72

1.4K 59 21
                                    

"Gue anter ya?" Tawar Bilal.

Ayu memakai helm nya dengan ragu "Gak perlu Lal, gue cuman nemuin bentar. Gue yang salah, harusnya gue minta maaf."

Bilal menghembuskan nafasnya "Lo langsung kesana habis ini?"

"Engga, gue pulang, terus izin kakak-kakak gue dulu." Jawab Ayu tenang.

"Ayu, gini ya, gue emang belum tahu Jeno -Jeno itu siapa tapi perasaan gue beneran gak tenang, kalo emang ga mau sama gue seenggaknya sama kakak Lo deh, ya." Wajah Bilal tampak serius ketika mengatakan hal tersebut.

"Gue juga gak mau ngelibatin mereka sama masalah gue Bilal." Ayu berusaha meyakinkan Bilal.

"Kalo gitu gak usah kesana. Gimanapun juga mereka semua itu cowok, dan Lo cewek sendiri. Gak baik, gak bolehh, pokoknya gak boleh kalo Lo nemuin si Jeno itu sendirian di markasnya."

Bilal hanya khawatir bila Jeno mempunyai dendam pada Ayu setelah mendengar cerita Ayu tentang permasalahan mereka.

Bagaimanapun juga Ayu adalah sahabatnya, Bilal takut terjadi sesuatu pada Ayu. Perasaan Bilal sungguh tak nyaman.

"Bilal, Jeno gak mungkin ngelakuin hal-hal yang Lo khawatirin itu, percaya sama gue deh, gue kenal banget sama Jeno."

"Lo ga pernah tau pikiran cowok Yu. Terserah Lo deh terserah, gue gak peduli." Setelah mengatakan itu Bilal langsung pergi meninggalkan Ayu. Bilal benar-benar kesal dengan Ayu yang keras kepala.

***

Setelah mengetok pintu kamar Farel, Ayu langsung masuk dan dilihatnya Alvino juga tengah berada disana.

"Gue tadi ke kamar Lo kak, taunya Lo disini." Ujar Ayu sambil duduk di samping mereka berdua yang sedang main game.

"Kenapa?" Tanya Alvino yang masih serius dengan game-nya.

"Gue ijin ke luar ya kak."

"Kemana? Eh Vino Lo jangan ke situ lah." Jawab Farel yang masih serius juga dengan game-nya, ia tak begitu memperhatikan Ayu dan hanya menjawab sekenanya.

"Keluar bentar, ketemu sama temen. Ya udah gue pergi ya kak Vino kak Farel dadaa, bye semua." Pamit Ayu.

"Iya ati-ati." Jawab Farel sekenanya.

Ayu bersyukur karena mereka tak begitu memperhatikannya, mereka lebih fokus pada game, jadi Ayu tak mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang ia takutkan.

Ayu segera pergi ke markas Spider.

"Yesss akhirnya menang juga!" Seru Farel dengan teriakannya.

"Si Dino nyampah banget, kayaknya internet dia eror tadi."

"Hahaha, iya dia tadi chat." Balas Alvino.

Tak sengaja Farel melihat ke arah jam dan sontak ia kaget karena hari sudah malam. "Gilak udah jam setengah 9 malem. Berapa jam kita main game astaga."

"Astaghfirullah bisa-bisanya kita nge-game gak tau waktu." Balas Alvino yang merasa bodoh juga karena buang-buang waktu.

"Eh Ayu tumben gak ngajak makan malem." Tanya Farel heran, biasanya jam delapan Ayu sudah memanggil mereka untuk makan malam bersama. Entah mereka mau atau tidak Ayu pasti bertanya dulu pada mereka.

"Dia tadi kesini kan kayaknya, eh Ayu tadi ijin keluar sama temennya. Dia bilang kemana tadi Rel?" Tanya Alvino yang tak begitu ingat apa yang Ayu katakan pada mereka sore tadi.

"Hah, gue juga lupa, emang dia ada bilang mau keluar ya. Gue gak inget." Farel menggaruk tengkuknya sambil mencoba kembali mengingat apa yang dikatakan Ayu.

Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang