguk. "Ada mbak."
"Saya pesan dua gelas ya mas."
"Baik mbk."
Setelah menunggu beberapa saat pelayan itu kembali dengan membawa dua gelas air putih di atas nampannya. "Silakan mbak." Ujarnya sopan sambil menurunkan gelas tadi ke meja yang di tempati Ayu dan Kenan. "Terimakasih."
"Kak minum ini dulu biar agak reda mabuk Lo." Ayu masih berusaha membangunkan Kenan yang menundukkan wajahnya di meja.
"Kak Kenan woyyy." Teriak Ayu kesal
"Apasih Yu." Ucapnya malas.
"Kalo Lo gak bangun gue tinggal."
"hmm." Gumamnya.
Cukup, Ayu sudah sangat kesal dengan Kenan. Ayu meminum air putih yang ia pesan tadi, tapi baru satu tegukan ia meminumnya Ayu sudah ingin memuntahkannya. Menurut Ayu rasanya sangat aneh, ia tak pernah meminum air putih yang rasanya seperti itu.
Dan entah bagaimana tiba-tiba Ayu tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan Putri
Novela Juvenil"Ok kalo gitu kalo gue menang motor Lo buat gue." Pinta Jeno. "Udah itu aja?" Mungkin awalnya akan sama seperti cerita transmigrasi lainnya, tapi lebih baik baca sampai jauh dulu ya. #1Saudara (12-25-2022) #1 Kakakadik (12-06-2022) #1 Se...