"Yu."
"Apa?"
"Lo bohong lagi?"
"Kenapa?"
"Luka Lo ini gak mungkin karena jatuh. Ini luka karena pukulan. Siapa yang ngelakuin ini?" Ujar Jeno dengan nada datar, saat ini Jeno benar-benar menahan amarahnya.
"Gue dipukul."
Mendengar pengakuan langsung dari Ayu, semakain membuat amarah Jeno memuncak "Siapa orangnya?" Tanyanya.
"Ada, temen gue. Tapi gue udah bales dia kok."
"Temen cewek?"
Ayu menggelengkan kepalanya. "Cowok." Jawab Ayu.
"Bilang sama gue, siapa?" Tekan Jeno.
"Lo gak perlu tahu." Ayu tak akan mengambil resiko dengan membawa Jeno untuk ikut campur tentang masalahnya dengan Bastian. Sudah cukup ini hanya masalah Earth saja, jangan sampai merambah kemana-mana.
"Lo emang keras kepala." Setelah mengatakan itu, Jeno langsung pergi meninggalkan Ayu. Jeno tentu sangat kesal dengan Ayu yang tak mau jujur dengannya. Tapi ia lebih kesal lagi dengan laki-laki yang memukul Ayu.
Sebenarnya Jeno hanya merasa bersalah, seandainya ia bisa lebih tegas lagi tadi malam untuk membujuk Ayu tetap tidur di markas, mungkin Ayu tak akan pulang dengan keadaan terluka seperti itu.
***
Ayu tengah berada di kamarnya, ia memandangi atap-atap dengan bayangan tentang segala macam hal yang ada dipikirannya. "Gue harus cari uang, dan cepet-cepet pindah dari sini." Putusnya.
Ayu akan berencana untuk ikut balapan malam ini, harap-harap ia bisa menang dan mendapat uang untuk mencari tempat kos atau semacamnya.
Drrt..
Drrt..
Drrt..
Ponsel Ayu bergetar tanda ada panggilan masuk. Ayu mengambilnya dan mengangkat ponsel yang tertera nama "Farel" di layarnya.
"Iya, kak"
"Dek, Alvino ada di rumah sakit."
Sontak informasi tersebut membuat Ayu gemetar, Ayu sangat syok, berbagai pikiran buruk pun bersarang di otaknya.
"Kak Vino kenapa kak." Tanyanya lirih, dan perlahan air matanya turun membasahi pipinya. Tentu Ayu sangat khawatir dengan Alvino.
"Ayu, tenang dulu ya, Alvino baru aja kecelakaan tapi gak parah kok, kamu boleh dateng kesini pasti Alvino seneng. Kakak kirim lokasinya ya." Jelas Farel.
"Iya kak." Tak bisa merespon banyak, hanya itu yang dapat ia katakan.
Dengan panik, Ayu mengambil jaket dan kunci motornya untuk segera pergi ke rumah sakit tempat Alvino dirawat.
Saat Ayu menuruni tangga, ia berpapasan dengan Raka, Raka yang melihat Ayu tergesa-gesa dan menangis refleks untuk bertanya. "Ayu, ada apa?"
"Kak Alvino ada di rumah sakit." Jawab Ayu dengan air mata yang masih menetes.
"Ayo, gue anter. Gue gak akan biarin Lo bawa motor dengan keadaan kayak gini." Ucap Raka yang terdengar kekhawatiran di sana.
Ayu hanya mengangguk menyetujui Raka, yang paling penting saat ini ia harus cepat sampai ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Ayu dengan cepat pergi ke ruangan yang sudah di beri tahu oleh Farel. Ia membuka ruangan tersebut, dilihatnya ada Alvino yang tengah duduk di ranjangnya dan juga anak-anak inti Redox yang duduk di kursi sebelah ranjang Vino.
Ayu berlari dan langsung memeluk Alvino sambil menangis, saat ini Ayu benar-benar takut. "Maafin gue kak." Lirih Ayu.
"Hei, kenapa minta maaf, gue yang seharusnya minta maaf dek." Alvino membalas pelukan Ayu dengan erat, ia tak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Dengan Ayu kembali kepadanya, itu sudah sangat cukup untuk mengembalikan semangat hidupnya.
"Ini salah gue kak. Gak seharusnya gue ngelawan dia" Lirihnya.
"Maksut kamu apa Yu, kenapa ini salah kamu?"
"Kare..."
"Gue udah tau siapa pelakunya." Potong Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan Putri
Ficção Adolescente"Ok kalo gitu kalo gue menang motor Lo buat gue." Pinta Jeno. "Udah itu aja?" Mungkin awalnya akan sama seperti cerita transmigrasi lainnya, tapi lebih baik baca sampai jauh dulu ya. #1Saudara (12-25-2022) #1 Kakakadik (12-06-2022) #1 Se...