"Lo aja yang tanya, gue tunggu disini."
"Berdua aja lah, gak enak kalo gue ke kamar dia sendirian" Timpal Azka.
"Iya deh."
Mereka berdua pun beranjak dari dapur menuju ke kamar Ayu. Mereka melihat kamar Ayu yang masih terbuka, Setelah melihat ke dalam kamar, mereka pun kaget tak karuan.
"ASTAGA, TANGAN LO KENAPA." Teriak Azka heboh.
"KENAPA BISA KAYAK GINI." Pekik Renald tak kalah heboh.
Ayu sedang duduk di kursi yang ada di kamarnya, ia sedang membershkan luka di tangannya dengan tisu. Ia tentu sangat kaget dengan teriakan Azka dan Renald yang tiba-tiba.
"Kenapa kalian pada heboh banget?"
"Gue cari kotak P3K dulu." Ucap Renald sambil berlari menuju ke bawah.
"Lo habis ngapain?" Ujar Azka sambil berjalan mendekat ke arah Ayu dan kemudian duduk di sampingnya.
"Gue tadi jatuh dari motor Ka."
"Kok bisa? kapan? dari mana? kenapa gak langsung di obatin sih?"
"Gue tadi ngebut waktu pulang dari Bang Firman."
"Jadi ini karena Lo beliin seblak buat gue, Lo luka gara-gara gue dong."
"Ya, nggak gitu lah. Gue luka gak ada hubungannya sama Lo. Kan gue yang ceroboh gak ati-ati. Dan yang niat beliin Lo kan gue sendiri."
"Makasih, dan maaf, demi gue Lo jadi gini."
"Iya sama-sama, gue udah bilang, ini bukan salah Lo."
"Yaudah terserah, itu lukanya harus segera diobatin Yu."
Dan dibawah Renald sedang gupuh mencari kotak P3K.
"Lo cari apaan?" Tanya Sabrang.
"Kotak P3K di mana ya, Lo tau gak?"
"Gak tau, tanya Jeno aja, buat apa emang?"
"Ayu." Gumamnya kemudian Renald pergi menemui Jeno yang berada di sofa depan.
Renald melihat Jeno yang tengah duduk dengan ponsel di tangannya.
"Jen kotak P3K di mana ya?" Tanyanya langsung.
"Di sini belum ada, gue belum sempet beli sejak kita pindah." Ujarnya.
"Astaga!" Renald langsung mengambil kunci motornya yang ada di meja, dan pergi menuju ke apotik terdekat.
Sabrang datang dari belakang dan kemudian duduk di samping Jeno.
"Renald mau kemana? Tanya Sabrang.
"Mungkin beli obat, dia tadi nanya kotak P3K soalnya."
"Emang Ayu kenapa?" Tanya Sabrang lagi.
"Lah emang Ayu kenapa?" Tanya Jeno bingung.
"Tadi Renald bilang butuh P3K itu buat Ayu."
"Oh." Singkat Jeno
"Oh doang nih?"
"Ya terus?"
***
Farel sedang duduk di kasurnya, ia diam memikirkan tentang adiknya. Ia sangat khawatir tentu saja. Farel tak tahu keberadaan adiknya dimana, memikirkan Ayu tidur dimana, apa dia sudah makan, dan apa dia baik-baik saja.
Kemarin Alvino sudah sangat keterlaluan, ia bahkan mengatakan tentang fakta bahwa Ayu bukan adik kandung mereka. Itu yang paling dirisaukan Farel saat ini, bagaimana perasaan adiknya sekarang mengetahui fakta itu.
Nomor Ayu selalu tak aktif saat di telvon, Ayu bahkan tak datang ke sekolah. Farel sangat kacau saat ini, belum lagi ia takut jika orang tuanya tiba-tiba pulang, apa yang harus dikatakannya jika mereka bertanya tentang Ayu. "Dek Lo dimana?" Lirihnya.
Renald turun dari motornya dan kemudian berlari masuk ke markas dan menuju ke kamar Ayu, hal itu pun disaksikan oleh Sabrang dan Jeno.
"Ngapain lari-lari sih." Pekik Sabrang. Karena penasaran Sabrang pun mengikuti Renald, ia juga menarik Jeno untuk ikut bersamanya. Dan sampailah mereka di kamar Ayu.
Mereka melihat tisu-tisu yang banyak bercak darah tengah berserakan di lantai kamar Ayu, juga ada Renald dan Azka yang sedang sibuk mengobati luka di tangan Ayu.
"Astaga, Yu Lo kenapa?" Tanya Sabrang.
"Cuman kecelakaan kecil." Jawabnya. Kemudian mata Ayu beralih menuju ke arah pandangan Jeno yang sedang melihat tisu-tisu berserakan di lantai. "Nanti gue bakal bersihin kok, Lo tenang aja." Ucap Ayu yang khawatir jika Jeno akan memarahinya karena lantainya jadi kotor. Sontak pandangan Jeno beralih ke arah Ayu. Ia terlihat menghela nafasnya dan kemudian pergi menggalkan kamar Ayu.
"Dia beneran marah?" Gumamnya.
"Udah selesai." Ujar Renald setelah selesai mengobati luka Ayu.
"Makasih ya Ren, Ka."
"Sama-sama"
"Mending Lo istirahat Yu, Lo pasti capek banget." Ujar Azka.
"Iya sekali lagi makasih ya, oh, iya, kalian tadi ngapain ke sini?"
"Astaga sampe lupa tujuan utama kita nyari Lo. Itu, kita cuman mau nanya rendang nya kenapa ada di dua wadah, yang bisa dimakan yang mana Yu?" Tanya Renald.
"Dua-duanya bisa dimakan kok, itu ada dua wadah karena gak muat di satu wadah aja." Jelas Ayu.
"Yaudah kalo gitu, kita turun dulu."
Kini Ayu sedang terbaring di kasurnya, memikirkan nasipnya sekarang. Masih memikirkan perkataan Alvino kemarin tentang ia yang bukan adik kandung mereka, tentang ia yang hanya anak angkat. Sekarang ia benar-benar tak mempunyai siapa-siapa. Mungkin ia sekarang dekat dengan kakak kandungnya, Raka. Tapi Raka bahkan tak tahu jika Ayu adalah Putri. Ayu benar-benar tak mempunyai siapapun sekarang.
Sekarang Ayu harus bagaimana, Ayu bingung ia besok harus masuk sekolah atau tidak. Ayu tak mau absen terlalu lama, tapi jika ia masuk dan kemudian bertemu dengan kakak-kakaknya dan anak-anak Redox ia harus apa? Mengingat kakaknya saja sudah membuat hatinya sakit, apalagi menemuinya. Air mata Ayu luruh begitu saja ketika memikirkan kehidupannya yang begitu kacau ini.
Tapi Ayu juga tak akan terus-terusan bersembunyi seperti ini dari kakaknya, ia harus menghadapinya dan bersikap sewajarnya saja, Ayu tak akan menghindarinya. Ayu memutuskan akan berangkat sekolah mulai besok. Di sekolah ia harus bersikap seperti biasa saja.
***
Kevin adalah orang yang sangat khawatir akan kepergian Ayu setelah Alvino dan Farel. Ia merutuki kebodohannya saat kehilangan Ayu malam itu. Ia sangat khawatir terjadi apa-apa padanya, ia takut jika Ayu pergi jauh, takut tak bisa mengucapkan kata maaf, dan takut tak bisa memberitahu tentang perasaannya yang sebenarnya.
Setelah sekian lama ia baru menyadari perasaannya pada Ayu, tapi apakah sudah terlambat? kelakuannya pada Ayu sangatlah kasar. Ayu sudah sangat sering mengungkapkan perasaannya, dan Kevin selalu menolak. Apa sekarang Ayu masih bisa menerimanya jika Kevin mengungkapkan perasaannya.
Tapi untuk sekarang yang paling penting adalah keberadaannya, Kevin harus menemukan Ayu dahulu. Saat mendengar bahwa Ayu bukan adik kandung dari Alvino dan Farel tentu Kevin juga sangat terkejut, mengingat itu Kevin juga teringat kejadian kemarin ketika Alvino yang menampar Ayu dan mengusirnya. "Astaga gimana keadaan Ayu sekarang" Kesalnya.
Kejadian Vino menampar Ayu jadi mengingatkannya pada kejadian yang sangat ia sesali dulu. Iya, Kevin pernah menampar Ayu juga.
Dulu saat mereka masih kelas sepuluh ....
Saat itu ....
Kalian kenapa pada diem dieman, gapengen komen apa gitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi : Sekarang aku Ayu bukan Putri
Ficção Adolescente"Ok kalo gitu kalo gue menang motor Lo buat gue." Pinta Jeno. "Udah itu aja?" Mungkin awalnya akan sama seperti cerita transmigrasi lainnya, tapi lebih baik baca sampai jauh dulu ya. #1Saudara (12-25-2022) #1 Kakakadik (12-06-2022) #1 Se...